Blogger Backgrounds

Kamis, 13 Oktober 2011

Archerion Chapter 22


Archerion
Dawn of the Herald

Rintik hujan semakin membasahi Ragnarok, bola mata Yuuko memandangi perempuan berambut hitam yang sama dengan dirinya dan terurai bebas di antara senjata api dengan 4 lubang berputar di ujung nya. Tubuh Yuuko tampak terlihat jelas dengan seragam dan rock sepaha nya basah kuyup demikian dengan perempuan di depan nya, sal merah menghiasi leher nya dan jaket putih yang tengah nya terbuka dan pakaian hitam yang terikat di atas perut nya serta celana pendek berwarna putih.

“Caissa…” ucap Yuuko memandangi perempuan itu, sesaat Yuuko melihat ke arah lelaki berambut putih di bangku penonton.

= Colosseum Healing Ground =

“um…” Yuri membuka mata nya setelah tertidur beberapa saat. Terlihat lelaki dengan rambut ungu dengan mata kanan nya yang tertutup rambut depan nya.

“Raven?.. Kyaaa!!” Yuri berteriak setelah melihat tubuh nya tanpa sehelai benang dengan lelaki di sebelah nya.

“apa yang kamu lakukan!! Apa!!” teriak Yuri memukul – mukul tubuh Raven.

“apakah ini caramu membangunkan lelaki?!” kata Raven seraya membalik kan tubuh nya.

“apa kamu tidak ingat apa yang di kata kan Ciel? Apa pun yang terjadi di sini itu tidak berpengaruh dengan keadaan fisik di dunia nyata. Dengan kata lain kamu masih suci.” Lanjut Raven seraya menegak segelas air mineral.

“tapi…”

“sudahlah… sebaiknya kita melihat pertandingan teman kita… Caissa dan Yuuko.” Raven menyela pembicaraan Yuri.

“as..taga…”

= Colosseum Battle Arena =

“Frozen Swords!!” Yuuko menempelkan tangan nya ke tanah, dan dari tanah keluar bongkahan es berwujud pedang yang merambat ke arah Caissa.  Caissa meloncat dan mengarah kan senjata api nya ke Yuuko. “Hestoria” dari ujung 4 lubang di ujung senjata api Caissa mengeluarkan cahaya biru yang melaju cepat.

“Freezing Wall” rintik hujan di sekitar Yuuko mulai menyatu dan membeku membentuk dinding es di depan nya. Saat cahaya biru itu mengenai dindin es Yuuko, terjadi ledakan yang menghempaskan Yuuko kebelakang. “Crystal Strike!!” serpihan – serpihan es dari dinding Yuuko mulai berputar dan melaju cepat ke arah Caissa, Caissa menundukan kepala nya dan mengarah kan ke dua tangan nya menutupi kepala nya. Serpihan – serpihan itu mengenai beberapa tubuh Caissa dan membuat luka goresan yang cukup banyak.

“Freezing Sphere” saat kaki Caissa menyentuh tanah air di sekeliling Caissa melayang dan membentuk lingkaran di yang memperangkap Caissa, sesaat air itu mulai membeku. “Lightning Bullet” Sebelum seluruh tubuh nya terperangkap dan membeku, Caissa mengarah kan senapan nya ke arah air yang telah membeku dan menembak kan nya. Es itu langsung pecah dan kilatan petir dari senapan Caissa merambat dan mengenai tubuh Yuuko.

“hh…hh..” desah Yuuko mencoba berdiri kembali, “dia memanfaat kan hujan untuk menjadi media perantara petir itu dan mengurangi volume petir dengan es… dia benar – benar cerdas” batin Yuuko melihat Caissa yang telah berdiri dan mengeluarkan double-handgun berwarna perak dengan ukiran api dan air di setiap senapan nya.

