Blogger Backgrounds

Senin, 26 September 2011

Archerion Chapter 21


Archerion 
- Purity of Tears –

Perempuan dengan rambut merah muda berdiri di arena dengan seribu mata memandang nya, sesekali rambutnya yang di kuncir twin-tail melayang tersapu angin, begitu juga dengan pakaian nya seperti anak bangsawan dengan gaun putih. Matanya yang merah muda bagaikan berlian memandang seseorang perempuan yang telah berdiri tegak di hadapannya.

“bolehkah aku bertanya sesuatu?”

“apa itu?”

“ada hubungan apa antara kamu dengan Raven?” tanya Luca dengan tatapan tajam

“eh? kenapa tiba – tiba bertanya seperti itu?” jawab Yuri dengan hati yang berdebar - debar.

“dari pengamatan yang aku tau, di guild Arc.. Ciel berpasangan dengan Yuuko, Misa dengan Nac, kamu dengan Raven dan baru-baru ini Skull dengan Ranko bukan?”

“haha, tidak tahu apa yang terjadi antara Ciel,Yuuko,Misa dan lainnya, yang pasti aku dan Raven tidak ada hubungan apa pun.. lagi pula, aku ragu mereka semua normal…” Yuri mengingat beberapa kejadian yang menganjal pagi ini.

“kenapa mukamu murung begitu?”

“jangan membunuhku dengan menjawab pertanyaan itu” Yuri tertunduk dengan aura keputus asaan mengelilinginya.

Yuri Hanachi vs Shinsitsu Luca

GO!

“apa pertandingan nya sudah di mulai?”

“Misa? Ciel? Kenapa kalian berada di sini? Ciel apa tanganmu baik - baik saja? Tanya Yuuko yang telah duduk sendiri dan mendapati salah satu tangan Ciel dibalut perban putih.

“ini hanya luka kecil, tidak akan membunuhku kok.” Jawab Ciel seraya menghentakkan kakinya yang di balut perban.

“apa kamu gila! Aku takut saat kamu kehilangan kakimu dan tanganmu!!”

“kenapa kamu marah begitu? Hey… kamu suka ya sama Ciel?” singgung Misa yang telah duduk di sebelah kiri Yuuko.

“a..paan?? sudah lah itu sudah di mulai..” jawab Yuuko terbata – bata.

“Ciel, Skill apa yang kamu lakukan dalam pertandingan sebelumnya?” tanya Raven mengingat pukulan yang membuat lengan Ciel terpecah dan mirip Ashura Strike Misa.

“oh, entahlah…”

“Hei Luca,” panggil Yuri seraya melepaskan anak panahnya.

“hm?”

“kamu sendiri suka kan sama Raven?”

“eh?” tiba – tiba konsentrasi Luca terpecah dan anak panah Yuri berhasil membuat luka di pipi Luca.

“ah, curaaaangg!!” teriak Luca mengusap darah yang keluar dari goresan di pipinya.

“aku serius…” sesaat angin memecah kesunyian di antara mereka.

“aku hanya menggangumi nya.”

“kenapa? Dia tidak kuat seperti Seraphime dan tidak secepat Ciel dan Nac.”

“bodoh… jika kamu berpikiran jika kekuatan adalah segalanya, lebih baik kamu keluar dari Arc.”

“apa maksudmu melibatkan Guild dengan kekuatan?” suara Yuri sedikit lebih kencang dari semula.

“lihat saja.” Sesaat Luca keluar berada di bekalang Yuri dan hendak memukul Yuri. Yuri berputar dan menahan pukulan Luca dengan crossbow nya.

“kenapa kamu ikut campur Guild kami?”

“karena aku tau lelaki berambut putih itu.”

“ maksudmu Ciel?” tanya Misa yang telah melepaskan anak panahnya berulang kali dan Luca hanya menghindar dan sesekali menangkis dengan tangan kirinya.

“Frozen Arrow!!” anak panah yang di lepaskan Yuri tiba – tibak di kelilingi es saat melayang ke arah Luca.

Luca hanya menggeser tubuhnya untuk menghindari anak panah itu. “Burning” Luca mulai melepaskan kekuatan nya di tingkat pertama. Luca berjalan menuju Yuri dengan aura merah bercampur kuning mengitarinya.

“tch..Arrow Shower!!” Yuri melepaskan tiga anak panah ke atas, sesaat setiap anak panah itu membelah tubuhnya menjadi lima dan dari belahan itu ikut membelah kembali. anak panah itu mulai menghujam Luca yang tepat berada di bawahnya.

