Archerion
-Love and Memories: Darkness Against Shadows-
“shura huh?” gumam Ciel melihat Seraphime.
“bagaimana perasaanmu?”
“…”
“melihat Yuuko menciumku?” ujar Seraphime dengan senyum licik nya.
“eh? Bukan!! Bukan a… tunggu.. jadi, semalam itu… yang aku lihat itu memang Ciel?” bentak Yuuko yang terdiam sejenak saat mengingat semalam.
“Ciel, let me give a hand?”
“nope,” jawab Ciel singkat.
“oh.. ok..”
Yuuko tersenyum bebas mendengar perkataan Ciel itu. “Ciel..” “you.. go ahead. Raven!”
“tapi bagaimana denganmu?”
“its okay, just leave it to him.” Seru Skull dengan mata yang penuh arti.
Raven dan Yuri membungkuk ke arah Ciel seraya mengeluarkan portal kembali ke arena.
“jadi, teman – temanmu pergi.. menyedihkan” singgung Seraphime tertawa kecil. Seraphime berlari dengan cepat ke arah Ciel. Lelaki dengan ikat kepala hitam itu melontarkan pukulan berkali – kali ke arah Ciel, Ciel memutar tubuhnya dan loncat menghindar serangan Seraphime.
“berhenti lah bermain – main pecundang,”
Di tangan Ciel keluar cahaya berwarna hitam gelap dan cahaya itu mengitari tangan Ciel. Sesaat cahaya itu menjadi katar kembar.
“Historia Monkey Punch!!” dari siku Seraphime mengeluarkan cahaya merah gelap sehingga membentuk seperti sebuah sabit. Seraphime memukul Ciel dengan kekuatan penuh dan cepat.
“Chronos –Katars- Blow” Ciel membalas serangan Seraphime itu, katar Ciel dan gauntlet Seraphime saling bertatapan membuat angin di sekitar mereka terbelah – belah. Saat Ciel mengayunkan katarnya ke kanan dengan tangan kirinya, Seraphime menunduk dan menendang kepala dagu Ciel dengan kaki kirinya berpacu menggunakan ke dua tangan nya.
Ciel melayang ke atas dan terjun bebas ke bawah setelah mencapai kemaksilan gravitasinya. Saat kepala Ciel terjun ke bawah tangan kiri Seraphime dengan sigap langsung mencengkram muka Ciel.
“oh? Skill itu…Black Impact huh?” geram Skull seraya mengatur nafas nya.
“Skull, siapa orang di balik jaket hitam itu? Kamu mengenalnya?” tanya Ranko seraya memegang pundak Skull.
“dia… teman lamaku…” ujar Skull setelah melihat Ciel yang terbangun dari serangan Seraphime.
“ugh,.. sakit juga..” gumam Ciel sesekali melihat tubuhnya mengeluarkan kilatan listrik.
“Ashura Third Gate: Soul Inner Body!! “ di sekitar tanah Seraphime semakin terangkat dan terpecah – pecah.
“Venomous Weapon” katar di sekitar Ciel mulai mengeluarkan aura hijau. “ho… dasar ular” singgung Seraphime yang mulai berlari ke arah Ciel. “sigh… kakiku.. masih sulit untuk di gerakan..” batin nya mulai melatih kakinya.
“kheaagh!!” Seraphime melepaskan pukulan ke Ciel saat meloncat ke arah lawan nya itu. “Back Slide how luck…” tangan Seraphime membentur tanah, saat itu juga tanah itu menyemburkan api ke atas. “its not done yet!!” dari balik semburan api itu keluar Seraphime dengan gauntlet nya yang terselubung api.
“eh?” Seraphime terkejut saat mengetahui posisi Ciel yang melayang bebas dengan kepala mengarah ke arahnya dan di kedua tanganya bukan lah Katar melainkan Twin-Dagger. “bagaimana bisa… dia mengganti equip dengan posisi seperti itu?” Ciel memutar pisaunya dan menebas Seraphime ke depan, setelah menebasnya badan Ciel tertarik kebelakang dengan sendirinya dan menebas Seraphime kembali.
“kheaghh” desah Seraphime merasakan tubuhnya yang tertebas pisau. Mata Seraphime mulai terbuka lebar kembali saat mengetahui Ciel berada di atasnya dan menebas badan Seraphime hingga membentur tanah. Dari tanah itu keluar cahaya biru yang menembus awan di atas nya.
