Blogger Backgrounds

Minggu, 17 Juli 2011

Archerion Chapters 16


     Archerion
                               Requiem of Souls –

Lelaki berambut hitam pendek serta ikat kepala di dahi nya itu mulai mengencangkan Gauntlet nya.

“tidak ada kesempatan seorang Blacksmith untuk mengalahkan seorang Shisa sepertiku”

“bring it on newbie” Skull mengarahkan jemarinya ke arah Seraphime dan memperlihatkan jari – jari nya naik turun.

Seraphime hanya tersenyum kecil, sesaat Seraphime mengayungkan dan menghempaskan tangan nya dari atas ke bawah dan ke arah Skull. Dari tangan Seraphime keluar angin yang bergerak dan membelah arena ke arah Skull. Skull menggeser badan nya dan menghindari serangan Seraphime itu.

“dari jarak sejauh ini… kekuatan nya masih terasa besar” batin Skull dengan tatapan bingung.

“hey, where are you looking at?” seru Seraphime yang berada di depan Skull secara tiba – tiba. Seraphime mengarahkan pukulan nya ke muka Skull. Skull terpental jauh dan terpontang panting.

“Skull… Semangat!!” teriak perempuan dengan rambut kuning sebahu.

“tch!! Dia bahkan tidak memukul ku… melainkan pukulan tadi mengakibatkan angin yang membuatku terpental…” geram Skull seraya mengingat kejadian yang baru saja menimpa nya.

Berpacu dengan palu besarnya Skull mencoba berdiri dan memandang Seraphime. Skull menyeret palu nya dan berlari cepat ke arah Seraphime. “gerakan nya cepat” batin Seraphime dengan posisi siaga. Setelah mengetahui tubuh nya mendekat ke arah Seraphime, Skull berpacu di ke dua kaki nya dan meloncat tinggi. Tanah di tempat Skull berpijak retak beriringan asap yang bergumpal. Skull menghempaskan palu nya ke arah Seraphime dengan kekuatan penuh.

“take this!! Hammer Fall!! ” Seraphime menarik tubuhnya kebelakang dan mengakibatkan palu milik Skull menatap arena. “serangan apa itu.. tch jika saja aku terkena… mungkin aku langsung mati”  batin Seraphime memutar tubuhnya dan berdiri tegak.

Dari gumpalan asap hasil ledakan yang di sebabkan Skull itu mulai memudar dan Nampak tubuh lelaki dengan palu di belakang leher nya. Mata Seraphime terbuka lebih lebar saat melihat tanah yang hancur begitu besar daya hancur nya.

Seraphime memandangi setiap penjuru tempat penonton menyaksikan pertandingan itu. “dia tidak di sini…” batin Seraphime seraya menghela nafas nya.

“well, c`mon lets end this one…” Seraphime mengacungkan jari tengah nya ke arah Skull dengan muka bosan.

Maximum Power”  dari sekitar tubuh Skull keluar aura merah bercampur kuning. Saat Seraphime mengedipkan mata nya, Skull menghilang dan berlari sangat cepat ke arah Seraphime yang telah bingung dengan tingkat kecepatan lari Skull.

“dengan palu sebesar itu… dia hanya memegang dengan tangan kiri nya saja”  batin Seraphime melihat gerakan Skull meski hanya sekilas.

“Ashura First Gate: Inners Body “  tatapan mata Seraphime semakin tajam, batu – batu kecil di sekitar nya mulai terangkat dan angin di sekitarnya berputar di sekitar kakinya dan mengakibatkan aura berwarna putih mengitari tubuh Seraphime.

Skull mengayunkan palunya ke arah Seraphime dari arah depan nya. Tanpa bergerak sedikitpun Seraphime menghalau palu Skull dengan tangan kosong nya. Palu itu hancur seketika setelah terkena tangan Seraphime. Mata Skull terbelalak tidak percaya dengan kekuatan di depan mata nya. Seraphime menggenggm muka Skull dengan tangan kanan nya.

“Black Impact”  seru Seraphime. Sesaat dari tangan kanan Seraphime keluar cahaya hitam dan membuat Skull terpental.