“Earth Spike!!” dari tempat pijakan Caissa keluar duri besar, Caissa meloncat ke atas.  “Soul Linker!!” dari sekeliling Yuuko keluar aura putih yang bergerak mengarah ke Caissa dengan cepat. Caissa membalik kan tubuh nya sehingga membuat kepala nya di bawah, Caissa mengarah kan senapan nya di setiap Soul Linker dan menembaki nya. “a dance?”  batin Yuuko melihat tubuh Caissa yang berputar – putar seraya menembaki Spell nya.

“di saat seperti ini, Yuuko lah yang paling menguntung kan karena cuaca seperti ini” batin Caissa melihat Yuuko yang telah siap mengeluarkan Spell selanjut nya.

“Freezing Mirror!!” air di atas Caissa mulai menyatu dan membentuk kaca bulat. “kalau aku terkena Spell ini, tubuh ku tidak akan bisa bergerak” Sebelum kaca itu terbentuk sempurna Caissa memanfaatkan sisi kaca yang telah membeku dan berpaju dengan kaki kiri nya untuk mendorong tubuh Caissa ke bawah. Saat tubuh Caissa melayang bebas ke bawah, Caissa mengeluarkan double-handgun nya lalu berputar – putar seraya menembaki di sekeliling Caissa. Saat Caissa hampir menyentuh tanah Caissa berputar ke atas dan mendarat dengan kaki kanan nya menopang berat tubuh nya serta melirik ke arah Yuuko. Air di sekeliling Caissa yang jatuh bersamaan dengan tubuh nya mulai terpecah – pecah dan menjadi bagian air lebih kecil.

“hh…hhh…” Yuuko terduduk serta menahan rasa sakit dari peluru yang berhasil menembus dan mengenai beberapa bagian tubuh nya.

Caissa berjalan dan mendekati Yuuko. “tamat.” Ucap Caissa seraya mengarah kan senapan nya ke kepala Yuuko. Yuuko memandangi Caissa dan mengingat pertama kali dia ketemu dan bertemu Ciel. Yuuko tertunduk dan membiar kan air mata nya menetes di balik rambut nya yang basah kuyup dan menutupi mata nya. Sebelum Caissa menarik pelatuk senapan nya, cahaya biru keluar dari langit dan menembus pundak kanan nya. Mata Caissa terbelalak dan tubuh nya terjatuh kebelakang. “ngghhh... ah…” rintih Caissa seraya memegang pundak nya yang telah mengeluarkan darah.

Terdengar ricuh dari bangku penonton dan bertanya tentang cahaya apa itu, Skull berdiri dan menoleh ke arah Ciel. Mata Skull yang semula agak terbuka karena terkejut mulai ke bentuk semula.

Anima huh?” ucap lelaki berambut merah acak – acak kan itu.

“Alexandria…” ucap Ciel melihat langit yang telah berlobang.

“Yuu…ko… ka.m..u…” ucapan Caissa terbata – bata seraya jari manis tangan kiri nya menunjuk cahaya di atas telapak tangan kanan Yuuko. Yuuko melihat tangan nya dan terlihat symbol garis – garis yang membentuk seperti muka naga dan sayap di belakang nya yang telah menyala. “itu.. Anima…” lanjut Caissa seraya mencoba bangun. Dengan terpontang – panting Yuuko berjalan dan membantu Caissa bangun.

“Tch” dari kejauhan ada cahaya putih yang mendatangi Yuuko, tanpa pikir panjang Caissa mendorong tubuh Yuuko hingga terjatuh. Yuuko mengusap usap pinggul nya “are you okay?”

“iya, kenap.. Caissa…” mata Yuuko terkejut melihat pundak kiri Caissa berlubang besar sehingga Yuuko dapat melihat langit melalui lubang itu. Dari mulut Caissa mengeluarkan darah dan tubuh nya mulai terjatuh, Yuuko menangkap tubuh Caissa dan mencari tahu asal cahaya itu.

“Bastard!!!” teriak Ciel seraya beranjak dari tempat nya berdiri dan melihat Loki yang telah tertawa dan mengarah kan jemari nya ke arena. Raven dan Skull memegang dan menahan tubuh Ciel. “look” bisik Skull melihat ke arah arena. Raut muka Ciel yang semula penuh amarah mulai menghilang saat melihat Caissa tersenyum dan tangan nya ingin menggapai Ciel di bantu oleh Yuuko.

