Archerion
Dawn
of the Herald
Rintik hujan semakin membasahi Ragnarok, bola
mata Yuuko memandangi perempuan berambut hitam yang sama dengan dirinya dan
terurai bebas di antara senjata api dengan 4 lubang berputar di ujung nya.
Tubuh Yuuko tampak terlihat jelas dengan seragam dan rock sepaha nya basah
kuyup demikian dengan perempuan di depan nya, sal merah menghiasi leher nya dan
jaket putih yang tengah nya terbuka dan pakaian hitam yang terikat di atas
perut nya serta celana pendek berwarna putih.
“Caissa…” ucap Yuuko memandangi perempuan
itu, sesaat Yuuko melihat ke arah lelaki berambut putih di bangku penonton.
=
Colosseum Healing Ground =
“um…” Yuri membuka mata nya setelah
tertidur beberapa saat. Terlihat lelaki dengan rambut ungu dengan mata kanan
nya yang tertutup rambut depan nya.
“Raven?.. Kyaaa!!” Yuri berteriak setelah
melihat tubuh nya tanpa sehelai benang dengan lelaki di sebelah nya.
“apa yang kamu lakukan!! Apa!!” teriak Yuri
memukul – mukul tubuh Raven.
“apakah ini caramu membangunkan lelaki?!”
kata Raven seraya membalik kan tubuh nya.
“apa kamu tidak ingat apa yang di kata kan
Ciel? Apa pun yang terjadi di sini itu tidak berpengaruh dengan keadaan fisik
di dunia nyata. Dengan kata lain kamu masih suci.” Lanjut Raven seraya menegak
segelas air mineral.
“tapi…”
“sudahlah… sebaiknya kita melihat
pertandingan teman kita… Caissa dan Yuuko.” Raven menyela pembicaraan Yuri.
“as..taga…”
=
Colosseum Battle Arena =
“Frozen
Swords!!” Yuuko
menempelkan tangan nya ke tanah, dan dari tanah keluar bongkahan es berwujud
pedang yang merambat ke arah Caissa.
Caissa meloncat dan mengarah kan senjata api nya ke Yuuko. “Hestoria”
dari ujung 4 lubang di ujung senjata api Caissa mengeluarkan cahaya
biru yang melaju cepat.
“Freezing
Wall” rintik hujan di
sekitar Yuuko mulai menyatu dan membeku membentuk dinding es di depan nya. Saat
cahaya biru itu mengenai dindin es Yuuko, terjadi ledakan yang menghempaskan
Yuuko kebelakang. “Crystal Strike!!” serpihan
– serpihan es dari dinding Yuuko mulai berputar dan melaju cepat ke arah
Caissa, Caissa menundukan kepala nya dan mengarah kan ke dua tangan nya
menutupi kepala nya. Serpihan – serpihan itu mengenai beberapa tubuh Caissa dan
membuat luka goresan yang cukup banyak.
“Freezing
Sphere” saat kaki
Caissa menyentuh tanah air di sekeliling Caissa melayang dan membentuk
lingkaran di yang memperangkap Caissa, sesaat air itu mulai membeku. “Lightning
Bullet” Sebelum seluruh tubuh nya terperangkap dan membeku, Caissa
mengarah kan senapan nya ke arah air yang telah membeku dan menembak kan nya.
Es itu langsung pecah dan kilatan petir dari senapan Caissa merambat dan
mengenai tubuh Yuuko.
“hh…hh..” desah Yuuko mencoba berdiri
kembali, “dia memanfaat kan hujan untuk
menjadi media perantara petir itu dan mengurangi volume petir dengan es… dia
benar – benar cerdas” batin Yuuko melihat Caissa yang telah berdiri dan
mengeluarkan double-handgun berwarna perak dengan ukiran api dan air di setiap
senapan nya.
“Earth Spike!!” dari tempat pijakan Caissa keluar duri
besar, Caissa meloncat ke atas. “Soul Linker!!” dari sekeliling
Yuuko keluar aura putih yang bergerak mengarah ke Caissa dengan cepat. Caissa
membalik kan tubuh nya sehingga membuat kepala nya di bawah, Caissa mengarah
kan senapan nya di setiap Soul Linker dan
menembaki nya. “a dance?” batin Yuuko melihat tubuh Caissa yang berputar
– putar seraya menembaki Spell nya.
