Archerion
-The Truth about Ashigawa-
“huh… about Ashigawa?” setelah mendengar perkataan itu dari mulut manis Yuuko, angin tiba – tiba menyerbak tubuh Misa.
“kamu menyukainya?”
“eh?! kenapa tiba – tiba kamu bertanya seperti itu?” Yuuko berbalik bertanya kepada Misa yang telah menatapnya.
“kalau memang suka, nyatakan saja~”
“eh? tapi kita kan perempuan?!”
“huh? Kenapa memang dengan kita perempuan? Bukan nya itu malah membuat kita mempunyai nilai plus untuk memikat mereka kan?” Misa tersenyum kecil.
“ke.. kenapa jadi ganti topik gini?!” Yuuko menutupi mukanya yang telah merah.
“hihi.. okay okay… kenapa dengan Ashigawa?” seru Misa setelah tertawa kecil melihat tingkah laku Yuuko.
“ternyata kalian di sini.”
“kakak?!” Yuuko terkejut dengan suara di belakang nya.
“kamu masih memikirkan tentang ucapan Kyoshi itu?”
“i..iya” Yuuko menundukan kepalanya.
“ucapan apa?” bisik Misa setelah merambat ke arah Yuuko.
“baiklah… kamu benar – benar menyukai Ciel huh… masih kelas 1 aja sudah main perasaan.” Keluh Yuki setelah menghela nafas nya.
“ehh ngg..” “…kalian berdua mendekat, janji jangan katakan kepada siapa pun kay?” Yuki mengulurkan tangan nya.
Yuuko dan Misa meletak kan telapak tangan mereka di atas tangan Yuki. “Memory Dust” tiba – tiba di sekeliling mereka bertiba keluar serbuk seperti cahaya bintang yang mengitari mereka. Yuuko terkagum seraya melihat – lihat sekitar, sesekali Yuuko melihat kakak nya yang telah memejamkan mata. Yuuko melirik ke arah Misa yang telah melakukan hal yang sama dengan kakak nya.
2 years ago…
“huh? Dimana ini?” tanya Yuuko kepada dirinya saat merasakan angin yang berhembus kencang dari belakang nya.
“kita hanya akan melihat masa lalu Ashigawa hanya di game ini saja, ok?”
“kakak? Eh?Kyaaa!!” teriak spontan mengetahui diri nya, Misa dan Yuki terjun bebas.
“hei Yuuko” sapa Misa dengan senyum polos dan melambaikan tangan ke arah Yuuko.
“bagaimana bisa dia sempat menyapaku di tempat seperti ini!!” geram Yuuko melihat perempuan berambut panjang dan berwarna hitam itu. Yuuko menutup mata nya dan mengarah kan ke dua tangan nya ke kepala untuk menahan nya dari benturan. Saat tubuh Yuuko hampir menyentuh tanah, tiba – tiba tubuh nya terangkat dan kaki nya menopang tubuh nya secara pelan.
“ini dimana?” tanya Misa menahan rok panjang nya dan membenar kan topi musim panas nya.
“Moleria 2th yang lalu. Jauh berbeda kan? Lihat saja, player – player nya pun tidak sebanyak sekarang.” Jawab Yuki seraya melihat adik nya terengah – engah dan mengatur nafas nya.
“selama di tempat ini, kita jadi tidak terlihat. Dan waktu Memory dust hanya berlangsung 2 menit.”
“bagaimana kalau kita berada di sini lebih dari 2 menit?”
“kamu tidak akan mau jika bermain – main dengan waktu.” Jawab Yuki dengan tatapan sepi.
Setelah Yuuko menghela nafas nya, terlihat seorang anak kecil usia 14th yang sedang berlari seraya memegang telur berwarna putih dengan corak garis biru langit. “Ciel?” batin Yuuko sekilas melihat anak itu, Yuuko beranjak dan mengikuti anak itu. “Yuuko?” tanya Misa yang mengikuti Yuuko dari belakang. Yuuko terdiam dan mendengarkan percakapan anak kecil berambut putih itu dengan perempuan yang lebih dewasa dengan rambut hitam terikat menjadi seperti buntut kuda pony.
“kak… lihat ini.” Lelaki itu menyerahkan telur yang di bawa nya.