“ugh..” desah Skull saat aliran listrik berwarna hitam mengitari tubuhnya. Skull mengambil gelas kimia berisi cairan berwarna kuning dan meminum nya.

“orang itu..” ucap Seraphime dengan tatapan sepi. Skull bangkit dan aliran listrik itu menghilang setelah Skull menegak cairan itu.

“I see…”

“aku kira orang itu seperti Luca…” desah Skull memandangi Seraphime.

“menyerah lah, senjatamu sudah hancur” seru Seraphime sesekali memandangi senjata Skull yang berserakan.

“so what?” jawab Skull seraya menegak cairan yang berbeda lagi.

Skull berlari ke arah Seraphime seraya mengeluarkan tabung kaca di sela – sela jemarinya. Skull loncat dan melempar kan tabung itu seraya menarik tubuh nya ke belakang.

Tanpa menghiarukan serangan Skull itu, Seraphime berlari dan menghindari tabung kaca yang di depan nya. “Spirit`s Control” Saat Seraphime berlari, keluar sinar bola berwarna biru laut itu mengitari Seraphime. Sinar bola itu satu demi satu menuju Skull dengan kecepatan penuh, Skull memutar tubuh nya ke kiri dan loncat ke samping untuk menghindari bola itu. Sesaat bola terakhir yang menujunya Skull berpacu dengan tangan kirinya dan menopang tubuhnya saat dalam ke adaan melayang.

Dengan menggunakan tangan kanan nya Skull meletak mengambil sinar bola itu dan mengembalikan nya ke arah Seraphime. Bola itu meledak saat mengenai tubuh Seraphime.

cepat sekali gerakan nya “  batin Seraphime di tengah gumpalan asap itu.

“Acid Demonstration!!”  Skull melemparkan botol kimia di tengah gumapalan asap itu. Botol itu meledak saat mengenai arena dan mengakibatkan api yang menjalar. Seraphime keluar seraya berguling – guling untuk memadamkan api di tubuhnya.

“Damn!! Api ini tidak bisa padam!!” geram Seraphime merasakan panas di siku dan beberapa anggota badan nya.

“aku tidak menyangka bakal menggunakan ini..”  Seraphime memandangi tempat duduk yang kosong. “ya sudahlah, apa boleh buat.. Ashura Second Gate: Gentle Touch” api yang semula hampir membakar habis tubuh Seraphime, mulai melayang dan bercampur aura putih sebelum nya. Mata Seraphime yang semula coklat berubah menjadi ungu pekat. “maaf telah meremehkanmu… ternyata kamu seorang Biochemist “ keluh Seraphime diantara beberapa anggota tubuhnya yang terluka mulai menutup.

Skull tersenyum kecil melihat tanah di sekitar Seraphime mulai retak, “Acid Demonstration!!”  Skull melemparkan botol kimia yang sama ke arah tepat ke Seraphime, Seraphime loncat dan menarik tubuhnya kebelakang. Mata Seraphime terbelalak saat mengetahui senyum licik Skull.

“Mandagora Snore!!” Dari sisa cairan yang di lemparkan Skull sebelumnya keluar tanaman hidup dengan gigi yang tajam di kelopaknya. Tanaman itu memakan tubuh Seraphime.

“Gentle touch hanya memberikanmu kekuatan dan kecepatan penyembuhan.” Ucap Skull.

“Skull… hebat” gumam orang yang duduk di sebelah bangku Skull.

“Ashura Third Gate: Soul Inner Body” tumbuhan itu mulai terbakar dari dalam, saat itu juga tubuh Seraphime di kelilingi aura hitam ungu. Seraphime melangkahkan kakinya keluar dari tanaman yang mulai mati itu, beriringan dengan melangkahnya Seraphime, keluar api setiap pijakan nya. Skull mulai berlari dengan kecepatan penuh begitu juga dengan Seraphime. Skull melepaskan pukulan dengan tangan kanan nya, namun Seraphime menunduk dan melancarkan tinjuan dengan tangan kirinya.

“its done” seru Kyoshi seraya meninggalkan Yuki.