Caissa berbisik sesuatu di telinga Yuuko sebelum tubuh nya menghilang.

The Winner is Sankarea Yuuko from Arc Guild.

“Loki, apa yang kamu lakukan?”

“perempuan itu tidak berguna.” Jawab Loki seraya duduk kembali.

Semua mata tertuju ke arah Loki kecuali Ciel dan teman – teman nya yang hendak meninggal kan Colosseum. “mau kemana?” tanya Raven dengan di temani Yuri di belakang nya. “home” jawab Skull saat melewati mereka berdua.

“ada apa?” tanya Yuri melihat Ciel terdiam dan berjalan dengan tatapan sepi.

“entah lah, sebaik nya kita ikut kembali ke Guild sayang <3”

“jangan menggoda” muka Yuri memerah

Saat keluar dari Colosseum terdengar hentak kan kaki yang terdengar cepat menuju ke arah mereka, “Ciel…” panggil Yuuko di sela nafas nya yang terengah – engah.

“anu.. sebenar nya apa yang ada di tan… apa itu?” di tengah pertanyaan nya Ciel mengarah kan telunjuk nya ke suatu bangunan besar.

Ciel mulai melangkah kan kembali kaki nya menuju bangunan itu, “Misa, Nac kemana? Kenapa dia selalu pergi?” tanya Ranko mengusik kesunyian di antara mereka.

“maaf, aku tidak tahu…” jawab Misa dengan raut wajah nya yang Nampak murung.

“Misa, tolong gunakan Relocate “ ucap Skull setelah mengerti apa yang di maksud Ciel setelah membaca tatapan mata Ciel.

Misa menggenggam kan kedua tangan nya di tengah. Tubuh sekeliling Misa mengeluarkan cahaya hijau muda dan partikel – partikel kecil. Partikel – partikel tersebut lalu menjadi satu dan menjadi bentuk bola lumayan besar. Bola – bola itu mulai menyebar dan mengelilingi Ciel, Misa, Yuuko, Skull, Ranko, Raven dan Yuri. Sesaat keluar symbol besar di atas mereka dan memindahkan posisi mereka.

“dimana ini?”

“depan pintu gerbang guild kita.” Raven menjawab pertanya an Yuri.

“tapi apa itu?” tanya Yuri kembali menunjuk bangunan besar seperti kastil Inggris dengan balkon di tengah kastil itu.

“itu Anima.”

“Anima?”

“Anima adalah makhluk dunia lain yang jumlah nya hanya satu.” Skull menjawab pertanyaan Ranko dengan menatap bangunan tengah kastil itu yang Nampak seperti kepala ksatria dengan pelindung kepala yang terbuat dari besi.

“mudah nya ambil saja contoh nya Ifrit, Shiva dan Sylph saat pertarungan antara Yuuko dan Miki. Hanya saja mereka hanya menggunakan Spell mereka dan tidak memanggil mereka. Namun pertandingan sebelum nya Yuuko tanpa sadar telah membuka segel Anima satu ini… Alexandria.” Ucap Skull panjang lebar.

“jadi symbol di tanganku ini?” Yuuko menunjuk kan symbol yang menyala di atas telapak tangan nya.

“itu symbol Alexandria, dan symbol itu akan menghilang jika Alexandria menghilang” jawab Skull yang melihat Alexandria mulai menghilang dan symbol di tangan Yuuko yang mulai memudar.

“… dengan ini Yuuko telah memiliki Alexandria.” Lanjut Skull saat bola – bola Relocate itu membawa tubuh mereka kembali ke tempat semula.

“he? Kenapa kita kembali di sini?” tanya Yuri binggung melihat tubuh nya telah kembali di depan Colosseum.

Relocate adalah Skill untuk berpindah tempat secara individu atau kelompok ke tempat lain secara bersamaan namun hanya berlaku selama 10 detik sebelum orang/kelompok itu kembali ke tempat semula” jawab Misa seraya melihat keadaan sekitar.

