Archerion
- Purity of Tears –
Perempuan dengan rambut merah muda berdiri
di arena dengan seribu mata memandang nya, sesekali rambutnya yang di kuncir
twin-tail melayang tersapu angin, begitu juga dengan pakaian nya seperti anak
bangsawan dengan gaun putih. Matanya yang merah muda bagaikan berlian memandang
seseorang perempuan yang telah berdiri tegak di hadapannya.
“bolehkah aku bertanya sesuatu?”
“apa itu?”
“ada hubungan apa antara kamu dengan
Raven?” tanya Luca dengan tatapan tajam
“eh? kenapa tiba – tiba bertanya seperti
itu?” jawab Yuri dengan hati yang berdebar - debar.
“dari pengamatan yang aku tau, di guild
Arc.. Ciel berpasangan dengan Yuuko, Misa dengan Nac, kamu dengan Raven dan
baru-baru ini Skull dengan Ranko bukan?”
“haha, tidak tahu apa yang terjadi antara
Ciel,Yuuko,Misa dan lainnya, yang pasti aku dan Raven tidak ada hubungan apa
pun.. lagi pula, aku ragu mereka semua normal…” Yuri mengingat beberapa
kejadian yang menganjal pagi ini.
“kenapa mukamu murung begitu?”
“jangan membunuhku dengan menjawab
pertanyaan itu” Yuri tertunduk dengan aura keputus asaan mengelilinginya.
Yuri
Hanachi vs Shinsitsu Luca
GO!
“apa pertandingan nya sudah di mulai?”
“Misa? Ciel? Kenapa kalian berada di sini?
Ciel apa tanganmu baik - baik saja? Tanya Yuuko yang telah duduk sendiri dan
mendapati salah satu tangan Ciel dibalut perban putih.
“ini hanya luka kecil, tidak akan
membunuhku kok.” Jawab Ciel seraya menghentakkan kakinya yang di balut perban.
“apa kamu gila! Aku takut saat kamu
kehilangan kakimu dan tanganmu!!”
“kenapa kamu marah begitu? Hey… kamu suka
ya sama Ciel?” singgung Misa yang telah duduk di sebelah kiri Yuuko.
“a..paan?? sudah lah itu sudah di mulai..”
jawab Yuuko terbata – bata.
“Ciel, Skill apa yang kamu lakukan dalam
pertandingan sebelumnya?” tanya Raven mengingat pukulan yang membuat lengan
Ciel terpecah dan mirip Ashura Strike Misa.
“oh, entahlah…”
“Hei Luca,” panggil Yuri seraya melepaskan
anak panahnya.
“hm?”
“kamu sendiri suka kan sama Raven?”
“eh?” tiba – tiba konsentrasi Luca terpecah
dan anak panah Yuri berhasil membuat luka di pipi Luca.
“ah, curaaaangg!!” teriak Luca mengusap
darah yang keluar dari goresan di pipinya.
“aku serius…” sesaat angin memecah
kesunyian di antara mereka.
“aku hanya menggangumi nya.”
“kenapa? Dia tidak kuat seperti Seraphime
dan tidak secepat Ciel dan Nac.”
“bodoh… jika kamu berpikiran jika kekuatan
adalah segalanya, lebih baik kamu keluar dari Arc.”
“apa maksudmu melibatkan Guild dengan
kekuatan?” suara Yuri sedikit lebih kencang dari semula.
“lihat saja.” Sesaat Luca keluar berada di
bekalang Yuri dan hendak memukul Yuri. Yuri berputar dan menahan pukulan Luca
dengan crossbow nya.
“kenapa kamu ikut campur Guild kami?”
“karena aku tau lelaki berambut putih itu.”
“ maksudmu Ciel?” tanya Misa yang telah
melepaskan anak panahnya berulang kali dan Luca hanya menghindar dan sesekali
menangkis dengan tangan kirinya.
“Frozen Arrow!!” anak panah yang di lepaskan Yuri tiba –
tibak di kelilingi es saat melayang ke arah Luca.
Luca hanya menggeser tubuhnya untuk
menghindari anak panah itu. “Burning” Luca mulai melepaskan
kekuatan nya di tingkat pertama. Luca berjalan menuju Yuri dengan aura merah bercampur
kuning mengitarinya.
“tch..Arrow Shower!!” Yuri melepaskan tiga
anak panah ke atas, sesaat setiap anak panah itu membelah tubuhnya menjadi lima
dan dari belahan itu ikut membelah kembali. anak panah itu mulai menghujam Luca
yang tepat berada di bawahnya.