“eh?” Yuki terkejut melihat retina mata Skull yang mulai memudar dan mata Skull mulai pucat. Skull terjatuh setelah mengenai pukulan Seraphime.

“fucking mandagora…”  kesal Seraphime seraya menetralkan aura dan matanya kembali berwarna coklat. Setelah di umumkan Seraphime menang, mata Seraphime bergetar dan tubuhnya terjatuh.. “khheagghh!!” teriak Seraphime saat keluar darah dari mulutnya. “kalau saja telat 3 detik, aku pasti kalah..” gumam Seraphime saat mengetahui cairan di dalam mandagora bercampur dengan darahnya melalui tubuh nya.

“Kyoshi, tadi… serangan yang di lakukan Seraphime..” tanya Yuki di belakang Kyoshi saat berjalan di lobby.

Waghnak Gauntlet of Soul`s”

“tidak hanya itu bukan, Ashura Gate ke tiga itu membuat element di senjata atau armor kita akan mepengaruhi tubuh kita bukan?”

“iya, Fire akan menambahkan kekuatan, Wind kecepatan, Ice penyembuhan, Earth pertahanan.” Jelas Kyoshi memasuki ruangan yang penuh mesin.

“bagaimana dengan Light dan Dark?”

“kamu itu Game Master, masih tidak paham juga?” ledek Kyoshi kepada perempuan dengan kuncir 2.

“aku tidak sepandai kamu, ah! Jangan bilang kalau dark itu…”

“yep, hal yang di sentuh atau menyentuhnya dapat mengakibatkan kematian. Sedangkan Mordigian, mentransfer semua Mana Points ke gauntlet itu. Saat mengenai lawan, gauntlet itu akan mengambil jiwa orang itu tanpa melukai tubuhnya.”

“ternyata memang masih banyak ya senjata yang mengerikan.. ya sudah, aku pergi dulu. Takut di rumah tidak ada makan malam, kasihan Yuuko.” Yuki menundukan kepala nya seraya menghilang seiringan dengan symbol di sekitarnya.

“Skull, kamu baik – baik saja?” seru perempuan berambut pendek itu.

“aku, baik – baik saja kok.. Ranko..” Skull mencoba menenangkan perempuan di samping nya.

= Sankarea Resident, Night, 19:21 P.M. =

“Yuuko, makan malam nya sudah siap” panggil Yuki seraya mengetuk pintu kamar Yuuko. Yuki membuka pintu kamar Yuuko dan di lihat kamar tidurnya yang masih rapi. Yuki mengambil ponselnya yang bergelantungan di lehernya. Dan mencoba menghubungi Yuuko.  “Yuuko, kamu kemana sih” kesal Yuki tercampur khawatir mengetahui adiknya tidak mengangkat panggilanya.

= Ashigawa Resident, Night, 19:34 P.M. =

“jadi, Yuuko tidak ada di rumah semenjak offline dari Archerion?” tanya Kyoshi seraya meletakan secangkir coklat panas kepada perempuan berambut hitam, mata berwarna biru laut di balik pakaian  berwarna hitam dan celana pendek serta jaket panjang.

“Ciel juga tidak ada ya?”

“kakak lagi di tempat kak Caissa” seru Rin seraya mengambil makanan dari kulkas.

“mungkin saja Yuuko juga di tempat Caissa, ya sudah lah. Selagi kamu di sini.. mau bahas updated Archerion selanjutnya?” ajak Kyoshi seraya menyalakan pendingin ruangan.

= Caissa Resident, Night, 19:35 P.M. =

“baru kali ini kita berbagi tempat tidur…” seru Caissa dengan muka merah redup.

Ciel membuka matanya yang masih sayu memandangi perempuan di samping nyadan di dalam selimut yang sama dengan dirinya.

“eh? Kenapa kita ada di tempat tidur yang sama?” tanya Ciel terkejut seraya bangun dan duduk agak menjauh dari tubuh Caissa.

“bukanya kamu yang membuatku begini setelah Rin pulang tadi!!” jawab Caissa seraya menutupi anggota badanya dengan selimut.

“*gezh* aku lupa.. ma..”

