Archerion
-      The Blossom Petals and Red Blizzard –
Raungan dua kepala serigala yang di atasnya ada tanduk es semakin membuat Colosseum ramai, salah satu kepala serigala dengan tubuh berselimut es mengeluarkan cahaya berwarna biru dari mulutnya dan hendak melepaskanya ke arah seseorang yang telah terduduk di depan nya.
“apa kamu tau rasanya mati ?”
“hh..hh”
“I`LL MAKE YOU FEEL WHAT THE PAIN IS!!” teriak Miki mengingat kejadian diamana dia di bunuh Ciel.
Tanduk es di kepala Cerberus mulai bersinar terang, sesaat semburan es mulai di lepaskan ke arah Ciel, tanpa pikir panjang Ciel menggulingkan tubuhnya ke kanan. Saat tubuhnya terlentang salah satu kepala Cerberus itu tiba – tiba menyerang dengan mulutnya dan mengakibatkan arena yang di serang Cerberus hancur seketika.
“Ashigawa!!” teriak Raven spontan.
“Ciel!!” Lanjut Yuuko dengan keringat yang mulai membasahi tubuhnya.
Gumpalan asap akibat serangan Cerberus itu mulai pudar dan menghilang, saat itu juga Nampak muka Cerberus dan sal yang di kenakan Ciel di salah satu taring Cerberus.
“Ci..el…”
“ini tidak mungkin kan? Jangan katakan Ciel udah…” Ranko bertanya kepada seseorang yang duduk dengan santai dan melihat mata Cerberus itu.
Suasana arena mulai hening kembali dan hanya terdengar raungan Cerberus yang saling bersahutan, terkadang terdengar suara gesekan besi dari kaki Cerberus yang pergelangan nya terikat besi yang telah hancur.
“Judge!” ucap Miki dengan mata tertutup, sesosok bola putih muncul di tengah arena dan tiba – tiba berubah menjadi robot.
“tidak mungkin Ciel kalah…” Yuuko memeluk tubuhnya berharap ini hanya mimpi, sesaat terdengar suara music biola di tengah arena, Yuuko mencari sumber suara itu dan terlihat seseorang dengan pakaian serba hitam yang telah duduk bersandar di atas Colosseum dengan biola di tanganya dan jubahnya ikut menari saat angin berhembus. Suara music itu semakin lama semakin merdu, “Tsukihana?” batin Yuuko setelah mendengar beberapa melodi dari biola itu, saat robot itu hampir memutuskan pemenang nya. Suara biola itu berhenti dan terdengar raungan yang keras.
Tubuh Cerberus yang di tompang empat kaki dengan kuku yang mampu membelah tanah menjadi empat itu jatuh, dan perut Cerberus mulai membuka seperti tertebas benda tajam. Dari dalam perut Cerberus terlihat orang berambut putih dengan beberapa tubuhnya yang bercampur es dan darah serta salah satu kakinya yang terbentuk dari es dan di tangan kirinya memegang sesuatu.
“a..apa!! tidak mungkin Cerberus..!!” bola mata Miki membesar dan tidak ragu apa yang dia lihat.
“Ciel!! Yuuko, itu Ciel!!” Yuri menarik – narik pakaian yang Nampak seperti seragam sekolah Yuuko, ternyata memang benar yang Yuuko lihat itu Ciel, jantung Yuuko yang semula berdetak hebat mulai agak stabil dan mata Yuuko tertuju di tempat orang berpakaian serba hitam semula berada dan tidak di temukan apa pun. “siapa orang itu?” lanjut Yuuko matanya mulai mengecil.
“apa itu Memoria?” tanya Yuri melihat ada yang aneh dengan Ciel.
“bukan, itu bukan Memoria… jangan lihat matanya terlalu lama!” teriak Skull.
“eh? memang kenapa?”
“atau kamu akan berakibat seperti aku..” Raven menjawab pertanyaan Yuuko. “astaga..” Yuuko menutup mulutnya dan tidak percaya apa yang dia lihat. “kenapa bisa begini!!” bentak Yuri bingung melihat mata kiri Raven mengeluarkan darah.
