Archerion
-Momento-ji ni Sakura no Hana-
Hembusan angin pagi mulai menerpa kain – kain penutup jendela, nyanyian burung yang begitu ramai di pagi itu beriringan dengan jatuh nya daun sakura yang di terpa angin. Dari balik jendela dan di antara sinar matahari yang menyoroti ada dua orang yang sedang tertidur. “mm..” desah Ciel mencoba membuka matanya.
Ciel bangun dan mengusap matanya serta melirik di tempat dia tertidur, ia melihat seseorang perempuan yang berada di bawahnya. Perempuan berambut hitam itu mulai terbangun saat mengetahui tangan yang berada di kepala Ciel bergerak. “pagi” ucap Yuuko di antara kantuknya.
“eh?” gumam Yuuko saat melihat teman-teman nya berada di kamar nya dan melihat dirinya dan Ciel tidur bersamaan.
“kalian itu sudah sepasang kekasih belum?” tanya Misa yang melihat mereka dari dekat.
“Ciel!! Kamu apakan adik ku!!” teriak Yuki menarik-narik baju Ciel.
“ternyata kamu porno juga di balik sifat dingin mu..” sindir Skull yang telah duduk dengan secangkir teh.
“Kyaaa!! Jangan-jangan aku korban selanjutnya yang…” rengek Ranko mengetahui kejadian di pantai.
“ini bukan.. bukan se..seperti yang kalian bayangkan..” jawab Ciel saat bajunya di tarik – tarik. Ciel melompat dan melepaskan bajunya, sehingga tinggal celana panjangnya dan berlari meninggalkan kamar Yuuko. Yuuko memegang baju Ciel di antara geli di raut wajahnya. Setelah itu Yuuko memeluk baju Ciel.
“kamu sudah tidak suci kan!!” bentak Yuki menunjuk ke tubuh Yuuko.
“kami tidak melakukan apa – apa” jawab Yuuko polos. Dengan cepat Yuki merenggangkan kedua kaki Yuuko. “kak, sakit!! Di situ juga ada Skull..” Skull yang semula melihat tingkah laku kakak adik itu, memalingkan wajahnya dan melihat – lihat keluar jendela.
“DIE!!” Ranko menendang tubuh Skull hingga terpental dan menghancurkan jendela di depan nya hingga jatuh ke taman.
“maaf, aku akan membersihkan goresan nya..” lanjut Ranko dengan muka senyum kecil ke arah Yuuko.
“so… finally, the tournament was begun?” tanya Ryou seraya memeriksa e-mailnya.
“ya.” Jawab Nac singkat seraya meninggalkan Ryou. Ryou memejamkan matanya lalu bersandar dan melihat langit yang berwarna biru laut dan cahaya matahari pagi yang cerah. Mata Ryou mencoba menahan terjangan sinar matahari yang terik itu, sesaat dari arah matahari itu keluar bayangan yang mengarah ke arahnya.
“Wot!” respon Ryou cepat saat benda itu mengenainya.
“apa-apaan sih!” bentak Ryou melihat benda itu ternyata Skull yang jatuh menimpanya dan tepat di atasnya. Ice cream yang di bawa Yuri jatuh saat melihat Skull dan Ryou. “ka..ka..kalian homo!!” Yuri lari meninggalkan Skull dan Ryou masuk ke dalam Castle.
“bagaimana rasanya Yuuko?”
“ra..rasa apa?” tanya Yuuko yang terkejut dan berpaling melihat Misa di depan nya.
“well.. melakukan itu..”
Yuuko tersenyum kecil dan membuka kancing pakaian nya, Yuuko meletakkan tangan Misa ke salah satu dadanya. “pegang, percayakan?” tanya Yuuko mukanya sedikit memerah. “i…iya..” jawab Misa di tengah setelah menelan ludahnya.
“Semua, ke Colo… maaaf aku tidak bermaksud menggangu kalian.. hanya saja, tournament segera dimulai!” suara Yuri yang naik turun melihat Misa menyentuh Yuuko di atas ranjang dengan keadaan Yuuko yang setengah telanjang dan menutup pintu dengan kencang.