“its okay” Caissa memotong pembicaraan Ciel seraya menutup bibir Ciel dengan telunjuk jarinya.

Ciel memandangi Caissa dan terlihat kalung yang sama berada di leher Caissa. “maaf saat itu… Loki…” seru Caissa seraya menunduk dan duduk di kepala ranjang.

“aku tau kok, setidaknya senang kamu kembali.” seru Ciel dengan tatapan kosong.

“tapi characterku masih berada di tangan Loki.”

“karaktermu.. di tangan Loki?” gumam Ciel seraya membayangkan sesuatu.

“PERVERT!!” kesal Caissa seraya membalikan tubuhnya menggenakan pakaianya.

“well, kamu masih suci kan?”

“pasti lah!! Keliatan juga kan masih kencang gini!!” kesal Caissa seraya menggenakan kimono dan menggeser pintu kamarnya dengan kencang.

Saat menggenakan celana panjang nya, Ciel menggingat seseorang yang melihat nya dan Caissa semula. “Yuuko?” batin Ciel seraya berlari dan membawa bajunya berlari keluar rumah Caissa.

= Okinawa City Park, Night, 20:01 P.M. =

Tiang tinggi yang ujung nya bercahaya mulai tertutup dengan butiran salju. Taman yang semula gelap mulai terang beriringan sinar bulan yang menembus awan di sekeliling nya. Yuuko duduk di tempat yang bisa di maju dan mundurkan seraya menundukan kepalanya dengan pandangan kosong.

“tidak baik perempuan di luar sendiri dan di tempat sunyi” mata Yuuko terkejut mendengar suara lelaki itu.

“Riku? Sejak kapan kamu pindah ke Okinawa?” tanya Yuuko terkejut lelaki di balik jaket tebal itu.

“um.. mungkin 2 hari yang lalu. Masih sering ya kamu ke tempat ini?” lanjut orang itu berdiri di depan Yuuko.

“oh.. long time no see..”

“yeah, kenapa denganmu?” tanya orang itu lagi.

“nothing…” “lies”

Mata Yuuko terbuka lebih besar sedikit, orang itu memegang dan menarik tangan Yuuko dan membuat Yuuko beranjak dari tempat nya duduk. Orang berambut coklat muda itu memegang ke dua pundak Yuuko.

“um, apa yang akan kamu lakukan…” muka Yuuko mulai memerah dan Yuuko memalingkan matanya dari muka lelaki itu.

“dimana orang itu? Orang selalu bersama mu, lelaki dengan rambut putih. Apa dia yang membuatmu sedih seperti ini?” orang itu semakin kencang mengenggam ke dua pundak Yuuko.

dia tidak berubah… dia mengetahui apa yang aku rasakan tanpa bertanya aku tidak apa – apa, kenapa kamu mencari Ciel? Bagaimana kamu tau aku selalu bersamanya?”

“dimana Ciel?”

“kenapa kamu mencarinya?”

“Yuuko!”

“Riku!” Yuuko membalas ucapan Riku yang terdengar lantang.

Sesaat air mata Yuuko menetes dan membasahi pipinya. Riku mendekap tubuh Yuuko “cerita” Yuuko mengingat apa yang dia lihat di rumah Caissa.

= Flare Town =

Monster – monster berbentuk musang dan di kelilingi api mulai tumbang satu demi satu, dari dalam tubuh musang itu mengeluarkan api berwarna api gelap.

“Nac, ayo pulang. Aku lelah” desah Misa seraya mengusap air di keningnya.

“baiklah, setidaknya aku telah mengumpulkan 400 Blazing Tail berkatmu juga aku telah menyelesaikan Quest ini.” Nac memasukan kembali Asccedant nya.

Misa membuka gerbang dan men teleport mereka kembali ke Moleria.

Ciel berjalan menelusuri Okinawa dengan pakaian lengan panjang bernuansa hitam. Sesekali Ciel menoleh ke kanan dan kiri mencari Yuuko. Sesampai nya di taman yang penuh dengan tumpukan salju, Ciel melihat seseorang di balik pohon yang rimbun akan salju. Terlihat Yuuko yang sedang berada di pelukan seseorang dan telah mencumbunya.