Dengan rasa penasaran Yuuko mencoba melihat mata Ciel sebentar, dengan cepat Yuuko menutup mata dan memeluk tubuhnya. “apa itu… mata apa itu… itu apa…” tubuh Yuuko bergetar hebat melihat iris pada mata Ciel berwarna merah dan senyum layaknya iblis yang sedang bermain – main untuk mengambil arwah seseorang.
Salah satu kaki Cerberus mencoba menangkap Ciel, Ciel merenggangkan lengan kirinya lalu meremasnya dengan kencang. Mata Cerberus tiba – tiba mengeluarkan darah dan tubuhnya mulai membeku dan terpecah.
“Yuuko, Yuuko kamu baik – baik saja?” Yuri memeluk Yuuko yang badan nya bergetar hebat, Yuuko mengangkat kepalanya dan melihat banyak sekali penonton yang kesakitan akibat matanya berdarah.
“apa yang di genggam Ciel baru saja?” tanya Yuri melihat darah dan es di tangan Ciel.
“Cerberus`s Heart,,,” ucap Skull pelan.
Tangan kiri Ciel mulai membeku saat darah dari jantung Cerberus itu membeku dan membentuk es berwarna merah darah yang mulai menyebar dan membekukan tangan Ciel.
“Kyaa!!” teriak Miki matanya mulai mengeluarkan darah dan hanya dapat melihat dengan mata kanan nya.
“berhenti!! Jangan mendekat!!” lanjut Miki melihat lelaki dengan senyum iblis dan tangan kiri yang mulai membeku detik demi detik, serta es yang berbentuk kaki sebagai pengganti kakinya.
Miki mulai mengeluarkan Spell – Spell dengan waktu casting yang instant ke arah Ciel. Semua Spell yang di lempar Miki tepat mengenai Ciel, dan yang ada Ciel hanya terus berjalan dengan beberapa anggota tubuhnya ada yang terbakar, terkena listrik, terkena racun dan membeku.
“kenapa dia tidak menghindar dan masih bisa berjalan dengan stabil?!” Tsukasa mulai cemas keadaan Miki.
“astaga Ciel.. aku bersyukur tidak bertemu dia di pertandingan…” ucap Raven mencoba memberhentikan pendarahan di matanya.
Sesaat Ciel menghilang dan berada tepat di depan Miki, “Ippen... shindemiru” mata Miki membesar dan mulutnya terbuka seakan ingin mengucap sesuatu. Ciel memukul perut miki dengan tangan kirinya, sebelum Miki terpental jauh Ciel menghantamkan Miki ke tanah dengan pukulan tangan kirinya.
“gerakan itu… bukanya itu seperti Ashura Strike milik Misa?!” tanya Ranko bingung melihat gerakan Ciel.
Butiran – butiran es dari tangan Ciel terlihat bersinar di antara angin saat Ciel menghempas Miki, tanah di sekitar Miki mulai membeku dan bercampur darah dari punggung Miki.
“apa itu tidak sakit ya?” tanya Yuri melihat tangan kiri Ciel yang pecah berkeping – keping bersamaan pukulan terakhirnya. Ciel berdiri dengan darah yang terus keluar dari lengan kirinya, sesaat angin berhempus mengelilingi Ciel bersamaan bunga sakura.
“Misa… apa ini… ulahmu?” batin Yuuko di antara rasa takut yang telah menyelimutinya.
Suasana arena terdengar ramai, terlihat banyak orang yang terpesona dan takut dengan pertarungan Ciel dan Miki.
“dia bukan manusia!”
“dia hacking!”
Banyak hujatan – hujatan yang mengarah Ciel, namun keputusan tetap satu. Robot yang semula diam, mulai bergerak dan mengumumkan Ciel adalah pemenang nya.
“thanks goddess…” Yuuko menghela nafasnya dan memandangi tubuh Ciel yang mulai menghilang.
“well.. time to go..” Raven beranjak dari tempatnya dan mulai muncul teleport di kakinya.
Next Round… Raven vs Haseo!!
GO!
“bisa kita mulai?”
“seperti apa yang telah kamu lihat di layar besar itu.” Jawab Ryou kepada lelaki berambut coklat panjang dan pakaian seperti ninja.