“2nd Job Skill: Soaring
Dragon!!” Luca memukul
tanah dan mengakibatkan angin di sekitarnya berputar dan melindungi tubuhnya
dari serangan Yuri. Anak panah itu tepat mengarah dan melaju ke Yuri. “Blaztermind!!”
Anak panah itu meledak sebelum mengenai
Yuri, dari balik asap di depan Yuri keluar cahaya kuning yang mengenai Yuri.
“ugh,” desah Yuri dengan beberapa luka di
muka dan badan nya.
“Dia seorang Fighter ya?”
“he? Kamu lupa dengan lawanmu sendiri?”
tanya Skull balik.
“dia melepaskan Chi dari kedua tangan nya
sehingga membuat serangan aura seperti tadi bukan?”
“iya, itu bukan Skill yang dapat di
pelajari untuk level kecil.” Lanjut Skull melihat Yuri yang telah mencoba
berdiri.
“ah.. kenapa ini?” tanya Yuri binggung
tidak dapat menggerakan kakinnya.
“aku tanya kamu, apa yang sudah kamu
lakukan untuk Guildmu?”
“eh?” tanya Yuri seraya mencoba duduk.
“apa kamu pernah melindungi Guildmu?” tanya
Luca berjalan mendekati Yuri. Mata Yuri bergetar hebat, Yuri mulai membalik kan
badanya dan menyeret kakinya untuk menghindar dari Luca. Yuri berhenti saat
melihat kaki yang sudah berada di depan nya.
Luca menunduk dan memandang Yuri. “kamu
tahu, Yuuko pernah menolongmu di Lug, Nac berjasa mendapatkan license saat test
Guild, Raven pun pernah melindungi kalian dengan tubuhnya, kalian pun akan mati
tanpa Misa dengan support dan buffnya, Skull ikut membantu mendapatkan Castle,
dan Ranko telah merawatmu saat pertarunganmu sebelumnya…”
Muka Yuri mulai tidak ada semangat, dan
tersandar lemas di tangan Luca. Luca mengangkat dagu Yuri. “… dan Ciel, apa
perlu aku uraikan apa yang telah dia perbuat demi Guild? Dan sekarang, aku
tanya sekali lagi… apa yang telah kamu lakukan demi Guildmu?”
“apa yang sedang mereka lakukan?” tanya
Misa binggung.
“akhir dari Yuri?”
“apa maksudmu!” bentak Raven melihat Skull.
“Luca menyerang mental Yuri.” Jawab
perempuan berambut kuning sebahu di sisi Skull.
“kgghh” Yuri memegang tangan Luca yang
telah mencekiknya dan mengangkatnya. “Guild ini bisa berdiri tanpa adanya
kamu.”
Yuri mulai pasrah dan terpuruk, mukanya
memandangi langit dengan ekspresi putus asa. Genggaman Luca makin kencang, dan
Nampak darah mulai keluar dari mulut Yuri.
Yuri membuka matanya dan mendapati tubuhnya
terjatuh bebas dimana tidak ada cahaya sedikitpun. “apakah benar mereka tidak membutuhkan aku? Apa benar jika keberadaanku
di sini tidak penting? Hei!! Jawab aku, Yuuko, Misa, Ciel, Raven, Skull, Ranko,
Nac!!” teriak Yuri memutar tubuhnya yang terasa ringan di kegelapan.
“kemana
kalian pergi!! Jangan pergi, aku di sini!! Yuuko… Misa… tolong aku…” rengek Yuri melihat teman – teman nya
berjalan meninggalkan mereka. “bukan kah
kegelapan itu menakutkan?” terdengar suara yang menghempas tangisan Yuri.
“ini
terdapat di dalam diri seseorang, once you can bear it, you`ll get everything.”
“Raven?
Apa kamu Raven!!” Yuri
memandang lelaki yang tubuhnya mulai Nampak dari kegelapan.
“aku menang huh?” gumam Luca memandang
denyut nadi Yuri yang berdenyut pelan. Sesaat kalung di leher Yuri itu mulai
retak dan mengeluarkan sinar.
“Tyargram?”
Ciel terkejut melihat
kalung Yuri
Dari retakan itu, membentuk seperti garis
di belakang kuku itu dan Nampak seperti sayap. Sesaat Yuri membuka matanya dan
dari tangan kirinya keluar pedang dengan ukiran dari ujung pedang hingga dagang
nya. Dengan cepat Yuri menancapkan pedang nya di bahu kiri Luca.