“waaa!!” Misa melepaskan cengkraman nya dan menutup mukanya. “what it is… it feels strange”
Yuuko menutup kembali pakaiannya, “maaf, Yuri pasti salah pengertian..” Muka Yuuko mulai memerah.
-Colloseum-
“misa, apa kamu yakin akan ini?” Misa melirik ke sumber suara itu.
“iya. Meskipun lawanku Nac.” Jawab Misa di balik senyum nya. Misa berjalan dan menuju tempat yang di bawahnya berupa symbol hexagram. “the rest is up to you…” bisik Misa saat berjalan di depan Ciel.
Misa berdiri di tempat itu, sesaat dari symbol itu mengeluarkan cahaya biru yang mulai menghapus tubuh Misa dan membentuk tubuh kembali di atas arena, di sisi lain ada seseorang berambut merah coklat dengan jubah hitam yang telah duduk. “Nac…” batin Misa melihat pemuda itu.
“I wont to hold back”
“go ahead… just battle for your sake”
“you too… we will battle as Arch Guild.” Dari tangan Nac keluar api yang membentuk pedang. Misa tersenyum kecil dan mengambil posisi ke arah Nac.
“how cruel, Shadow Knight against Priest?” ucap Raven melihat Nac yang telah menghempaskan senjatanya.
“Raven, jika kita ketemu nanti, apa kamu akan serius?”
“of course”
“oh I see…” Yuri menggenggam erat tangan nya. “ini karena aku menghargaimu sebagai lawanmu.” Mata Yuri bergetar setelah mendengar ucapan lelaki berambut ungu di sebelahnya itu.
“apa ini dari perempuan itu?”
“iya, aku belajar sesuatu darinya… Luca.” Raven tersenyum kecil saat mengingat kembali pertarungannya dengan Luca.
“Magna Clash!” Nac menggesekkan pedang nya ke tanah dan menghempaskan percikan api yang di buat oleh gesekan pedang itu ke arah Misa. Misa hanya berjalan menyamping untuk menghindari serangan itu.
“ayo Nac, serius…” batin Misa yang mulai berlari dengan Knuckle di kedua tangan nya. Nac kembali menggesekan pedang nya dan membuat goresan di area depan nya.”Assault!” dari goresan itu mengeluarkan cahaya kuning yang lalu menyebar dan melaju cepat ke arah Misa. “Grace!! Protection!” saat serangan Nac mengenai Misa, keluar cahaya di depan Misa yang membuat serangan Nac terpantul dan kembali menuju Nac. Nac loncat dan menghujam pedang nya ke arah Misa. Misa menangkis serangan Nac dengan tangan kirinya dan memukul menggunakan tangan kanan nya.
Nac menangkis serangan Misa dengan tangan kirinya dan memutar tubuhnya serta tubuh Misa, Nac mengarahkan kakinya ke muka Misa, Misa menghalaunya dengan siku tangan kanan nya. “you are strong…” ucap Nac yang tangan dan kakinya telah di halau Misa. “thanks, but i`m not proud that you are praised me on that’s condition…” Mereka berdua saling menarik tubuhnya dan menstabil kan pijakan mereka.
“jadi…”
“huh?”
Nac tersenyum saat mukanya tergores oleh Knuckle Misa sebelum tubuhnya dan tubuh Misa tertarik kebelakang. Nac menghilang dan menghempaskan pedang nya dari atas Misa. Misa hanya terdiam saat ada pelindung emas yang menghalau serangan Nac. “khuh…?” ucap Nac melihat pelindung itu yang semula tidak kelihatan.
“menarik…”
“apa yang kamu ucapkan Miki?” tanya Roxas melihat Miki.
“tidak, hanya saja selama ini kita melihat perempuan itu sebagai support, tetapi dia bisa menghalau serangan Nac sampai seperti ini.” Jawab Miki seraya menunjuk ke arah Misa.
“Speed Up!” gerakan Nac semakin cepat dan menghempas-hempaskan serangan nya ke arah Misa yang telah berdiri tegak di depan nya. Berulang kali Nac menyerang, berulang kali ada cahaya kuning yang melindungi Misa. “even I cannot see your move, your attack seem useless…”
“hh..kghh..” desah Nac di antara keringat di dahi nya. “seranganmu tidak akan menyakitiku jika menggenakan normal attack” ucap Misa.