“Wind Walk” tubuh Haseo mulai memudar dan menghilang dari pandangan Raven, “kemana dia?” tanya Raven binggung.
Raven berjalan seraya melihat – lihat sekeliling, tiba- tiba ada angin yang berhembus dan membuat luka di leher Raven.
“darah?” batin Raven setelah merasakan ada yang basah di lehernya. Angin itu kembali melewati Raven dan membuat tubuhnya tercabik – cabik.
“Raven!!” teriak Yuri melihat lelaki berambut ungu dengan yang badan nya terangkat dan tercabik – cabik.
Tubuh Raven jatuh tidak berdaya setelah mengenai serangan itu, “give up?” tanya Haseo melihat Raven.
“never” Raven mencoba bangun dengan beberapa luka di seluruh tubuhnya.
“Throw Poison Kunai!!” Haeo melempar benda hitam kecil dan runcing, dan di belakang runcing itu ada bulatan yang di dalamnya mengandung racun. Tanpa di sadari tubuh Raven telah tertancap.
“ini… bukan Skill seperti Poison Dagger atau Venomous Dagger milik Ciel..”
“badanku, tidak dapat bergerak…” lanjut Raven badan nya yang mulai tidak dapat bergerak.
“aku menghormatimu sebagai lawanku, dan aku senang dapat melawan Crusader… jadi aku akan tunjukan kepadamu… Shadow Clone, Moon-blood Dash” sesaat kabut hitam menyelimuti arena dan bulan muncul tepat di atas arena. 
“!”
“kenapa Ciel?” tanya Misa yang telah bersandar di Colosseum Healing Ground.
“no, nothing…” jawab Ciel seraya melihat ke jalan menuju arena.
Setelah kabut itu menghilang, Nampak tubuh Haseo menjadi lima dan mengitar Raven. “i`m done now.” Dari tanah keluar tangan yang mengepal dan menghantam Raven hingga terpental ke atas. Saat tubuh Raven melayang, kelima Haseo melemparkan shuriken dan menancap di kepala, tangan dan kaki Raven. “apa ini… baru aku sadari bulan seindah itu…” ujar Raven seraya memandang bulan yang bersinar terang. 
“sigh..” Haseo mengelilingi Raven yang sedang melayang bebas, kelima Haseo itu mulai menyerang Raven dengan kecepatan penuh secara bertubi – tubi dan dari semua arah. 
“Yuri…” ucap Yuuko memandang badan Yuri yang bergemetar, Yuuko memegang tangan Yuri dan memeluknya.
Setelah melambung cukup tinggi, Haseo berpindah tempat dengan cepat di atas Raven lalu dengan cakar sebagai senjata dasarnya menghantam ke jantung Raven dengan cepat hingga menancap. Tubuh Raven terlepas dan banyak darah yang ikut jatuh mengitarinya. Sebelum tubuh Raven mengenai tanah, ada cahaya bulan yang mengitar Raven, dan saat itu juga bayangan – bayangan Haseo menebas Raven dari segala arah dan di akhiri Haseo dari atas ke bawah.
“Yuuko, bagaimana ke adaan Raven… bagaimana…”
“its okay, dia akan baik – baik saja kok…” Yuuko mengusap – usap rambut pink Yuri.
Haseo memejamkan matanya dengan bau darah di tubuhnya dan ke dua tangannya.
“Really, I never though it will happen…” terdengar suara dari sisi tempat Raven tergeletak dan darah di sekeliling nya.
“…thanks to you, that finally I realize that…”
“astaga…” Haseo tidak percaya apa yang dia lihat. Lelaki berambut ungu yang badan nya hanya luka seperti goresan di sekujur tubuhnya dan mata kirinya yang berdarah.
“saat melawanku dia tidak sekuat itu… tadi jika Ciel terkena serangan Haseo, pasti mati. Tapi ini anak… badan nya kuat sekali dan luka yang menyakitinya hanya tatapan Ciel semula, dan semua serangan Haseo seperti… air yang ada di dedaunan…” batin Skull terkejut.
“Ice Nest” dari tangan kiri Raven mengeluarkan symbol biru, dan dari symbol biru itu keluar cahaya biru yang berjalan pelan. “Prison” cahaya itu memecah dan melaju cepat menancap di tubuh haseo.