“simpan lah terus telur ini, jika menetas kamu akan tau betapa menarik nya sesuatu di dalam telur ini” jawab perempuan itu dengan senyum manis. “senyum itu? Belum pernah aku melihat senyuman seindah itu” batin Yuuko menelan ludah nya.
Anak kecil itu mengangguk – angguk kan kepalanya arti tanda mengerti apa yang kakak nya ucapkan. Anak itu menarik tangan kakaknya serta berjalan lurus, sesaat perempuan itu memalingkan tubuhnya, perempuan itu tersenyum sekali lagi ke arah seseorang.
“kenapa Yuuko?” tanya Misa binggung setelah melihat perempuan itu memalingkan tubuh dan wajah nya.
“apa dia tersenyum kepadaku?? Ti.. tidak mungkin, kami tidak terlihat di tempat ini.. kami seperti bot” batin Yuuko saat mata nya bergetar hebat.
“hey jangan bengong saja, ikut atau tidak?” panggil Yuki yang telah berjalan santai di depan Yuuko dan Misa.
= Moleria Garden =
“Ciel, kemari..” panggil perempuan itu serta berdiri dengan ke dua lututnya. Ciel berlari ke arah perempuan itu. Sesaat perempuan itu mengalungkan sesuatu di leher Ciel, Ciel memegang kalung itu berupa crystal biru laut yang membentuk prisma. “jangan hilang sampai hilang ya?” lanjut perempuan itu terpancar senyuman di wajah nya lagi.
Ciel tersenyum gembira mendengar perkataan kakak nya itu, “dia… manis juga jika tersenyum dan tertawa bebas seperti itu… tetapi sekarang…” batin Yuuko setelah itu terbayang muka Ciel yang tanpa senyuman dan hanya tersenyum kecil ke dirinya.
“kakak, kemana pergi nya perempuan itu?”
“ke tempat dimana waktu akan berlangsung berbeda.”
“huh?”
“Yuuko, lihat!” Misa menunjuk ke sesuatu cahaya yang keluar dari balik awan berupa pancaran sinar panjang. “semua… berakhir di sini.” Ucap Yuki sepi. Sinar itu jatuh dan menancap di tengah kota Moleria, terjadi ledakan besar yang mengakibatkan seluruh bangunan di sekitar dan beberapa bangunan yang agak jauh dari tempat ledakan itu hancur dan retak.
“kakak, apa itu?”
Perempuan itu berdiri dan berlari meninggalkan Ciel dengan kebingungan yang memutari kepala nya. “kamu jangan ikut! Kamu off dahulu, nanti kakak menyusul!” lanjut perempuan itu. Setelah melihat kakak nya berlari, Ciel ikut berlari di belakang nya. Perempuan itu hanya tersenyum kecil melihat adik nya bandel.
Suasana tengah kota saat itu begitu sepi, banyak orang yang telah offline untuk menyelamatkan dirinya, banyak juga yang telah mati saat benda itu menancap. Benda itu berupa tombak panjang berwarna hitam yang ujung dangan nya di selimuti bulu putih dari Unicorn dan ujung tombak nya di selimuti bulu gelap dari gagak dalam legenda, Yatagarasu.
“siapa yang telah mengakibatkan ini, Yuki?”
“itu kakak?”
“haha, iya.”
Yuki yang berada di ingatan Ciel menunjukan seseorang yang telah berdiri di samping Yuuko.
“hey, lama tidak jumpa Ciel.” Sapa Yuki seraya mencubit pipi Ciel.
“kakak mu genit”
“iya, untung tidak menular”
“kalau berbisik jangan di depan orang nya!!” kesal Yuki mendengar bisikan Misa dan Yuuko.
Dari tombak yang tertancap itu keluar bayangan besar yang berdiri tegak di depan nya, bayangan itu berubah menjadi sosok monster berwarna ungu cenderung hitam, dengan sayap seperti kelelawar, muka seperti sosok srigala dan bulu putih di belakang lehernya, terdapat kalung seperti symbol 3 chi yang berputar, dan buntut yang bercabang 2. Monster itu meraung seraya menghempas – hempas kan tangan nya ang terdapat pedang besar di tangan kiri dan kuku yang setiap kuku nya terdapat aura biru menyerupai es.
“monster apa itu…” Misa terkejut dan bergetar hebat sembari melirik ke arah Yuuko yang telah ketakutan.
Sesekali mereka mendengar suara tawa orang dengan nada jahat. Suara itu keluar dari balik topeng orang itu.