“but, my sword is.. Element Fire!!” Nac menancapkan pedang nya ke pelindung Misa. “begitu juga dengan senjatamu, pelindung ini akan menghalau segala serangan, meski senjatamu berelement.” Lanjut Misa mengarahkan tangan nya ke tubuh Nac. “2nd Job Skill: Impulse” dari tangan Misa keluar cahaya putih seperti laser kecil dan menghujam seluruh tubuh Nac. “Kheg..kheaghh!!” teriak Nac terhempas dan terjatuh setelah menerima serangan itu dari dekat. Asccedant yang tertancap di pelindung Misa terjatuh setelah pelindung Misa kembali menghilang. “khgg..” geram Nac tubuhnya diselimuti petir berwarna kuning.
“Ciel, itu kah Priest?” tanya Yuuko kagum melihat Misa.
“maybe… actually I didn’t think so…”
“if you want to be strongest, then trust your power… trust your power to what you are gonna protect” mata Nac terbuka saat mendengar ucapan Raven dulu. “tch…” Nac mencoba bangkit dari tempatnya tergeletak. “I want.. to be strong…” sesaat di sekeliling Nac keluar aura hitam yang mulai menyelimuti area sekitar. “Artemia… Rise?” batin Misa. “not to me…” pedang Asccedant yang tergeletak di dekat Misa mulai membakar dirinya dan kembali ke tangan kiri Nac. “for the sake…” tubuh Nac mulai mengeluarkan aura hitam pekat dan di tanganya mulai terlihat pedang berwarna hitam. “and.. This Guild!! Shadow Mode – Artemia Rise -!!” teriak Nac yang mulai tidak sadarkan diri, matanya mulai memerah seperti darah.
“Nac!!” teriak Raven tidak percaya melihat temannya itu.
“aku tidak menyangka kalau… Nac akan seserius itu…” tambah Yuri menggigit bibir bawahnya.
“kamu siap?”
Misa mengganggukkan kepalanya. Nac mulai berlari menuju Misa, beriringan dengan langkahnya aura hitamnya ikut menelusuri tapak kaki Nac. Misa memandangi Nac dan mulai berjalan pelat namun lama kelamaan mulai berlari.
“it will end here.” Ucap lelaki dengan topi seperti koboi.
Nac mulai mengangkat ke dua pedang nya yang semula dia seret, begitu juga dengan Misa yang mulai mempersiapkan tangan nya. Sesaat Misa memandangi seseorang yang duduk di bangku penonton seraya dengan menetesnya air matanya. Bibir Misa bergerak seperti mengucapkan suatu kalimat, orang itu hanya memasang ibu jari dengan tatapan sepi. “kenapa Ciel?” tanya Yuuko melihat Ciel.
Sekejap Misa mulai menghilang dari tempatnya berlari dan berada tepat di bawah Nac. “ba..bagaimana bisa, bahkan aku tidak dapat membaca gerakan nya…” Misa melepaskan pukulan tangan kanan nya ke tubuh Nac, tubuh Nac terhempas setelah menerima pukulan itu, sebelum jauh dari tempatnya di pukul, Misa memukul kembali tubuh yang di pukulnya dan menghempaskan tubuh Nac ke tanah dengan pukulan nya. “jangan katakan.. Skill itu!” Skull berdiri dan Nampak ketidak percayaan apa yang dia lihat.
“2nd Job Skill… Ashura Strike…” angin yang semula menghempas tubuh mereka tiba – tiba menghilang dan area di sekitar tempat Nac terbaring hancur seketika.
Pakaian yang berada di lengan Misa mulai sobek dan hancur begitu juga dengan tangan kanan nya mulai mengeluarkan darah. Nampak ada butiran air mata yang terlepas di luar matanya. Sesaat aura hitam Nac menghilang namun masih Nampak mata Nac yang bisa berkedip. “a..apa ini..” tanya Nac melihat Misa yang tumbang di atas tubuhnya.