“di
saat seperti ini, Yuuko lah yang paling menguntung kan karena cuaca seperti
ini” batin Caissa melihat
Yuuko yang telah siap mengeluarkan Spell selanjut nya.
“Freezing
Mirror!!” air di atas
Caissa mulai menyatu dan membentuk kaca bulat. “kalau aku terkena Spell ini, tubuh ku tidak akan bisa bergerak” Sebelum
kaca itu terbentuk sempurna Caissa memanfaatkan sisi kaca yang telah membeku
dan berpaju dengan kaki kiri nya untuk mendorong tubuh Caissa ke bawah. Saat
tubuh Caissa melayang bebas ke bawah, Caissa mengeluarkan double-handgun nya
lalu berputar – putar seraya menembaki di sekeliling Caissa. Saat Caissa hampir
menyentuh tanah Caissa berputar ke atas dan mendarat dengan kaki kanan nya
menopang berat tubuh nya serta melirik ke arah Yuuko. Air di sekeliling Caissa
yang jatuh bersamaan dengan tubuh nya mulai terpecah – pecah dan menjadi bagian
air lebih kecil.
“hh…hhh…” Yuuko terduduk serta menahan rasa
sakit dari peluru yang berhasil menembus dan mengenai beberapa bagian tubuh
nya.
Caissa berjalan dan mendekati Yuuko.
“tamat.” Ucap Caissa seraya mengarah kan senapan nya ke kepala Yuuko. Yuuko
memandangi Caissa dan mengingat pertama kali dia ketemu dan bertemu Ciel. Yuuko
tertunduk dan membiar kan air mata nya menetes di balik rambut nya yang basah
kuyup dan menutupi mata nya. Sebelum Caissa menarik pelatuk senapan nya, cahaya
biru keluar dari langit dan menembus pundak kanan nya. Mata Caissa terbelalak
dan tubuh nya terjatuh kebelakang. “ngghhh... ah…” rintih Caissa seraya
memegang pundak nya yang telah mengeluarkan darah.
Terdengar ricuh dari bangku penonton dan
bertanya tentang cahaya apa itu, Skull berdiri dan menoleh ke arah Ciel. Mata
Skull yang semula agak terbuka karena terkejut mulai ke bentuk semula.
“Anima
huh?” ucap lelaki berambut merah acak – acak kan itu.
“Alexandria…” ucap Ciel melihat langit yang
telah berlobang.
“Yuu…ko… ka.m..u…” ucapan Caissa terbata –
bata seraya jari manis tangan kiri nya menunjuk cahaya di atas telapak tangan
kanan Yuuko. Yuuko melihat tangan nya dan terlihat symbol garis – garis yang
membentuk seperti muka naga dan sayap di belakang nya yang telah menyala.
“itu.. Anima…” lanjut Caissa seraya mencoba bangun. Dengan terpontang – panting
Yuuko berjalan dan membantu Caissa bangun.
“Tch” dari kejauhan ada cahaya putih yang
mendatangi Yuuko, tanpa pikir panjang Caissa mendorong tubuh Yuuko hingga
terjatuh. Yuuko mengusap usap pinggul nya “are you okay?”
“iya, kenap.. Caissa…” mata Yuuko terkejut
melihat pundak kiri Caissa berlubang besar sehingga Yuuko dapat melihat langit
melalui lubang itu. Dari mulut Caissa mengeluarkan darah dan tubuh nya mulai
terjatuh, Yuuko menangkap tubuh Caissa dan mencari tahu asal cahaya itu.
“Bastard!!!” teriak Ciel seraya beranjak
dari tempat nya berdiri dan melihat Loki yang telah tertawa dan mengarah kan
jemari nya ke arena. Raven dan Skull memegang dan menahan tubuh Ciel. “look”
bisik Skull melihat ke arah arena. Raut muka Ciel yang semula penuh amarah
mulai menghilang saat melihat Caissa tersenyum dan tangan nya ingin menggapai
Ciel di bantu oleh Yuuko.