“kkkyaaaa!!” Luca melepaskan genggaman nya,
dan melihat Yuri di depan nya.
Mata Yuri Nampak kosong dan memandangi
Luca. “pe..pedang apa ini? Sakit sekali…”
“kalau tidak salah itu…”
“… pedang dari taring Fenrir…”
“… Schweizersaber…” lanjut Ciel tidak
percaya begitu juga dengan Skull dan Raven.
“lepaskan aku!!” teriak Luca menggeram
kesakitan. Sesaat dari pedang itu keluar besi lancip di setiap ujung pedang.
Air mulai menggenang di mata Luca, setelah keluarnya besi itu.
“i..ini..”
“Yuuko!! Tutup mata Ciel!”
“eh? maksudmu?..”
“CEPATT!!’ bentak Skull.
“ke..kenapa?”
Misa menarik lengan Ciel yang telah berdiri
dari bangkunya dan menempelkan muka Ciel ke pundak nya.
“yuri jangan…” kata Raven pelan.
“KKKKKYYYYAAAAAA!!” Besi – besi lancip itu
mulai berputar cepat saat berada di dalam bahu Luca. Darah dari pundak Luca
keluar layaknya air yang di siram ke atas dan mulai membasahi arena. Gaun putih
Yuri mulai bercampur darah begitu juga dengan rambut dan mukanya yang kena cipratan
darah.
“astaga…” Yuuko tidak percaya apa yang
dilihatnya, perempuan yang dia kenal seperti anak kecil telah berlumuran darah.
"persetan kau loki!" geram Skull memandang Loki
“Yuri! Hentikan!!” teriak Raven dengan
sekuat mungkin. “eh?” pandangan Yuri mulai normal dan bingung apa yang sedang
terjadi. “kyyaaa!!” Yuri melepaskan pedangnya dan menutup mulutnya serta tertunduk
melihat hasil tindakanya. Sesekali Yuri memandangi tanganya dan badannya yang
berlumuran darah. Besi – besi yang semula berputar itu mulai masuk kembali dan
pedang itu mulai menghilang bersamaan kembalinya Tyargram ke bentuk semula.
“Ciel, apa kamu baik – baik saja?” tanya
Misa dengan nada shock melihat Yuri.
Ciel terpaku dan terdiam di pelukan Misa.
“ugh..”
“Lu..Luca!! maa..”
“..ken..apa…kamu.. me..nang..”sesekali Luca
mengeluarkan darah dari mulutnya.
“maaf, ini..”
“…sudah.. maa..f aku.. berka..ta yang..
tidak.. tidak…” Luca menahan pundak kirinya yang hampir terlepas.
“thanks.. for.. battle..” Luca mencoba
meraih muka Yuri dengan tangan kirinya.
Dengan air mata yang mulai membasahi pipi
Yuri, Yuri mencoba meraih tangan Luca. Namun sebelum Yuri memegang jemari Luca,
tangan Luca terlepas dan air mulai membasahi arena bersamaan mata Luca yan
mulai menutup.
The
Winner is Yuri from Arc Guild!!
Yuri masih terlihat shock saat hujan
membasahi arena dan membersihkan darah di gaun nya. Sesaat tubuh Yuri tertarik
kebelakang dan terjatuh tidak sadarkan diri di antara air yang membasahi
Ragnarok.
“sampai kapan kamu akan di situ terus?”
tanya Yuuko melihat Ciel.
“sudah lah, aku sendiri tidak tau kenapa
tiba – tiba aku melakukan ini…”
Ciel melepaskan tangan Misa dan memandang
Yuuko.
“… Ciel, kamu…”
“luck” ucap Ciel pelan seraya mengangkat
mukanya ke atas.
“… bukan nya menarik tentang ucapan Rose
dulu?”
“Keindahan
saat hujan adalah dia dapat menyembunyikan tangismu di antara mereka “
lanjut Skull menepuk pundak Ciel.
“aku tidak tahu kenapa Ciel menangis…” ucap
Yuuko pelan memandang Ciel yang telah membersihkan air matanya dengan hujan
yang membasahi mukanya.
“Ranko semangat ya,”
Ranko tersenyum dan berjalan memasuki
arena.
“Raven, temani Yuri.”
“tapi, bagaimana dengan pertarungan Ranko?”
tanya Raven balik. Raven melihat ke arah Ranko yang telah beridiri di arena dan
mengacungkan ibu jarinya ke Raven.
“thanks, selamat berjuang Ranko!” Raven
berlari meninggalkan teman – teman nya.