“aku… tidak bisa bergerak…” kata Haseo yang sekujur tubuhnya di tertancap pendang dari es.
Dari jarak jauh Raven melempar pedang nya ke atas, saat dagang pedang itu mengarah ke atas, tubuh Raven bergerak cepat dan mengambil pedang itu lalu menebas kan ke Haseo, dengan cepat Raven melempar pedang nya ke arah Haseo sebelum mengenai tubuh Haseo, Raven mulai bergerak dengan cepat kembali lalu mengambil pedang itu dan menebaskan kembali. Sesaat pedang Raven bersinar berwarna biru laut. Raven kembali melemparkan pedang nya ke leher Haseo, dan kembali berpindah tempat dengan cepat dan menebas leher Haseo.
“kecepatan itu!!”
Dan mengakhirinya dengan tebasan dari atas hingga bawah. 
“Twilight Break” ucap Raven sepi saat menopang tubuhnya dengan kaki kanan yang tertekuk dan pedang yang megang nya terbalik (seperti Dagger yang di bawa Ciel.) sesaat, es berbentuk pedang itu terpecah dan tubuh Haseo berdiri lepas.
“kenapa… kamu begitu kuat?” rintih Haseo seluruh tubuhnya mengeluarkan darah.
“Skull, tadi itu Skill apa?”
“… sebaiknya kamu tanya sendiri… Defense itu… Agility… badan nya kuat, kecepatanya hampir menyentuh kecepatan Ciel… lalu siapa yang aku lawan dan aku hancurkan armornya saat itu, orang ini… jangan-jangan!”  
“Skull, kamu baik – baik saja?” Ranko menepuk dan menggoyankan tubuh Skull. “eh, iya maaf..” jawab Skull dengan senyum normalnya.
“apa maksudmu?” jawab Raven yang berdiri dan memandang Haseo.
“apa yang membuatmu kuat, dan cepat… seranganku… se..perti tidak… ada gunanya…” mata Haseo mulai buram dan tubuhnya mulai terkikis.
“. . . karena di sana ada orang – orang yang perlu aku lindungi… dan ada seseorang yang special.” Lanjut Raven setelah ucapanya terhenti sejenak dan memandang Yuri.
“thanks, congrats…” tubuh Haseo mulai menghilang dan Nampak hanya kepalanya sebelum ikut menghilang.
“tch, bodoh siapa bilang tidak ada gunanya…” Raven membalik kan tubuhnya yang pinggang kirinya telah berlumur darah dan terlihat bekas cakar milik Haseo hingga menembus kebelakang.
The Winner is Raven from Arc Guild!! Seru robot itu dan arena mulai heboh.
“astaga… guild itu banyak member baru, dan tenyata hebat – hebat” rerumunan penonton mulai membicarakan guild milik Raven dan teman – teman nya.
“Ciel, kamu tau itu…”
“jadi perasaan yang baru saja aku rasakan itu.. benar?” Ciel menjawab perkataan Skull.
“iya, apa kejadian di masa lalu akan terulang kembali?”
“entahlah… kalau sampai itu terjadi kembali… nampaknya akan ada waktu yang melelahkan bagi kita” lanjut Ciel seraya melihat tangan kirinya yang di perban penuh.
“Next round… Yuri”
“iya, aku akan kesana kok… jika masih ingin ikut, apa kamu sudah kuat bergerak?” Ciel memandang Misa.
“um… boleh aku minta tenagamu sebentar?”
“lol, jika memang tidak kuat bergerak istirahat saja…” ucap Skull seraya berjalan dengan menahan kepalanya dengan ke dua tangan nya dengan santai melihat Misa yang di gendong Ciel.
“mana Nac?” lanjut Skull.
“entahlah, setelah aku sadar… dia tidak ada di sisiku…” jawab Misa dengan raut muka sedikit murung.
“aku berat ya?” ujar Misa malu yang badanya telah di tompang Ciel.
“nope, hanya saja punggung ku rasanya aneh..”
“Kyaaa!!”
To Be Continued…
Jikai, Archerion – Purity of Tears –
            “ Troublesome…”
            - Yuri Hanachi -
 

0 komentar:
Posting Komentar