Suasana arena itu sesaat hening seketika setelah melihat pertandingan itu, Nac mengangkat tubuh Misa dan melihat Misa yang telah tidak sadarkan diri. “Misa, apa yang kamu lakukan…” gumam Nac memandangi perempuat berambut hitam yang terurai di tangan nya. Tubuh Misa mulai tersapu angin dan menghilang, saat itu juga angin yang membawa Misa menjadi dedaunan sakura yang mengitari dan menghiasi arena.
“Mi.s..Misa…”ucap Yuuko terbata – bata. Sesaat sebuah robot berbentuk manusia mendatangi arena dan mengumumkan pemenang dan pertandingan selanjutnya.
“Good luck, Ashigawa – kun”
“thanks, Yuuko.” Ciel mulai berjalan dan menuju portal untuk membuat dirinya ke atas arena.
“so… finally we are met…”
“masih ingat apa yang terakhir kamu lakukan kepadaku?!” “dan.. kau apakan Ifret!”
Ciel masih terdiam melihat perempuan itu. “kenapa diam! Jawab!” perempuan itu semakin geram dan kesal.
"Blazing Empress!" dari tangan perempuan itu keluar api yang mulai membentuk bola dan terbang dengan cepat ke arah Ciel. Ciel mulai berlari dan loncat dari sana dan kemari menghindar dari bola – bola itu. “its useless… DIE!! CERBERUS!!” tiba – tiba langit yang semula cerah mulai gelap dan dari dalam arena keluar mulut yang besar dan taring yang tajam, Nampak keluar monster bertubuh serigala dan berkepala tiga.
“Cer..berus..” Yuri terkejut melihat monster yang mengerikan itu melihat ke arah Ciel. Ciel Nampak seperti lalat yang siap di tangkap dengan cengkraman yang dapat menghancurkan apapun sekali genggam. Dari mulut Cerberus itu mengeluarkan cahaya dan di semburkan ke arah Ciel, Ciel mulai melompat dan menghindar ke tubuh Cerberus.
Api yang semula di keluar Cerberus itu mulai membeku dan berwarna biru. Saat kaki Ciel berada di tubuh Cerberus, punggung Cerberus mulai mengeluarkan duri dari es. Sesaat kaki Ciel mulai tertancap dan membeku. “ghh..”
“Ciel!”
“kalau begini terus, dia bisa mati membeku..” ucap Nac setelah mendengar teriakan Yuuko.
“bodoh, jadi ada kabar kalau 2 orang membunuh 1 guild di Klonoa itu bohong huh? Lemah2.” Singgung Miki di balik tertawanya.
Ciel terdiam dan menyaksikan kakinya yang mulai membeku, kaki kanannya yang sudah membeku sepaha tanpa di pikir panjang Ciel menebas Dagger di tangan kirinya ke arah kaki kanan nya. Kaki kanan Ciel yang membeku hancur seketika dan Ciel melepaskan kaki kirinya dari es itu melalu dari dari kaki kanan nya.
“dia gila!”
Teriakan dari bangku penonton semakin ramai saat melihat Ciel menghancurkan kaki kanan nya.
“apa.. tidak sakit?” tanya Yuri seraya memegang kaki kanan nya.
“astaga…” Yuuko menutup mulutnya dan matanya tidak bercaya melihat Ciel yang terjun ke arah Miki dan darah yang terus keluar dari kaki kanan nya. “aku tidak percaya kamu akan melakukan hal seperti” Miki mengarahkan tangan nya ke arah Ciel yang terjun dari tubuh Cerberus. “Fire Shower” dari tangan Miki keluar sinar yang terselebung api dan membakar tubuh Ciel. Ciel mulai berputar – putar untuk memadamkan tubuhnya. Ciel terduduk dan melihat makhluk berkepala itu yang akan mulai melepaskan serangan nya.
“Ciel tidak mungkin bisa bergerak…” ucap Ranko memandangi lelaki di antara darah yang berada di sekitarnya.
“Ciel, what will you do now?” batin Skull melihat Ciel dengan pandangan tidak percaya.
“sigh” Mata Ciel mulai buram.
To Be Continued…
Jikai, Acherion – The Blossom Petals and Red Blizzard –
“ Arch, and Sake “
- Nac Merfield -
0 komentar:
Posting Komentar