“2nd Job Skill: Soaring Dragon!!” Luca memukul tanah dan mengakibatkan angin di sekitarnya berputar dan melindungi tubuhnya dari serangan Yuri. Anak panah itu tepat mengarah dan melaju ke Yuri. “Blaztermind!!”

Anak panah itu meledak sebelum mengenai Yuri, dari balik asap di depan Yuri keluar cahaya kuning yang mengenai Yuri.

“ugh,” desah Yuri dengan beberapa luka di muka dan badan nya.

“Dia seorang Fighter ya?”

“he? Kamu lupa dengan lawanmu sendiri?” tanya Skull balik.

“dia melepaskan Chi dari kedua tangan nya sehingga membuat serangan aura seperti tadi bukan?”

“iya, itu bukan Skill yang dapat di pelajari untuk level kecil.” Lanjut Skull melihat Yuri yang telah mencoba berdiri.

“ah.. kenapa ini?” tanya Yuri binggung tidak dapat menggerakan kakinnya.

“aku tanya kamu, apa yang sudah kamu lakukan untuk Guildmu?”

“eh?” tanya Yuri seraya mencoba duduk.

“apa kamu pernah melindungi Guildmu?” tanya Luca berjalan mendekati Yuri. Mata Yuri bergetar hebat, Yuri mulai membalik kan badanya dan menyeret kakinya untuk menghindar dari Luca. Yuri berhenti saat melihat kaki yang sudah berada di depan nya.

Luca menunduk dan memandang Yuri. “kamu tahu, Yuuko pernah menolongmu di Lug, Nac berjasa mendapatkan license saat test Guild, Raven pun pernah melindungi kalian dengan tubuhnya, kalian pun akan mati tanpa Misa dengan support dan buffnya, Skull ikut membantu mendapatkan Castle, dan Ranko telah merawatmu saat pertarunganmu sebelumnya…”

Muka Yuri mulai tidak ada semangat, dan tersandar lemas di tangan Luca. Luca mengangkat dagu Yuri. “… dan Ciel, apa perlu aku uraikan apa yang telah dia perbuat demi Guild? Dan sekarang, aku tanya sekali lagi… apa yang telah kamu lakukan demi Guildmu?”

“apa yang sedang mereka lakukan?” tanya Misa binggung.

“akhir dari Yuri?”

“apa maksudmu!” bentak Raven melihat Skull.

“Luca menyerang mental Yuri.” Jawab perempuan berambut kuning sebahu di sisi Skull.

“kgghh” Yuri memegang tangan Luca yang telah mencekiknya dan mengangkatnya. “Guild ini bisa berdiri tanpa adanya kamu.”

Yuri mulai pasrah dan terpuruk, mukanya memandangi langit dengan ekspresi putus asa. Genggaman Luca makin kencang, dan Nampak darah mulai keluar dari mulut Yuri.

Yuri membuka matanya dan mendapati tubuhnya terjatuh bebas dimana tidak ada cahaya sedikitpun. “apakah benar mereka tidak membutuhkan aku? Apa benar jika keberadaanku di sini tidak penting? Hei!! Jawab aku, Yuuko, Misa, Ciel, Raven, Skull, Ranko, Nac!!” teriak Yuri memutar tubuhnya yang terasa ringan di kegelapan.

“kemana kalian pergi!! Jangan pergi, aku di sini!! Yuuko… Misa… tolong aku…” rengek Yuri melihat teman – teman nya berjalan meninggalkan mereka. “bukan kah kegelapan itu menakutkan?” terdengar suara yang menghempas tangisan Yuri.

“ini terdapat di dalam diri seseorang, once you can bear it, you`ll get everything.”

“Raven? Apa kamu Raven!!” Yuri memandang lelaki yang tubuhnya mulai Nampak dari kegelapan.

“aku menang huh?” gumam Luca memandang denyut nadi Yuri yang berdenyut pelan. Sesaat kalung di leher Yuri itu mulai retak dan mengeluarkan sinar.

“Tyargram?” Ciel terkejut melihat kalung Yuri

Dari retakan itu, membentuk seperti garis di belakang kuku itu dan Nampak seperti sayap. Sesaat Yuri membuka matanya dan dari tangan kirinya keluar pedang dengan ukiran dari ujung pedang hingga dagang nya. Dengan cepat Yuri menancapkan pedang nya di bahu kiri Luca.