Ciel tersenyum kecil dan memaling kan badan nya hendak pergi dari balik pohon itu. Mulut Ciel tertutup oleh telapak tangan dan membuat Ciel terkejut. Saat Ciel memandang orang yang telah menutup mulutnya itu, Nampak Caissa yang telah melihat apa yang Ciel lihat itu.

Yuuko mendorong Riku dan menampar nya.”apa yang kamu lakukan!!” teriak Yuuko seraya menghapus apa yang telah terjadi pada bibirnya.

“kenapa kamu melindungi orang itu, katakan dimana dia!! Dia telah membuatmu hancur seperti ini.”

“sudah aku katakan, aku tidak perlu perlindunganmu lagi! Aku bukan gadis kecil seperti dulu.” Yuuko berlari meninggalkan lelaki itu.

“aku akan mengambilmu dari Ciel.” Yuuko mengerutkan dahinya dan membalikan tubuhnya. Yuuko terkejut Riku yang berdiri tak jauh di belakang nya sudah tidak ada, yang ada hanya tapak kaki yang membekas di tumpukan salju.

“harukaze-kun” batin Yuuko seraya melihat – lihat sekitar. Yuuko berlari dan mencari Riku di sekitar taman itu, sesaat Yuuko melihat bayangan lelaki yang berjalan dan berbelok ke kanan. Yuuko berlari dan mencoba meraih lelaki itu.

“Ciel?” seru Yuuko pelan melihat lelaki itu yang telah berjalan ke sisi jalan.

“Ciel!! Apa dia melihat apa yang Riku lakukan kepadaku?” tanya Yuuko setelah menyebut nama lelaki yang sebaya dengan nya itu. Ciel memalingkan wajahnya ke arah Yuuko. Terlihat muka Ciel yang agak sedih dari sisi jalan, langkah Yuuko berhenti saat kendaraan besar yang melaju di depan nya dengan cepat. Setelah kendaraan itu berlalu, Ciel tidak ada di tempat dia berhenti semula.

= Ashigawa Resident, Morning, 05:01 A.M. =

“kak, hari ini kan libur.. aku boleh pergi bermain dengan teman – teman ku?” tanya perempuan berambut hitam panjang yang terurai bebas.

Ciel menganggukan kepalanya dan tersenyum kecil. “take care” ucapnya pelan.

Rin tersenyum kecil seraya berlari meninggalkan kakaknya. Ciel masuk ke kamarnya dan menggenakan headset seraya merebahkan tubuhnya.

“hm? Updated baru?” serunya pelan melihat launcher Archerion yang sedang menupdated beberapa file.

Archerion 4.2

Niflheim, Town under Shadows.

“Ciel” panggil seseorang setelah mengetahui seseorang yang keluar dari symbol berwarna biru.

“Raven?”

“kamu tau dimana letak Niflheim?”

“nope”

“seharusnya berada di barat daya Moleria dan beberapa meter ke timur itu akan menjadi letak kota tersebut, tapi tadi aku dan Yuri telah mencoba kesana namun nihil.” Geram Raven seraya mengelus kepalanya.

“Raven, Ciel, Yuri!!” teriak Yuuko dari kejauhan.

“Yuuko? Hey, kenapa pakainmu berbeda?” tanya Yuri yang melihat Yuuko menggenakan pakaian seperti siswi SMA.

“well, aku di beri tau kak Yuki, kalau armor yang kita kenakan bisa di upgrade dan menjadi armor layaknya anak jaman sekarang, tapi statusnya sama kaya armor yang dulu. Contoh itu, armor menggenakan armor layaknya ksatria, dia bisa upgrade armor itu menjadi pakaian biasa entah pakaian tidur atau santai, tapi status armornya sama kaya armor ksatria itu… dan aku juga gak percaya diri kalau menggenakan pakain terbuka…” Yuuko menggaruk – garuk pipinya dengan telunjuk seraya menutup rok pendek dan menyilangkan kakinya.