Caissa berbisik sesuatu di telinga Yuuko
sebelum tubuh nya menghilang.
The Winner is Sankarea Yuuko from Arc
Guild.
“Loki, apa yang
kamu lakukan?”
“perempuan itu tidak berguna.” Jawab Loki
seraya duduk kembali.
Semua mata tertuju ke arah Loki kecuali
Ciel dan teman – teman nya yang hendak meninggal kan Colosseum. “mau kemana?”
tanya Raven dengan di temani Yuri di belakang nya. “home” jawab Skull saat
melewati mereka berdua.
“ada apa?” tanya Yuri melihat Ciel terdiam
dan berjalan dengan tatapan sepi.
“entah lah, sebaik nya kita ikut kembali ke
Guild sayang <3”
“jangan menggoda” muka Yuri memerah
Saat keluar dari Colosseum terdengar hentak
kan kaki yang terdengar cepat menuju ke arah mereka, “Ciel…” panggil Yuuko di
sela nafas nya yang terengah – engah.
“anu.. sebenar nya apa yang ada di tan… apa
itu?” di tengah pertanyaan nya Ciel mengarah kan telunjuk nya ke suatu bangunan
besar.
Ciel mulai melangkah kan kembali kaki nya
menuju bangunan itu, “Misa, Nac kemana? Kenapa dia selalu pergi?” tanya Ranko
mengusik kesunyian di antara mereka.
“maaf, aku tidak tahu…” jawab Misa dengan
raut wajah nya yang Nampak murung.
“Misa, tolong gunakan Relocate “ ucap Skull
setelah mengerti apa yang di maksud Ciel setelah membaca tatapan mata Ciel.
Misa menggenggam kan kedua tangan nya di
tengah. Tubuh sekeliling Misa mengeluarkan cahaya hijau muda dan partikel –
partikel kecil. Partikel – partikel tersebut lalu menjadi satu dan menjadi
bentuk bola lumayan besar. Bola – bola itu mulai menyebar dan mengelilingi
Ciel, Misa, Yuuko, Skull, Ranko, Raven dan Yuri. Sesaat keluar symbol besar di
atas mereka dan memindahkan posisi mereka.
“dimana ini?”
“depan pintu gerbang guild kita.” Raven
menjawab pertanya an Yuri.
“tapi apa itu?” tanya Yuri kembali menunjuk
bangunan besar seperti kastil Inggris dengan balkon di tengah kastil itu.
“itu Anima.”
“Anima?”
“Anima adalah makhluk dunia lain yang
jumlah nya hanya satu.” Skull menjawab pertanyaan Ranko dengan menatap bangunan
tengah kastil itu yang Nampak seperti kepala ksatria dengan pelindung kepala
yang terbuat dari besi.
“mudah nya ambil saja contoh nya Ifrit,
Shiva dan Sylph saat pertarungan antara Yuuko dan Miki. Hanya saja mereka hanya
menggunakan Spell mereka dan tidak memanggil mereka. Namun pertandingan sebelum
nya Yuuko tanpa sadar telah membuka segel Anima satu ini… Alexandria.” Ucap
Skull panjang lebar.
“jadi symbol di tanganku ini?” Yuuko
menunjuk kan symbol yang menyala di atas telapak tangan nya.
“itu symbol Alexandria, dan symbol itu akan
menghilang jika Alexandria menghilang” jawab Skull yang melihat Alexandria
mulai menghilang dan symbol di tangan Yuuko yang mulai memudar.
“… dengan ini Yuuko telah memiliki
Alexandria.” Lanjut Skull saat bola – bola Relocate itu membawa tubuh mereka
kembali ke tempat semula.
“he? Kenapa kita kembali di sini?” tanya
Yuri binggung melihat tubuh nya telah kembali di depan Colosseum.
“Relocate adalah Skill untuk
berpindah tempat secara individu atau kelompok ke tempat lain secara bersamaan
namun hanya berlaku selama 10 detik sebelum orang/kelompok itu kembali ke
tempat semula” jawab Misa seraya melihat keadaan sekitar.