“apa yang kamu cari?”

“um, apa aku mengganggumu Ciel? Saat di Guild tadi aku tidak merasa kan kehadiran Nac.. hanya saja, aku khawatir apa yang sedang terjadi dengan Nac…” muka Misa kembali murung.

“he`ll fine..”

“huh?” Misa mengangkat muka nya dan memandang Ciel yang telah berjalan menuju gerbang Colosseum. “because he`s one of Arc Guild.” Ciel berhenti dan melirik ke arah Misa.

Misa tersenyum dan berjalan memasuki Colosseum.

= Colosseum Battle Arena =

“as I though…” Skull melihat keadaan arena yang hancur dan api gelap menyala di sekitar arena.

“Skull Semangat ya!!” teriak Ranko dari bangku penonton. “jika dalam pertandingan ini aku menang, aku akan berhadapan dengan Seraphime” batin Skull seraya melihat robot putih di antara diri nya dan Tsukasa memulai pertandingan.

“wait, what kind of job are you?” tanya Skull seraya bersandar di ujung dagang hammer nya.

“fighter” jawab lelaki dengan rambut hitam sebahu dan pony yang menutupi sebelah mata nya.

“same like Luca?” Skull memasuk kan hammer nya.

“tidak, aku lebih cenderung ke physical. Kenapa kamu mengembalik kan senjata mu?” tanya Tsukasa.

“duel without weapon?” tanya Tsukasa kembali bingung.

“iyep, cmon!” Skull berlari ke arah Tsukasa, Tsukasa tersenyum dan berlari menujur Skull.

Ranko menarik – narik lengan Yuuko, dan mendekat kan bibir nya. “apa yang Skull maksud?” bisik Ranko.

“oh, dalam pertandingan ini seperti nya akan sepi dengan Skill, mereka akan bertarung dengan tangan kosong” jawab Yuuko melihat Skull dan Tsukasa yang saling memukul dan menghindar. “hei, thanks!!” ucap Tsukasa mengarah kan pukulan tangan kanan nya, Skull menahan pukulan Tsukasa dengan tangan kiri nya “untuk?”

“pertandingan ini sangat menyenang kan, aku belum pernah melakukan pertandingan seperti ini sebelum nya” Tsukasa hendak menendang Skull dengan kaki kiri nya, namun Skull menahan tendangan Tsukasa dengan kaki kiri nya. Skull tersenyum lalu mendorong tangan kiri Tsukasa di genggaman nya dan menendang Tsukasa dengan kaki kanan nya. Tsukasa terpental dan menahan tubuh nya untuk tidak terpental lebih jauh dan meloncat ke depan lalu memukul perut Skull.

“ghhhrh” dari mulut Skull keluar darah, Skull langsung memukul pipi Tsukasa dan sebelum tubuh Tsukasa terjatuh, kaki Tsukasa sempat mengenai muka Skull.

Skull menjilati darah di bibir nya lalu meludah kan keluar, “hey lets end this, I have something to do.” Tsukasa melemas – lemas kan jemari nya.

“huh? Apa itu?” tanya Skull seraya merenggang kan otot – otot nya.

“aku ingin mengetahui seperti apa Frostheim itu.”

“wow, kamu yakin akan kesana? Ya baik lah….” Skull merenggang kan kaki nya dan memasang kuda – kuda serta memperkuat genggaman nya. Begitu juga dengan Tsukasa setelah tersenyum, di sekeliling Tsukasa keluar aura merah. Namun di sekeliling Skull hanya angin yang berputar. Mereka berdua langsung meloncat ke depan dan berlari dengan cepat. Saat mereka saling berhadapan, Skull dan Tsukasa melancarkan pukulan yang tepat saling bertatapan. Sesaat tubuh Tsukasa terpental dan berteriak kesakitan tangan kanan nya berdarah dan tidak dapat di gerak kan.

“hahaha, i`m lost..” ucap Tsukasa dengan menahan rasa sakit nya dan keluar symbol yang men teleport kan tubuh nya.