“Dancing Dagger” “tck..” Ciel terpuruk saat darah keluar dari mulutnya.
“ah orang itu!!” Ranko mengingat seseorang yang menatap nya saat terbang. “ecchi…” gumam nya melihat orang itu.
“aku tidak menyangka akan melakukan ini..” Seraphime bangkit dari tempatnya semula, Ciel meloncat ke belakang dan menjauhi Seraphime.
“Ashura Fifth Gate: Iron Black Lotus!!” aura kuning dan bercampur hitam mengeitar kaki Seraphime, terlihat dari aura itu membentuk bunga teratai, iris pada mata Seraphime mengecil dan berubah menjadi hitam gelap, rambutnya lebih panjang sedikit dan terumbai bebas.
“Skill ini? Skill terakhir dari Ashura!!” teriak Skull terkejut melihat seseorang yang telah mengalahkanya di Tournament.
“dia pasti bercanda…”
“… Memoria” iris pada mata Ciel mulai pudar, tubuhnya di selimuti aura gelap, sesaat daerah sekitar yang semula coklat bebatuan mulai terkikis dan menghitam.
Seraphime tersenyum lepas melihat Ciel yang mulai serius menghadapi nya. “Die!” teriak Seraphime. Seraphime menghilang dan bergerak di belakang Ciel lalu melepaskan pukulan ke tepat jantung Ciel. Namun dengan sekejap Ciel membalikan tubuhnya menyamping dan menghalau serangan Seraphime dengan satu pisau di tangan kirinya.
“tch..” geram Seraphime saat arena di sekitar mereka retak dan hancur. Dengan cepat Seraphime memutar tubuhnya dan mengarahkan tendangan ke muka Ciel, namun Ciel menghindar ke belakang dan memutarkan pisaunya. Berpaju dengan pijakan kaki kanan nya Seraphime melayang dan menuju ke Ciel yang dengan posisi tidak sempurna.
Aura yang semula berada di kakinya, berputar dan memcah menjadi layaknya bunga teratai dan berputar di tangan kiri Seraphime. Bersamaan dengan lajunya aura yang tersapu angin di tangan nya itu layaknya bunga bunga yang tersapu angin. Ciel mengembalikan pisaunya dan berlari ke arah Seraphime dengan tangan kosong.
“eh? Ci..Ciel!! apa yang kamu lakukan?” teriak Yuuko bingung.
“dia bisa mati!! A.. eh?” sebelum Yuuko beranjak dari tepatnya terlihat Skull telah menghadang langkahnya.
“kenapa? Dia bisa mati, dia tanpa senjata!!’
“tenang lah.. dia tak akan mati..” ucap Skull dengan nada tenang.
Ciel dan Seraphime saling bertatapan. “got You.” Geram Seraphime setelah berada di belakang Ciel.
“ugh?” sesaat pandangan Seraphime memudar dan terjatuh dengan tatapan mata yang kosong.
“ke..apa.. ng.. kenapa dan apa yang sedang terjadi!?” teriak Yuuko bingung dan berlari ke arah Seraphime.
“Skull… bisa kau jelaskan ini?” tanya Ranko setelah memandang Ciel yang berdiri dan melihat tangan nya sendiri.
“mungkin Waghnak milik Seraphime dapat mengambil nyawa orang itu, namun… element yang berada di Ciel saat Memoria adalah shadow..”
“um.. i`didn’t get it at all..”
“saat arwah orang itu keluar dari tubuh seseorang orang itu pasti mati, begitu juga dengan senjata milik Seraphime, dia berhasil mengambil arwah Ciel.”
“so…”
“hanya senjata milik Seraphime yang memiliki element Shadow, tapi Ciel… seluruh tubuhnya itu adalah shadow itu sendiri. Dengan kata lain, Seraphime`s only takes Ciel Soul… but Ciel was crush Seraphime Soul.”
“jadi… saat mereka saling mengenai tubuh mereka… Seraphime mengambil arwah Ciel, namun Ciel menghancurkan arwah Seraphime?”
“yep, and you know what… while he`s at Memoria Mode, he`s become Zombie.” Ucap Skull saat melihat Ciel berdiri dengan tatapan kosong dan berlumuran darah.
“kenapa kamu tau betul mengenai orang itu?”
“because, during the Emperium War`s… he`s the only one who kill member of guild and using Twin-Sword..” jawab Skull dengan senyum kecil.
“Seraphime.. Seraphime…” panggil Yuuko memegang tubuh Seraphime.