“apa yang kamu cari?”
“um, apa aku mengganggumu Ciel? Saat di
Guild tadi aku tidak merasa kan kehadiran Nac.. hanya saja, aku khawatir apa
yang sedang terjadi dengan Nac…” muka Misa kembali murung.
“he`ll fine..”
“huh?” Misa mengangkat muka nya dan
memandang Ciel yang telah berjalan menuju gerbang Colosseum. “because he`s one
of Arc Guild.” Ciel berhenti dan melirik ke arah Misa.
Misa tersenyum dan berjalan memasuki
Colosseum.
=
Colosseum Battle Arena =
“as I though…” Skull melihat keadaan arena
yang hancur dan api gelap menyala di sekitar arena.
“Skull Semangat ya!!” teriak Ranko dari
bangku penonton. “jika dalam pertandingan
ini aku menang, aku akan berhadapan dengan Seraphime” batin Skull seraya
melihat robot putih di antara diri nya dan Tsukasa memulai pertandingan.
“wait, what kind of job are you?” tanya
Skull seraya bersandar di ujung dagang hammer nya.
“fighter” jawab lelaki dengan rambut hitam
sebahu dan pony yang menutupi sebelah mata nya.
“same like Luca?” Skull memasuk kan hammer
nya.
“tidak, aku lebih cenderung ke physical.
Kenapa kamu mengembalik kan senjata mu?” tanya Tsukasa.
“duel without weapon?” tanya Tsukasa
kembali bingung.
“iyep, cmon!” Skull berlari ke arah
Tsukasa, Tsukasa tersenyum dan berlari menujur Skull.
Ranko menarik – narik lengan Yuuko, dan
mendekat kan bibir nya. “apa yang Skull maksud?” bisik Ranko.
“oh, dalam pertandingan ini seperti nya
akan sepi dengan Skill, mereka akan bertarung dengan tangan kosong” jawab Yuuko
melihat Skull dan Tsukasa yang saling memukul dan menghindar. “hei, thanks!!”
ucap Tsukasa mengarah kan pukulan tangan kanan nya, Skull menahan pukulan
Tsukasa dengan tangan kiri nya “untuk?”
“pertandingan ini sangat menyenang kan, aku
belum pernah melakukan pertandingan seperti ini sebelum nya” Tsukasa hendak
menendang Skull dengan kaki kiri nya, namun Skull menahan tendangan Tsukasa
dengan kaki kiri nya. Skull tersenyum lalu mendorong tangan kiri Tsukasa di
genggaman nya dan menendang Tsukasa dengan kaki kanan nya. Tsukasa terpental
dan menahan tubuh nya untuk tidak terpental lebih jauh dan meloncat ke depan
lalu memukul perut Skull.
“ghhhrh” dari mulut Skull keluar darah,
Skull langsung memukul pipi Tsukasa dan sebelum tubuh Tsukasa terjatuh, kaki
Tsukasa sempat mengenai muka Skull.
Skull menjilati darah di bibir nya lalu
meludah kan keluar, “hey lets end this, I have something to do.” Tsukasa
melemas – lemas kan jemari nya.
“huh? Apa itu?” tanya Skull seraya
merenggang kan otot – otot nya.
“aku ingin mengetahui seperti apa Frostheim
itu.”
“wow, kamu yakin akan kesana? Ya baik
lah….” Skull merenggang kan kaki nya dan memasang kuda – kuda serta memperkuat
genggaman nya. Begitu juga dengan Tsukasa setelah tersenyum, di sekeliling
Tsukasa keluar aura merah. Namun di sekeliling Skull hanya angin yang berputar.
Mereka berdua langsung meloncat ke depan dan berlari dengan cepat. Saat mereka
saling berhadapan, Skull dan Tsukasa melancarkan pukulan yang tepat saling
bertatapan. Sesaat tubuh Tsukasa terpental dan berteriak kesakitan tangan kanan
nya berdarah dan tidak dapat di gerak kan.
“hahaha, i`m lost..” ucap Tsukasa dengan
menahan rasa sakit nya dan keluar symbol yang men teleport kan tubuh nya.