“entah monster apa itu, yang pasti… kita harus melindungi Moleria!” tiba – tiba lelaki bertubuh lebih tinggi dari Yuki keluar di depan nya seraya pedang besar dan setiap pedang nya ada gigi (seperti gergaji)
“Yuki, tolong jaga adik ku.” Pinta perempuan berambut hitam itu seraya mengeluarkan senjata yang tak terlihat di tangan nya.
“ta..tapi..”
“kakak! Aku juga ingin membantu!”
“bantu lah untuk terus berada di waktu yang akan datang, jagalah Moleria bersama seseorang perempuan.”
“!!” Yuuko terkejut sesaat perempuan itu tersenyum kecil kembali mengarah ke arah tempat dia perpijak.
Monster terbang dan membuka mulut nya, dari mulut monster itu berbentuk bola energy kegelapan yang berputar hebat dan di lancarkan tepat ke tempat di bawah nya. Kyoshi yang telah loncat ke arah monster itu, mengarahkan pedang nya dengan tangan kiri dan membelah serangan monster itu. Bola energy itu terbelah dan dua bagian yang jatuh ke kanan dan kiri secara bersamaan, namun tidak mengakibatkan ledakan yang tidak begitu besar.
Perempuan itu loncat di antara reruntuhan gedung hasil ledakan itu. Sesaat monster itu menembakan laser dari ujung jemarinya mengakibatkan reruntuhan itu membeku.
“kakak!!!” teriak Ciel ketakutan seraya di tahan oleh Yuki.
Sebelum kabut es hasil ledakan itu hilang sepenuh nya, dari belakang monster itu keluar perempuan berambut hitam dan di kuncir seperti buntut kuda pony itu dan memotong salah satu sayap monster itu. Monster itu berteriak kesakitan dan terjatuh hilang kendali.
Sebelum monster itu menyentuh tanah, Kyoshi berlari dari gedung ke gedung seraya menggesekan senjatanya yang gigi di bilah pedang nya itu berputar. Kyoshi melompat dan menebas sisi sayap satunya lagi. Monster itu makin geram dan marah, monster itu memalingkan wajah nya dan melihat Yuki yang telah bertarung dengan lelaki itu.
Yuki berhasil melepas topeng lelaki itu dengan sihir tanpa menggunakan tongkat.
“Lo..Loki!!” teriak Yuki dan Misa serentak terkejut melihat lelaki itu.
Monster yang meraung kesakitan itu melepaskan tembakan api dan es dari mulut nya secara bergantian dan tempat tidak nentu. Dari balik punggung perempuan itu keluar sayap putih dan bulu – bulu yang berjatuhan saat di kebaskan. Bulu – bulu yang telah berjatuhan itu menjadi pedang yang memutari tubuh perempuan itu. Pedang – pedang itu berputar dan melaju cepat ke monster yang telah tergeletak itu, pedang – pedang itu menancap dan menembus tubuh monster itu di beberapa tempat secara bergantian. Monster itu semakin kesakitan saat tubuh nya tercabik – cabik pedang itu, dari mulut monster itu keluar cahaya gelap dan membentuk bola yang di sekelilingi arwah. Bola itu lalu di hempaskan ke arah Ciel yang telah membantu Yuki melawan orang itu. “ah…” tubuh Ciel terkena serangan itu.
Lelaki yang mengambil character Loki itu tertawa dan kembali menuju monster itu. Tubuh Ciel bergetar hebat setelah terkena serangan monster itu, di sekitar tubuhnya terlihat bayangan dan arwah – arwah orang mati.
“Yuuko, Misa jangan lihat!!” teriak Yuki kepada perempuan yang lebih muda dari nya.
Saat Ciel memandangi tubuh nya, tubuh Ciel terangkat sejenak dan darah keluar seperti air yang di lemparkan dari sekujur tubuh Ciel. Setelah darah yang keluar dari tubuh Ciel, Ciel terjatuh dengan tatapan kosong. Perempuan yang telah mengeluarkan sayap putih itu tidak percaya apa yang dilihatnya. Dengan perasaan kesal perempuan itu melemparkan senjata nya.
“time is up!” teriak Yuki lagi menarik punggung Misa dan Yuuko.