“she`s really hopeless at this time…”
“well… lawanku ini, salah satu anggota
guild setan rambut putih itu ya?” hina Roxas seraya memutar – mutarkan
tombaknya.
Roxas
Endo vs Ranko Shouji
“sekarang nama lengkap juga di gunakan ya?”
“iya kalau kamu mengisi nya di profil kamu.
Mungkin akibat updated kemarin.” Skull menjawab pertanyaan Misa.
“tak apalah.. meskipun kamu perempuan,
cukup untuku pemanasan.”
GO!!
“Daybreak Punisher!!” tiba – tiba Ranko berada tepat di atas Roxas
dan menendang tubuh Roxas hingga arena di bawahnya hancur, dari tendangan itu
keluar sinar yang menembus langit. Ranko menarik kembali kaki nya dan memandang
armor di depan nya hancur dan orang yang berada di dalamnya tergeletak.
The
Winner is Ranko from Arc Guild!!
“hee? Cepat sekali?” Yuuko mengusap – usap
matanya tidak percaya apa yang di lihatnya.
“satu lagi lelaki tidak berguna,
membosankan.” Ranko berjalan meninggalkan Roxas dengan muka murung.
“perempuan itu makhluk yang menyeramkan”
bisik Skull kepada Ciel.
“sudah aku katakan, mereka lebih
menyeramkan dari boss di Ragnarok.” balik bisik Ciel.
“yo! Ak… apa yang sedang terjadi?” muka
Ranko yang semula ingin menyapa, berubah menjadi binggung melihat Ciel dan
Skull yang tergeletak dan dengan bangku yang hancur.
“pertarungan ini akan seru.”
“kenapa bisa begitu?”
“Ciel, mana yang kamu pilih? Yuuko atau
Caissa?” lanjut Loki melihat Yuuko telah berdiri di hadapan Caissa.
=Colosseum
Healing Ground=
“Yuri…”
“Raven…” panggil Yuri di pojok ruangan.
“apa kamu… Yuri?” perkataan Raven terhenti
saat Yuri berlari dan memeluknya. Raven merasakan tubuh Yuri telah bergetar
hebat dengan apa yang terjadi dengan nya.
Tanpa sengaja Raven melihat gaun Yuri dan
pakaian dalam Yuri di lantai. Raven melepas pelukan Yuri dan memandang tubuh
Yuri. “kenapa?” tanya Yuri dengan muka polos dan air mata yang menggenang.
“kenapa cuman memakai baju lengan panjang?”
Yuri menutup bawahnya dengan menarik
bajunya kebawah dan tertunduk, “aku lupa!! Jangan lihat aku…” ucap Yuri mukanya
memerah dan memalingkan wajahnya.
Raven duduk di depan Yuri. “kenapa?” tanya
Yuri dengan malu dibenaknya.
“perempuan
ini, hatinya pasti lagi kacau…” batin
Raven melihat tingkah laku Yuri, Raven mendekati muka Yuri dan memejamkan
matanya.
“a..
kiss.??” Batin Yuri seraya
keringatnya menetes dari kepalanya. Dengan ragu – ragu Yuri memejamkan matanya
dan membiarkan bibir Raven menyentuhnya. Dengan cepat Yuri terbawa suasana yang
diberikan Raven. “Ini pertama kalinya
aku… dan ternyata manis… apa di dunia nyata seperti ini juga rasanya?” sesekali
ada yang bergejolak dalam tubuh Yuri, tanpa pikir panjang Yuri merangkul kepala
Raven dan memperdalam ciuman mereka.
Pandangan Yuri makin berbeda saat mulai
menggunakan lidahnya, tanpa sadar Yuri terjatuh dan Raven berada di atasnya.
Raven melihat tubuh Yuri yang berkeringat,
beberapa kancing bajunya terlepas dan mukanya merah serta berkeringat. “bisakah
kamu mengkunci pintu dan melanjutkannya di ranjang?” pinta Yuri tergeletak di lantai dengan nada
suara di antara nafasnya.
Hujan yang semula membasahi Ragnarok mulai
semakin deras membasahi tubuh Yuuko dan Caissa.
Sankarea
Yuuko vs Caissa
GO!!
“Caissa,
I`ll save you!” batin Yuuko melihat Caissa telah mengeluarkan
senapan nya.
To
Be Contiued…
Jikai,
Archerion – Dawn of the Herald –
“what a useless person”
- - Ranko
Souji -
0 komentar:
Posting Komentar