“dude…” ucap Skull dengan pony rambut nya
menutupi mata nya.
The
Winner is Skull Whiteback from Arc Guild.
“…you`r useless…” lanjut Skull mengetahui
pundak tangan kanan dan tubuh belakang nya berdarah dan tercabik – cabik.
Rintik hujan di ragnarok semakin deras
setelah arena itu kosong kembali. Ranko berdiri lalu berlari ke Healing Ground
untuk mengetahui keadaan Skull.
Ciel berdiri dan beranjak dari tempat duduk
nya.
“Ciel…” panggil Yuuko pelan.
Ciel membalikkan muka nya dan tersenyum ke
arah Yuuko, lalu melanjutkan langkah nya. Sesaat dua symbol keluar dan saling
berhadapan di atas arena, setelah symbol itu menghilang Nampak Ciel dan Nac
yang saling berhadapan.
“akhir nya kita bertemu kembali..”
“iya, Misa khawatir.” Jawab Ciel dengan
nada datar.
“perempuan itu terlalu melebih – lebih
kan.” Nac memejam kan mata nya.
Ciel terdiam dan melihat ke arah Misa. “dia
rela mengganti job nya demi kamu.” “so? Sudah aku katakan perempuan itu terlalu
melebih – lebih kan.”
“pathetic.”
“apa?”
“how pathetic you are.”
Nac terdiam dan terlihat mengigit bibir
bawah nya, Nac lalu menghilang dan menebas robot putih itu. “persetan lama
sekali mulai nya.” “Magna Clash” Nac menggesekan pedang nya sehingga mengeluarkan
percikan api, lalu melepaskan percikan api itu ke arah Ciel. Percikan api itu
menjalar dengan cepat, Ciel hanya berjalan menyamping untuk menghindari
serangan Nac itu.
“tau apa kamu tentang aku” bisik Nac yang
tiba – tiba berada di belakang Ciel “Tempest Assault” Nac menebaskan
pedang nya dengan keras, Ciel memutar tubuh nya dan menahan serangan Nac dengan
dagger di tangan kiri nya.
Nac terkejut melihat Ciel yang menahan
serangan nya hanya dengan satu tangan. Tangan kiri Nac mulai mengeluarkan Asccedant dan menebaskan ke arah Ciel,
namun Ciel hanya menangkis dengan tangan kiri nya. Dengan amarah yang terlihat
jelas di raut muka nya Nac menyerang Ciel dengan bertubi – tubi menggunakan dua
pedang di ke dua tangan nya. Namun Ciel hanya berdiri tegak dan menangkis semua
serangan Nac dengan dagger tangan kiri nya.
Saat Nac mengangkat ke dua tangan nya dan
hendak menebas Ciel, Ciel mengeluarkan dagger di tangan kanan nya dan menebas
Nac dengan cepat hingga menembus kebelakang dan menebas kembali Nac ke atas
hingga Ciel berada di atas Nac lalu melempar kan salah satu dagger nya hingga
menancap di tubuh Nac yang telah tergeletak di tanah dan dari dagger itu keluar
ledakan dengan cahaya yang menembus langit. “Dancing Dagger – Apocalypse –“ ucap
Ciel seraya mengambil kembali dagger nya yang tertancap di tubuh Nac.
Nac menangkap tangan Ciel “Buster
Refoier” di sekeliling tubuh Nac keluar aura hitam yang pekat.
“gghh…” geram Ciel dengan salah satu mata
nya yang tertutup karena menahan kesakitan. Tubuh Ciel terpental dengan dagger
di yang telah dia cabut. Ciel melihat tangan nya yang telah terbakar. Api kecil
di tangan Ciel telah menghilang karena hujan yang membasahi Ragnarok. Nac bangkit
dan memandang Ciel dengan senyuman licik.
“2nd Job Change: Burning Soul!” Nac mengeluarkan Skill yang sama dengan
Magna Clash namun gesekan nya lebih cepat dan lebih panjang, Ciel berputar dan
menyeret tubuh nya ke tanah untuk menghindari serangan Nac.