“kkkyaaaa!!” Luca melepaskan genggaman nya, dan melihat Yuri di depan nya.

Mata Yuri Nampak kosong dan memandangi Luca. “pe..pedang apa ini? Sakit sekali…”

“kalau tidak salah itu…”

“… pedang dari taring Fenrir…”

“… Schweizersaber…” lanjut Ciel tidak percaya begitu juga dengan Skull dan Raven.

“lepaskan aku!!” teriak Luca menggeram kesakitan. Sesaat dari pedang itu keluar besi lancip di setiap ujung pedang. Air mulai menggenang di mata Luca, setelah keluarnya besi itu.

“i..ini..”

“Yuuko!! Tutup mata Ciel!”

“eh? maksudmu?..”

“CEPATT!!’ bentak Skull.

“ke..kenapa?”

Misa menarik lengan Ciel yang telah berdiri dari bangkunya dan menempelkan muka Ciel ke pundak nya.

“yuri jangan…” kata Raven pelan.

“KKKKKYYYYAAAAAA!!” Besi – besi lancip itu mulai berputar cepat saat berada di dalam bahu Luca. Darah dari pundak Luca keluar layaknya air yang di siram ke atas dan mulai membasahi arena. Gaun putih Yuri mulai bercampur darah begitu juga dengan rambut dan mukanya yang kena cipratan darah.

“astaga…” Yuuko tidak percaya apa yang dilihatnya, perempuan yang dia kenal seperti anak kecil telah berlumuran darah.

"persetan kau loki!" geram Skull memandang Loki
“Yuri! Hentikan!!” teriak Raven dengan sekuat mungkin. “eh?” pandangan Yuri mulai normal dan bingung apa yang sedang terjadi. “kyyaaa!!” Yuri melepaskan pedangnya dan menutup mulutnya serta tertunduk melihat hasil tindakanya. Sesekali Yuri memandangi tanganya dan badannya yang berlumuran darah. Besi – besi yang semula berputar itu mulai masuk kembali dan pedang itu mulai menghilang bersamaan kembalinya Tyargram ke bentuk semula.

“Ciel, apa kamu baik – baik saja?” tanya Misa dengan nada shock melihat Yuri.

Ciel terpaku dan terdiam di pelukan Misa.

“ugh..”

“Lu..Luca!! maa..”

“..ken..apa…kamu.. me..nang..”sesekali Luca mengeluarkan darah dari mulutnya.
“maaf, ini..”

“…sudah.. maa..f aku.. berka..ta yang.. tidak.. tidak…” Luca menahan pundak kirinya yang hampir terlepas.

“thanks.. for.. battle..” Luca mencoba meraih muka Yuri dengan tangan kirinya.

Dengan air mata yang mulai membasahi pipi Yuri, Yuri mencoba meraih tangan Luca. Namun sebelum Yuri memegang jemari Luca, tangan Luca terlepas dan air mulai membasahi arena bersamaan mata Luca yan mulai menutup.

The Winner is Yuri from Arc Guild!!

Yuri masih terlihat shock saat hujan membasahi arena dan membersihkan darah di gaun nya. Sesaat tubuh Yuri tertarik kebelakang dan terjatuh tidak sadarkan diri di antara air yang membasahi Ragnarok.

“sampai kapan kamu akan di situ terus?” tanya Yuuko melihat Ciel.

“sudah lah, aku sendiri tidak tau kenapa tiba – tiba aku melakukan ini…”

Ciel melepaskan tangan Misa dan memandang Yuuko.

“… Ciel, kamu…”

“luck” ucap Ciel pelan seraya mengangkat mukanya ke atas.

“… bukan nya menarik tentang ucapan Rose dulu?”

Keindahan saat hujan adalah dia dapat menyembunyikan tangismu di antara mereka “ lanjut Skull menepuk pundak Ciel.

“aku tidak tahu kenapa Ciel menangis…” ucap Yuuko pelan memandang Ciel yang telah membersihkan air matanya dengan hujan yang membasahi mukanya.

“Ranko semangat ya,”

Ranko tersenyum dan berjalan memasuki arena.

“Raven, temani Yuri.”

“tapi, bagaimana dengan pertarungan Ranko?” tanya Raven balik. Raven melihat ke arah Ranko yang telah beridiri di arena dan mengacungkan ibu jarinya ke Raven.