Ciel memjamkan matanya, dan sesaat aura di sekitar Ciel menghilang dan matanya kembali normal.
“long time no see…”
“ya.. kenapa kamu mengincarku..”
“kamu tau, Herion semakin aneh saat aku pergi berlibur yang aku kira awalnya itu kamu mengetahui hanya kamu ketua Guild itu… tapi setelah aku bertemu karaktermu, ternyata beda. Aku merasakan aura persahabatan kita tidak ada lagi.” Kesal Skull mengingat apa yang di alaminya.
“I see.”
“um.. kenapa kalian tidak bergabung dengan kami?” gumam Yuuko setelah melihat tubuh Seraphime menghilang.
“hm? Apa aku bisa diterima? Haha” singgung Skull seraya tertawa lepas.
“you are kidding right…”
“wait!! Jangan katakan itu!” teriak Skull lalu berbisik ke telinga Ciel.
“oh..” Ciel melihat ke arah Ranko.
“apa? Ecchi boys!!”
“huh? Oh kamu perempuan yang waktu itu aku pegang da..”
Sebelum Ciel menyelesaikan ucapanya, Ciel terpental saat di tending Ranko, tubuh Ciel terpontang panting dan terseret hingga menatap pohon dan meledak.
“eh?.. ma..maaf.. itu refleks..” pinta maaf Ranko dan bersembunyi di punggung Yuuko.
-Colosseum-
“hh..hh..”
“why all of sudden loli? Needed your guardian?” singgung Miki melihat Yuri yang tergeletak dengan darah di sekitarnya.
“i`wont lose.. i`cant..” ucap Yuri pelan mencoba bangkit dan menghadapi para makhluk yang telah mati dan di hidupkan kembali itu.
“Yuri!! Semangat!!” teriak Raven dari bangku penonton.
“Raven?.. kheh.. anak itu.. selalu membuatku malu…” batin Yuri tersenyum kecil. Yuri mengankat kembali busurnya dan mengambil anak panah. “tch..” Yuri menahan rasa perih dan sakit dari ke dua tangan nya yang telah berlumuran darah dan sobek, Yuri menggengam busur itu dan menarik anah panah itu dengan gemetaran.
Yuri melepaskan anak panah itu ke tepat ke muka Miki, anak panah milik Yuri tidak mengenainya dan jatuh serta tertancap di tengah rerumun monster itu.
“hahah, how pathetic bitch..”
Mata Yuri tersentak mendengar ucapan itu. “maaf..” Yuri meneteskan air mata dan membasahi luka di pipi Yuri.”Arrow Ravage..” dari dalam tanah keluar anak panak yang tinggi dan lancip sehingga menebas dan menghancurkan semua benda di sekitar anak panah yang tertancap itu. Yuri menutup matanya setelah melihat tubuh Miki yang tertancap anak panah itu dan menjulang tinggi serta beberapa monster nya.
“perasaan apa ini?” tanya Ciel saat berjalan ber empat.
“ada apa?” tanya Yuuko bingung. Melihat Ciel yang memandangi tempat pertarungan itu.
“sudah aku duga kamu juga merasakan nya.” Skull memandangi langit yang mulai berkumpul dan membentuk awan gelap yang besar.
“aku.. menang?” desah Yuri matanya mulai menutup. Sesaat suara yang akan mengumumkan kemenangan Yuri terhenti saat petir gelap menyambar arena dan keluar seseorang dari tempat itu.
Keributan terdengar jelas saat penonton melihat orang itu, sorak sorak dan menghujat itu keluar dari mulut mereka satu demi satu. Orang itu tersenyum licik dan mengarahkan telunjuk tangan nya ke salah satu sudut Colosseum itu. Dari tangan orang itu keluar api dan petir hijau yang membelah arena itu.
“Loki!” teriak Raven seraya menembus dinding arena dan memeluk Yuri.
“well.. this Tournament under my command.”
“eh? Apa maksudnya?”
Yuuko memandangi kerimunan yang mulai melarikan diri akibat hancurnya salah satu sudut Colosseum dan berlari menemui kakaknya.
“kak, apa yang terjadi?”
“ada pengacau.” Jawab Yuki dengan mata yang menusuk.
“lho? Bukanya kakak GM? Kakak harusnya bisa menghentikan orang itu kan?”
“iya, tapi kuasaku jauh di bawah Kyoshi! Dan Kyoshi sekarang sedang mengantar Rin.”