“dude…” ucap Skull dengan pony rambut nya menutupi mata nya.

The Winner is Skull Whiteback from Arc Guild.

“…you`r useless…” lanjut Skull mengetahui pundak tangan kanan dan tubuh belakang nya berdarah dan tercabik – cabik.

Rintik hujan di ragnarok semakin deras setelah arena itu kosong kembali. Ranko berdiri lalu berlari ke Healing Ground untuk mengetahui keadaan Skull.

Ciel berdiri dan beranjak dari tempat duduk nya.

“Ciel…” panggil Yuuko pelan.

Ciel membalikkan muka nya dan tersenyum ke arah Yuuko, lalu melanjutkan langkah nya. Sesaat dua symbol keluar dan saling berhadapan di atas arena, setelah symbol itu menghilang Nampak Ciel dan Nac yang saling berhadapan.

“akhir nya kita bertemu kembali..”

“iya, Misa khawatir.” Jawab Ciel dengan nada datar.

“perempuan itu terlalu melebih – lebih kan.” Nac memejam kan mata nya.

Ciel terdiam dan melihat ke arah Misa. “dia rela mengganti job nya demi kamu.” “so? Sudah aku katakan perempuan itu terlalu melebih – lebih kan.”

“pathetic.”

“apa?”

“how pathetic you are.”

Nac terdiam dan terlihat mengigit bibir bawah nya, Nac lalu menghilang dan menebas robot putih itu. “persetan lama sekali mulai nya.” “Magna Clash” Nac menggesekan pedang nya sehingga mengeluarkan percikan api, lalu melepaskan percikan api itu ke arah Ciel. Percikan api itu menjalar dengan cepat, Ciel hanya berjalan menyamping untuk menghindari serangan Nac itu.

“tau apa kamu tentang aku” bisik Nac yang tiba – tiba berada di belakang Ciel “Tempest Assault” Nac menebaskan pedang nya dengan keras, Ciel memutar tubuh nya dan menahan serangan Nac dengan dagger di tangan kiri nya.

Nac terkejut melihat Ciel yang menahan serangan nya hanya dengan satu tangan. Tangan kiri Nac mulai mengeluarkan Asccedant dan menebaskan ke arah Ciel, namun Ciel hanya menangkis dengan tangan kiri nya. Dengan amarah yang terlihat jelas di raut muka nya Nac menyerang Ciel dengan bertubi – tubi menggunakan dua pedang di ke dua tangan nya. Namun Ciel hanya berdiri tegak dan menangkis semua serangan Nac dengan dagger tangan kiri nya.

Saat Nac mengangkat ke dua tangan nya dan hendak menebas Ciel, Ciel mengeluarkan dagger di tangan kanan nya dan menebas Nac dengan cepat hingga menembus kebelakang dan menebas kembali Nac ke atas hingga Ciel berada di atas Nac lalu melempar kan salah satu dagger nya hingga menancap di tubuh Nac yang telah tergeletak di tanah dan dari dagger itu keluar ledakan dengan cahaya yang menembus langit. “Dancing Dagger – Apocalypse –“ ucap Ciel seraya mengambil kembali dagger nya yang tertancap di tubuh Nac.

Nac menangkap tangan Ciel “Buster Refoier” di sekeliling tubuh Nac keluar aura hitam yang pekat.

“gghh…” geram Ciel dengan salah satu mata nya yang tertutup karena menahan kesakitan. Tubuh Ciel terpental dengan dagger di yang telah dia cabut. Ciel melihat tangan nya yang telah terbakar. Api kecil di tangan Ciel telah menghilang karena hujan yang membasahi Ragnarok. Nac bangkit dan memandang Ciel dengan senyuman licik.

“2nd Job Change: Burning Soul!” Nac mengeluarkan Skill yang sama dengan Magna Clash namun gesekan nya lebih cepat dan lebih panjang, Ciel berputar dan menyeret tubuh nya ke tanah untuk menghindari serangan Nac.