“thanks, selamat berjuang Ranko!” Raven berlari meninggalkan teman – teman nya.

“she`s really hopeless at this time…”

“well… lawanku ini, salah satu anggota guild setan rambut putih itu ya?” hina Roxas seraya memutar – mutarkan tombaknya.

Roxas Endo vs Ranko Shouji

“sekarang nama lengkap juga di gunakan ya?”

“iya kalau kamu mengisi nya di profil kamu. Mungkin akibat updated kemarin.” Skull menjawab pertanyaan Misa.

“tak apalah.. meskipun kamu perempuan, cukup untuku pemanasan.”

GO!!

“Daybreak Punisher!!” tiba – tiba Ranko berada tepat di atas Roxas dan menendang tubuh Roxas hingga arena di bawahnya hancur, dari tendangan itu keluar sinar yang menembus langit. Ranko menarik kembali kaki nya dan memandang armor di depan nya hancur dan orang yang berada di dalamnya tergeletak.

The Winner is Ranko from Arc Guild!!

“hee? Cepat sekali?” Yuuko mengusap – usap matanya tidak percaya apa yang di lihatnya.

“satu lagi lelaki tidak berguna, membosankan.” Ranko berjalan meninggalkan Roxas dengan muka murung.

“perempuan itu makhluk yang menyeramkan” bisik Skull kepada Ciel.

“sudah aku katakan, mereka lebih menyeramkan dari boss di Ragnarok.” balik bisik Ciel.

“yo! Ak… apa yang sedang terjadi?” muka Ranko yang semula ingin menyapa, berubah menjadi binggung melihat Ciel dan Skull yang tergeletak dan dengan bangku yang hancur.

“pertarungan ini akan seru.”

“kenapa bisa begitu?”

“Ciel, mana yang kamu pilih? Yuuko atau Caissa?” lanjut Loki melihat Yuuko telah berdiri di hadapan Caissa.

=Colosseum Healing Ground=

“Yuri…”

“Raven…” panggil Yuri di pojok ruangan.

“apa kamu… Yuri?” perkataan Raven terhenti saat Yuri berlari dan memeluknya. Raven merasakan tubuh Yuri telah bergetar hebat dengan apa yang terjadi dengan nya.

Tanpa sengaja Raven melihat gaun Yuri dan pakaian dalam Yuri di lantai. Raven melepas pelukan Yuri dan memandang tubuh Yuri. “kenapa?” tanya Yuri dengan muka polos dan air mata yang menggenang.

“kenapa cuman memakai baju lengan panjang?”

Yuri menutup bawahnya dengan menarik bajunya kebawah dan tertunduk, “aku lupa!! Jangan lihat aku…” ucap Yuri mukanya memerah dan memalingkan wajahnya.

Raven duduk di depan Yuri. “kenapa?” tanya Yuri dengan malu dibenaknya.

“perempuan ini, hatinya pasti lagi kacau…” batin Raven melihat tingkah laku Yuri, Raven mendekati muka Yuri dan memejamkan matanya.

“a.. kiss.??” Batin Yuri seraya keringatnya menetes dari kepalanya. Dengan ragu – ragu Yuri memejamkan matanya dan membiarkan bibir Raven menyentuhnya. Dengan cepat Yuri terbawa suasana yang diberikan Raven. “Ini pertama kalinya aku… dan ternyata manis… apa di dunia nyata seperti ini juga rasanya?” sesekali ada yang bergejolak dalam tubuh Yuri, tanpa pikir panjang Yuri merangkul kepala Raven dan memperdalam ciuman mereka.

Pandangan Yuri makin berbeda saat mulai menggunakan lidahnya, tanpa sadar Yuri terjatuh dan Raven berada di atasnya.

Raven melihat tubuh Yuri yang berkeringat, beberapa kancing bajunya terlepas dan mukanya merah serta berkeringat. “bisakah kamu mengkunci pintu dan melanjutkannya di ranjang?” pinta Yuri tergeletak di lantai dengan nada suara di antara nafasnya.

Hujan yang semula membasahi Ragnarok mulai semakin deras membasahi tubuh Yuuko dan Caissa.

Sankarea Yuuko vs Caissa

GO!!

“Caissa, I`ll save you!”  batin Yuuko melihat Caissa telah mengeluarkan senapan nya.

To Be Contiued…

Jikai, Archerion – Dawn of the Herald –
    “what a useless person”
-                                 - Ranko Souji -

0 komentar:

Posting Komentar