“jangan katakan kalau orang itu..” “Loki.” Skull menjawab pertanyaan Ranko yang belum selesai di ucapkan nya.
“aku binggung, apa hebatnya dengan character lama Ciel itu?” tanya Misa memecah keheningan yang sesaat menyelimuti otak mereka.
“dalam tubuh Loki, ada core yang dapat mengatur Ragnarok jika Kyoshi tidak oll.”
“jadi…” “iya, dia dapat mengatur Ragnarok dengan kehendaknya sendiri.”
“kenapa kalian masih disini? Kalian tidak khawatir dengan teman kalian itu. Aku yakin dia tidak dapat menghalau Loki sendirian.” Tanya Yuki seraya menunjuk Yuri yang telah tidak sadarkan diri di pelukan Raven.
“Listen!! Pertandingan aku rubah! Sistemnya sekarang sistem gugur, dan semua yang menang dan kalah di pertandingan yang lalu tidak di hitung. Dengan kata lain semua berstatus sama!”
“apa?!! Kau bercanda!! Kau tidak lihat Yuri?! Dia bersusah payah dan kamu menetralkan kemenangan kami semua?!! What the fucking hell with you!!” bentak Raven penuh amarah. Sesaat Raven mengeluarkan cahaya biru dari ujung tangan kanan nya dan mengarahkanya ke Loki.
“Ice.. Ne.. Nac?” Raven mengagalkan Skillnya saat melihat Nac menghadang di depan nya.
“jangan terbawa emosi.”
“apa kamu gila!! Yuri hampir mati!! Kenapa denganmu!” bentak Raven dengan keringat yang membasahi tubuhnya.
“jangan merusak kemengann Yuri.”
“tch, why you so calm!”
“apa kamu lupa?” tanya Nac dengan pandangan kosong. Raven menutup matanya dan mengingat masa lalu nya.”tapi… kekuatanku adalah kekuatan untuk melindungi Yuri” Raven membuka matanya seketika dan irisnya bergetar hebat.
“same like you… Yuri begini karena dia ingin membuktikan kalau dia juga dapat melindungimu.”
“…” Raven menundukan kepalanya dan memandangi Yuri yang bersandar di badan nya.
“apa aku menganggu reuni kalian?”
Nac terdiam sepi dan melihat orang itu di depan nya. “ini dia daftar pertandingan kalian!!” teriak Loki setelah mengeluarkan daftar nama – nama pertandingan dari awan gelap, setelah itu dia menghilang.
Nac vs Misa
Ciel vs Miki
Raven vs Haseo
Yuri vs Luca
Roxas vs Ranko
Yuuko vs Caissa
Tsubasa vs Seraphime
Skull vs Miki
“Yuuko, Ranko. Suruh mereka berkumpul di Klonoa setengah jam lagi.”
“eh? Bagaimana denganmu?”
“Skull ingin menunjukan sesuatu kepadaku, dan kami telah lama tidak ketemu.”
“eh… jadi… kamu juga homo dengan Skull!! Ranko ayo pergi!!”
Yuuko tersenyum geli mengingat apa yang di katakan Ciel sebelum mereka menuju Colosseum. Yuuko melihat jam dan hampir menunjukan setengah jam yang lalu. Yuuko mengatakan kepada guild nya untuk berkumpul di Klonoa.
= Klonoa, The Dust Spring Town =
“wow, tempat ini begitu indah…” kagum Raven melihat kota bernuansa Jepang dan gugurnya daun sakura yang tersapu angin dan menghiasi jalan kota.
“Yuri, kenapa kamu bisa sampai seperti ini?” khawatir Yuuko saat Yuri tersadar di tempat tidur.
“um… aku memang kurang jago dalam berkelahi.” Ucap Yuri pelan. Yuuko memeluk Yuri begitu juga dengan Misa.
“aku ada kabar buruk, pertandingan di ulang… dan sistemnya sekali gugur.” Lanjut Raven seraya menyodorkan segelas air mineral.
“oh gitu…”
“jangan khawatir, aku ada sesuatu untukmu sebagai permintaan maafku dan Skull..”
“eh?” Yuri terkejut saat Ranko memasangkan kalung di leher nya.
“apa ini?”
“dapat dari mana kamu?” tanya Nac tidak percaya melihat kalung berbentuk kuku yang tengahnya ada ruby berwarna vermillion.
“Tyargram, The Unknown Necklace “ seru Yuuko melihat kalung yang bergelantungan di dada Yuri.