Saat tubuh Ciel tergeletak memandang langit, Nac meloncat dan menghujam kan pedangnya
 ke arah Ciel, namun Ciel menahan serangan Nac dengan Twin-Dagger nya menyilang. “Fire Spin”

Ciel melirik ke arena sekitar nya dan terlihat ada beberapa garis yang di buat dari pedang telah mengitari nya. Nac meloncat dan keluar dari garis – garis itu, sesaat api keluar dari garis gesekan pedang itu dan menjadi api yang berputar dengan cepat. “kheaggghh” teriak Ciel saat tubuh nya terangkat dan terbakar.

Mata Yuuko berkaca – kaca melihat api besar itu yang membentuk seperti angin topan. Saat api itu menghilang dan tubuh Ciel melayang Nac melempar kan pedang nya sehingga menancap ke pundak Ciel. Tubuh Ciel jatuh melesat tidak beraturan saat Nac berlari dan tubuh Ciel hampir mengenai tanah, Ciel memutar tubuh nya dan melesat ke arah Nac seraya mencabut pedang yang telah menancap di pundak nya. Lalu melempar kan pedang itu ke atas dan mengadu Twin-Dagger nya dengan senjata milik Nac.

Mereka saling menyerang dan tidak ada dari mereka yang mengenai, sesaat Nac menancapkan Asccedant nya ke perut Ciel dan saat itu juga pedang yang di lempar Ciel mulai jatuh dan Ciel menangkap nya lalu menancap kan nya ke leher Nac. Nac terjatuh dan tergeletak di depan Ciel, Ciel tertunduk dan melepas kan Asccedant dan menahan rasa panas di perut nya. Sesaat aura pekat di sekeliling Nac berputar dan memental kan Ciel. Tubuh Nac terangkat dan berdiri dengan sendiri nya, Nac membuka mata nya yang mulai menghitam dengan bola matanya berubah merah darah.

“Artemis Rise?” batin Ciel setelah beberapa kali batuk dan mengeluarkan darah. “what it is? I can control my power..” ucap Nac seraya melihat tubuh nya. “that’s right, why Nac didn`t died last time, because Misa using Ashura Strike to sealed this power..” batin Ciel.

Nac lalu memejam kan mata nya lalu Asccedant yang semula berada di tangan nya mulai terbakar dan di selimuti kegelapan, saat kegelapan itu menghilang terlihat pedang besar berada di tangan Nac dan di pinggul nya. Ciel mengangkat kepala nya dan terdiam. Sesaat Nac telah berada di belakang Ciel dan menghantam Ciel dengan pedang nya, Ciel loncat ke belakang dan Nac mengikuti Ciel serta mulai menebas – nebas kan pedang nya dengan tangan satu. Mata Ciel terbelalak terkejut melihat Nac telah berada di belakang nya lagi, saat pedang Nac menebas Ciel, Ciel menghilang dan menjadi asap berwarna hitam.

“akhirnya kamu mengeluarkan Memoria..” ujar Nac melihat Ciel yang tubuh nya juga mulai di selimuti kegelapan.

Nac memulai penyerangan nya dengan menyeret pedang nya, begitu juga dengan Ciel mulai mengeluarkan aura panjang sehingga Twin-Dagger nya hampir membentuk pedang, mereka berdua saling menyerang dengan kecepatan penuh.

“aku tidak dapat melihat mereka,” resah Yuri.

“yang terlihat hanya kegelapan yang saling beradu, dan lagi mereka berdua seperti tidak kenal dengan nama nya gravitasi bumi.” Lanjut Raven melihat kedua teman nya bertarung di langit dan terkadang di atas arena.

“Skull siapa yang akan menang?” resah Yuuko sesekali melihat Nac dan Ciel.

“entah lah, yang aku tahu mereka berdua saling menikmati nya.” Jawab Skull dengan santai mengetahui Nac dan Ciel saling tersenyum saat kedua senjata mereka bertatapan.


To be Continoued…

Jikai, Archerion –Today, The Spirit Will Be Ressurect-
            “…Omnislash”
-      Nac Merfield -

0 komentar:

Posting Komentar