Saat tubuh Ciel
tergeletak memandang langit, Nac meloncat dan menghujam kan pedangnya
ke arah Ciel, namun Ciel menahan serangan
Nac dengan Twin-Dagger nya menyilang.
“Fire
Spin”
Ciel melirik ke arena sekitar nya dan
terlihat ada beberapa garis yang di buat dari pedang telah mengitari nya. Nac
meloncat dan keluar dari garis – garis itu, sesaat api keluar dari garis
gesekan pedang itu dan menjadi api yang berputar dengan cepat. “kheaggghh”
teriak Ciel saat tubuh nya terangkat dan terbakar.
Mata Yuuko berkaca – kaca melihat api besar
itu yang membentuk seperti angin topan. Saat api itu menghilang dan tubuh Ciel
melayang Nac melempar kan pedang nya sehingga menancap ke pundak Ciel. Tubuh
Ciel jatuh melesat tidak beraturan saat Nac berlari dan tubuh Ciel hampir
mengenai tanah, Ciel memutar tubuh nya dan melesat ke arah Nac seraya mencabut
pedang yang telah menancap di pundak nya. Lalu melempar kan pedang itu ke atas
dan mengadu Twin-Dagger nya dengan
senjata milik Nac.
Mereka saling menyerang dan tidak ada dari
mereka yang mengenai, sesaat Nac menancapkan Asccedant nya ke perut Ciel dan saat itu juga pedang yang di lempar
Ciel mulai jatuh dan Ciel menangkap nya lalu menancap kan nya ke leher Nac. Nac
terjatuh dan tergeletak di depan Ciel, Ciel tertunduk dan melepas kan Asccedant dan menahan rasa panas di
perut nya. Sesaat aura pekat di sekeliling Nac berputar dan memental kan Ciel.
Tubuh Nac terangkat dan berdiri dengan sendiri nya, Nac membuka mata nya yang
mulai menghitam dengan bola matanya berubah merah darah.
“Artemis Rise?” batin Ciel setelah beberapa kali batuk dan
mengeluarkan darah. “what it is? I can control my power..” ucap Nac seraya
melihat tubuh nya. “that’s right, why Nac
didn`t died last time, because Misa using Ashura Strike to sealed this power..”
batin Ciel.
Nac lalu memejam kan mata nya lalu Asccedant yang semula berada di tangan
nya mulai terbakar dan di selimuti kegelapan, saat kegelapan itu menghilang
terlihat pedang besar berada di tangan Nac dan di pinggul nya. Ciel mengangkat
kepala nya dan terdiam. Sesaat Nac telah berada di belakang Ciel dan menghantam
Ciel dengan pedang nya, Ciel loncat ke belakang dan Nac mengikuti Ciel serta
mulai menebas – nebas kan pedang nya dengan tangan satu. Mata Ciel terbelalak
terkejut melihat Nac telah berada di belakang nya lagi, saat pedang Nac menebas
Ciel, Ciel menghilang dan menjadi asap berwarna hitam.
“akhirnya kamu mengeluarkan Memoria..” ujar
Nac melihat Ciel yang tubuh nya juga mulai di selimuti kegelapan.
Nac memulai penyerangan nya dengan menyeret
pedang nya, begitu juga dengan Ciel mulai mengeluarkan aura panjang sehingga Twin-Dagger nya hampir membentuk pedang,
mereka berdua saling menyerang dengan kecepatan penuh.
“aku tidak dapat melihat mereka,” resah
Yuri.
“yang terlihat hanya kegelapan yang saling
beradu, dan lagi mereka berdua seperti tidak kenal dengan nama nya gravitasi
bumi.” Lanjut Raven melihat kedua teman nya bertarung di langit dan terkadang
di atas arena.
“Skull siapa yang akan menang?” resah Yuuko
sesekali melihat Nac dan Ciel.
“entah lah, yang aku tahu mereka berdua
saling menikmati nya.” Jawab Skull dengan santai mengetahui Nac dan Ciel saling
tersenyum saat kedua senjata mereka bertatapan.
To be Continoued…
Jikai,
Archerion –Today, The Spirit Will Be Ressurect-
“…Omnislash”
- Nac
Merfield -
0 komentar:
Posting Komentar