“Archerion…” ucap kakak perempuan Ciel itu sebelum pandangan Yuuko dan Misa memudar. Sebelum semua nya menghilang, Yuuko sempat melihat perempuan itu melemparkan sesuatu ke arah nya.
Pandangan Yuuko mulai terlihat jelas saat mendengar suara Misa dan Yuki yang telah sadar sebelum dirinya. “um..” Yuuko terkejut melihat benda yang berada di tangan nya. “benda ini?” batin Yuuko terkejut melihat kalung di tangan nya.
“um… apa yang terjadi dengan kakak perempuan Ciel itu?”
“well.. its secret.” Yuki tersenyum kecil lalu meninggalkan Misa dan Yuuko.
“Yuuko, are you alright?” tanya Misa seraya menepuk pundak Misa.
“Misa! Kemana saja kamu? Aku butuh bantuanmu.”
“maaf Nac, Yuuko aku pergi dulu.” Ucap Misa menundukan kepalanya lalu pergi menyusul Nac.
“so… itu kenapa Ciel suka melihat perempuan dengan rambut di kuncir seperti ini.” Yuuko berbicara kepada dirinya sendiri seraya melihat bintang. Yuuko mengenakan kalung itu dan berjalan meninggalkan balkon castle itu.
Mata Ciel yang telah tertutup pulas mulai terbuka kembali saat mendengar pintu kamarnya terbuka, terdengar pula suara hentakan sandal kayu yang berjalan menuju ranjang Ciel. Ciel terbangun dan membuka selimut nya dari kegelapan.
Ciel terdiam melihat seorang yang berjalan di antara cahaya sinar bulan yang menembus melalui jendela kamar nya. Perempuan itu berhenti di antara jendela itu. Terlihat sesosok perempuan dengan kimono berwarna hitam dan bintang – bintang biru, serta rambut yang di kuncir kebelakang dan poni depan rambutnya yang di kasih benda yang membuat terlihat poni ke samping kanan dan kalung yang sama yang telah di kenakan Ciel.
“ka..kakak!!” teriak Ciel terkejut. Sesekali Ciel mengusap mata nya untuk memastikan apa yang di lihat nya itu hanya mimpi.
“hei.. boleh aku duduk.?” Ucap perempuan itu malu – malu.
Tanpa berpikir panjang Ciel mengangguk. Perempuan itu melepas sandal kayu nya dan beranjak ke ranjang Ciel dan duduk di sebelah Ciel. “maaf mungkin ini akan membuat mu kecewa… tapi aku bukan kakakmu.. aku Yuuko…” ucap perempuan itu memandangi Ciel.
Nampak Ciel terlihat sedih dan tersenyum kecil. “oh.” Itu lah ucapan yang terdengar saat Ciel mengetahui itu.
“maaf kan aku, malam itu bukan aku yang bercumbu dengan Serap..” sebelum Yuuko menyelesaikan ucapan nya, Ciel menempelkan bibir nya ke arah Yuuko. Yuuko terkejut melihat seseorang yang “hampir” tidak ada emosi yang telah duduk di sebelah nya itu melakukan hal ini. Yuuko menutup matanya, saat melihat mata Ciel yang tertutup di balik rambut putihnya.
“eh” tubuh Yuuko terdorong dan membuat tubuhnya terlentang di bawah tubuh Ciel. Ciel mengangkat badan nya dan meletak kan kepalanya ke dada Yuuko serta memeluk erat badan Yuuko.
“idiot… why all of sudden…” ucap Ciel seraya memeluk Yuuko yang berada di bawah nya.
“baru kali ini aku melihat Ciel…” “bisa kita berada di posisi ini “agak” lama? Kamu mirip seperti kakak ku..” suara Ciel yang semula normal mulai terlihat goyah.
“lakukan sesukamu kepadaku, aku mau apa pun yang kamu mau.” Jawab Yuuko memegang tubuh Ciel. Sekilas Yuuko merasakan ada yang basah di antara dada dan perutnya. Yuuko tersenyum kecil dan menyadari sesuatu.. “… jadi… ini kah Ciel yang tersimpan di kegelapan?” Yuuko semakin erat memeluk Ciel yang telah meneteskan air mata di tubuh nya.
To be Continued…
Jikai, Archerion -Momento-ji ni Sakura no Hana-
“The child that was trapped inside the eternal darkness”
“The child that was trapped inside the eternal darkness”
-Sankarea Yuuko-
0 komentar:
Posting Komentar