“Awesome!! Dimana aku bisa mengupgrade armornya? Armor ini payah, bahkan untuk menggaruk pantatku rasanya susah” keluh Raven seraya menunjukan armor di belakang nya.

“ng… di Blacksmith itu juga bisa..” jawab Yuuko dengan memasang muka aneh.

“Ciel… apa semalam kamu..”

“hm?” jawab Ciel setelah melihat Yuri dan Raven berlari meninggalkan mereka.

“maaf menggangumu.” Lanjut Ciel seraya berjalan meninggalkan Yuuko.

= Black Horn Forest =

“kh…”

“skull, kamu baik – baik saja?”

Maximum Power..” Skull berlari dan menyeret palu besarnya ke arah monster berbentuk tanaman besar yang memilik akar yang menjalar dan setiap akarnya berbentuk rusa. Skull menghindari serangan dari akar monster itu dan berjalan di badan monster tersebut. Skull loncat dan mengarahkan palunya ke arah monster itu.

“Hammer Falls!!” Skull menatapkan palunya dengan keras membuat monster itu terpecah dan mengeluarkan cairan berwarna hijau. Saat itu juga senjata Skull hancur berkeping – keping.

“congrats..” terdengar suara seseorang di balik pepohonan yang gelap. Dari dalam pepohonan yang gelap keluar seseorang seraya bertepuk tangan dan senyum kecil.

“Seraphime..” ucap Skull dengan pandangan mata yang tajam. Saat Skull akan beranjak dari tempatnya, tubuh Skull terhenti akibat cairan monster itu yang membuat tubuhnya tidak dapat di gerakan.

“apa yang akan kamu lakukan?!” Ranko menghadang laju Seraphime yang menyiapkan Waghnak nya.

“I love to PK`ed” jawab Seraphime di senyum jahatnya.

“R..anko… ru..n..” tubuh Skull semakin mengeluarkan keringat saat cairan itu mulai merusak tubuhnya.

“Skull..” panggil Ranko seraya melirik seseorang yang telah roboh di belakang nya dengan pandangan kesedihan.

“hey, kemana kamu melihat” Seraphime yang tiba – tiba telah melayang dan mengarahkan Waghnak nya ke arah Ranko yang telah membelakangi nya.

Sesaat Waghnak milik Seraphime membentur pisau dan orang itu memukul Seraphime dengan tangan satunya. Seraphime terpental dan terjatuh seraya bangkit saat dalam kondisi terpental.

“so, its you Ashigawa?” seru Seraphime mengusap darah yang keluar dari bibirnya.

“Antidote!!” cairan di sekitar Skull menghilang begitu pula dengan badan nya kembali normal. Ranko memegangi Skull seraya melihat lelaki dengan celana panjang dan jaket hitam di depanya.

“kenapa kamu menolong nya?”

“its been a while, Ashigawa.” Sapa Skull melihat Raven, Yuri dan Yuuko berlari di ke arah mereka.

“Riku?” panggil Yuuko terkejut melihat lelaki yang telah di pukul Ciel.

“well, Yuuko. Seperti apa yang telah aku katakan semalam, Ciel. Kita bertarung, merebutkan Yuuko.”

“eh?” muka Yuuko memerah dan binggung. “apa yang kamu katakan?!”

“i`ll not allow bastard like you to take Yuuko from me.” Ciel mengambil dagger satunya.

Ciel?.. apa maksudnya mempertahankanku dari sisinya…” mata Yuuko bergetar hebat mendengar ucapan Ciel. “emosinya memang tidak pernah ketebak”  lanjut Yuuko berbicara kepada dirinya sendiri.

“Skull, siapa orang – orang ini?” tanya Ranko melihat orang asing di sekitarnya.

“kheh, kau yang telah mencoba membunuhku. Entah kenapa aku tidak ingin membalas dendam” Raven tersenyum seraya duduk di samping Skull.

“Ashura First Gate: Inner Body!!”

To Be Continued…

Jikai, Archerion – Love and Memories ; Darkness Against Shadows –
                         
                    “ love is a sweet Illusions “
                 -Yuri Hanachi-

0 komentar:

Posting Komentar