“yah.. beruntung sih… aku mendapatkanya dari kuku Behemoth” jawab Ranko dengan muka polos dan menjulurkan lidahnya.
“ini hanya ada satu bukan?”
“iya… dan ini bukan Drop dari Behemoth. Melainkan di buat dari kuku behemoth.” Lanjut Nac menjawab pertanyaan Yuri.
“siapa yang membuatnya?”
“Skull.”
Tiba – tiba suasana hening dan sepi, angin mulai berhembus cepat dan membuat jendela yang terbuka itu menutup. Keheningan suara itu terpecah saat suara pintu terbuka. Semua mata tertuju ke arah pintu itu.
“er… ramai sekali?” tanya seseorang dengan rambut merah acak – acakan dan daun yang berada di bibirnya.
“Skull? Dari mana saja kamu? Loki telah mengubah segalanya.”
“ya – ya aku tau… kalian semua.. ikut aku!” Skull mengeluarkan bola berwarna biru dan melemparkanya ke atas di antara mereka.
“eh apa – apaan kamu memutuskan sesuatu berdasarkan keputusanmu sendiri?” kesal Raven. Atas bola itu berputar ke kanan dan bawah bola itu berputar berlawanan arah. Sesaat dari gesekan bola itu mengeluarkan cahaya kuning dan membuat mereka semua menghilang.
“um.. dimana ini?” gumam Yuri seraya mengusap - usap matanya.
“Hell!! Sudah aku katakan jangan memutuskan sesuatu menurut egomu cacaad!!” teriak Raven seraya di halau Nac yang akan memukuli Skull.
Dengan senyum polos Skull menunjuk ke sesuatu di depanya. “eh?” respon Ciel dengan cepat saat mengetahui teman teman nya datang.
“…” mata Yuuko bergetar hebat, jantungnya berdebar kencang saat melihat Ciel yang melirik ke arah mereka dan di antaranya banyak darah serta orang orang mati.
“apa yang terjadi Ciel!!” teriak Yuuko melihat Ciel yang berdiri dengan kaki kirinya di atas tumpukan mayat dan tangan nya memegang crystal berwarna emas dan di antara cahaya matahari yang menyinari tubuh Ciel dari jendela yang besar.
“Empe..ria?” takjub Misa melihat crystal yang indah itu.
“well… dari pada kami bosan dan tanpa Castle… kita mengisi waktu luang saja deh dengan mengambil ini?” ucap Skull santai seraya berjalan menuju ke arah Ciel.
“jangan bilang kalau…”
“iya, aku tidak tahan sih.. jadi aku ajak Ciel saja menikmati masa lalu” lanjut Skull seraya tersenyum bebas dan menoleh ke arah Ranko.
“dia benar – benar tidak bercanda? Hanya mereka berdua dapat membuntuh 30 orang…” batin Ranko melihat Skull merangkul Ciel dengan senyum bebas dan Ciel tersenyum kecil seraya dengan mata tertutup.
“eh? Jadi dengan kata lain… Klonoa..”
“yep, detik ini Klonoa berada di tangan kita” seru Skull seraya melihat mayat – mayat itu mulai menghilang.
“kita?”
“Welcome to Skull and Ranko.”ucap Ciel seraya memandangi cermin bergambarkan perempuan bersayap yang sedang mengepalka ke dua tanganya
= Klonoa Castle, Night =
Yuuko terdiam dan memandangi keindahan Klonoa dari atas Castle milik nya, sesekali angin berayun dan menyibakan rambutnya. Cahaya – cahaya yang menghiasi kota pada malam itu semakin indah saat bulan terlihat jelas dan bundar besar berwarna hijau – hijau muda dan tercampur pink.
“kenapa denganmu?”
“eh?” Yuuko terkejut dan tersandar dari melamun nya.
“ups.. maaf, bukan maksudku bikin kamu terkejut” lanjut seorang perempuan berambut hitam dengan dua utas kain yang menggantung di pundaknya dan celana panjang hitam ketat.
“Misa?”
“apa yang terjadi denganmu dan Ciel? Kalian tidak terlihat berhubungan baik.”
“bukan itu yang ada di pikiranku sekarang..”
“namun?”
“masa lalu mengenai Ciel.” Ucap Yuuko dengan muka sedih. Ciel membuka matanya dan memandang gelang nya.
To Be Continued…
Jikai, Archerion – The Truth About Ashigawa -
“um... Dilema…“
-Ranko-
0 komentar:
Posting Komentar