Archerion
~ Ever ~
Hujan masih membasahi kota Tokyo saat matahari bersembunyi di sisi lain bumi.
“tadi kamu kemana?”
“maaf, tadi aku melihat Ciel.”
“dan?”
“dia masih hampa.”
“kita lanjutkan saja di chatting mau? Biar lebih leluasa.”
“um.. baiklah. See ya Misa.”
Yuuko menekan tombol merah di ponselnya dan meletakan ponsel di ranjangnya. Yuuko menggeser Mouse di notebooknya dan mengarahkanya ke icon program di dekstopnya.
Gloomy_Girl has inviting Sankarea_Lova to Conference Chat…
Tangan Yuuko mengarah ke symbol centang di tulisan itu.
Gloomy_Girl: Welcome Yuuko.
Sankarea_Lova: hi minna.
Moon_Raven: so, langsung di mulai aja. Gini, dari keputusan tadi dan berhubung besok Archerion Maintenance kita sepakat membuat Guild. Join kan?
Sankarea_Lova: Guild? Aku sih ngikut aja.
Moon_Raven: are okay Yui?
Ichigo: o.okay.
Mag_Silent: Misa?
Gloomy_Girl: sepertinya Yui masih trauma yang dilakukan Ciel.
Mag_Sielnt: Ciel?
Sankarea_Lova: maaf, aku sendiri binggung kenapa denganya. Aku sudah tidak ada urusan dengan Miki. Tetapi dia…
Moon_Raven: bagaimana juga dia lebih lama memainkan game ini. Mau atau tidak, dia harus ikut.
Sankarea_Lova: simpankan 1 tempat.
Gloomy_Girl: Caissa…
Gloomy_Girl: lihat picture ini. Di situ terdapat urutan Guild di Archerion. Lihat Guild paling atas. Dia hanya terdapat 2 anggota.
Mag_Silent: Herion.
Gloomy_Girl: ya, dan Caissa masih tercatat sebagai anggota Guild itu. Dengan kata lain, kita tidak bisa merekrutnya sebelum dia keluar dari guild itu.
Moon_Raven: bagaimana bisa? Dengan 2 anggota bisa menempatkan Guild paling atas?
Sankarea_Lova: Ciel…
= Ciel House, 10:56 P.M. =
“Caissa ” batin Ciel seraya menatap bulan dari atap rumahnya. Darah di sekitar lengan Ciel luntur beriringan air yang terus berjatuhan dari langit.
“hai!!” teriak seorang perempuan setelah membuka jendela di seberang rumah Ciel.
Ciel terus terdiam dan menatap langit.
“kamu bukanya orang di sekolah? Apa kamu tidak kedinginan hanya menggenakan celana panjang gitu?” lanjut perempuan itu dengan lembut.
Mata Ciel terbelalak saat melihat sumber suara itu. “ Caissa “ batinya.
Kilatan cahaya menghampiri beberapa bagian bumi dan terdengar suara kencang setelah cahaya itu menghilang.
“Kyaaa!!” teriak perempuan itu seraya menutup matanya dan ke dua telinganya.
Ciel hanya terdiam melihat Caissa ketakutan mendengar suara kilatan petir itu. “umm” Caissa membuka matanya dan didapat seseorang yang berdiri di samping rumahnya telah tiada
= Akami School, 07.29 A.M.=
Suara hentakan kaki Ciel terdengar jelas di pagi itu, sekolah besar itu masih terlihat sepi. Dengan alat kecil yang tersambung kabel dan menempel di telinganya Ciel menaiki tangga menuju kelasnya.
*SRRT* suara gesekan kayu saat Ciel membuka pintu kelasnya, dan di dapat 2 orang perempuang dan 1 lelaki.
“Ciel,” batin perempuan dengan celana panjang itu.
Disekolah ini pakaian tidak terikat dengan peraturan, dengan kata lain. Pakai pakaian sesukamu, dan membuatmu nyaman belajar.
“Ciel, ada yang ingin aku katakan kepadamu.”
“aku sibuk.” Jawab Ciel kepada kakaknya seraya beranjak pergi setelah meletakan tasnya.
Sesaat tangan orang itu menggapai pundak Ciel dan menariknya. Tubuh Ciel tertarik kebelakang.
“Kyoshi!!” teriak Yuki saat pukulan melesat ke pipi kiri Ciel dan membuat tubuh Ciel menatap loker.
“aku muak dengan tingkah lakumu! Meskipun kamu membenci dia, tapi dia tetap ada di dekatmu! Jangan selamanya kamu menyalahkan Yuuko! Ini semua salahmu! Kamu sendiri yang tidak bisa menjaga character..”
“jangan campuri masalahku.”
“Kyoshi! Cukup!”
“…” Ciel terdiam saat mukanya terkena pukul kakaknya.
“sudah aku katakan dari awal, charactermu itu open test beta! Semua bug, cheat, rule. Semuanya ada di character mu. Dan kalau terjadi apa – apa di Ragnarok, itu salahmu! Caissa itu, bukan salah Yuuko. Kamu tidak dapat menjaganya.” Tangan Kyoshi semakin erat menggengam baju Ciel.
“…” dari bibir Ciel keluar darah yang mengalir pelan di sela mulutnya.
“kenapa tidak kamu mencoba menerima Yuuko! Kamu selalu mengatakan kamu sendiri, itu karena kamu tidak pernah menganggap orang - orang di sekitarmu! Rin, sejak kemarin dia khawatir sama keadaanmu. Aku tau maksudmu agar dia tidak terganggu dengan luka ditanganmu!”
“bagaimana kamu tau.”
“jangan mengalihkan pembicaraan!! Aku katakan kepadamu, ini salahmu. Kamu tidak pernah memikirkan perasaan orang – orang di sekitarmu, aku mencoba menerima kalian seperti adikku sendiri, menerima mu! Menerima Rin! Meski kita bukan kandung, tapi aku sayang kalian.! Kamu seperti ini, apa karena masa lalumu?! Caissa?! Dan seseorang yang telah mengubahmu seperti ini,! Orang yang mengubah kehidupanmu! Orang yang..”
“Kyoshi!! Cukup!!.” Yuki menutup mulut Kyoshi.
“orang itu… orang.. it..u..” Ciel memandangi tanganya.
“WAAAAAAAA!!” teriak Ciel mengingat masa lalunya.
Tubuh Ciel terjatuh, danganya memukul-mukul loker di belakangnya. Sesaat dari mulutnya keluar darah yang membasahi lantai kelas itu.
“kakak, Ciel, Ciel kenapa?” Tanya Yuuko di sela tangisnya.
“mana obatnya? Kyoshi! Mana obatnya!” panik Yuki melihat Ciel kesakitan.
Kyoshi berlari dan mengambil sesuatu di tas milik Ciel. Terlihat botol plastik yang berisi pil – pil. Yuuko mengambilkan tempat minum di tasnya dan berlari ke arah Ciel. Yuki mengambil beberapa pil dan di letakan tanganya.
“Ciel, minum ini.” Ucap Yuki seraya mengarahkan tanganya.
“ugh,” desah Yuki setelah tanganya di hempas tangan Ciel.
Tanpa pikir panjang Yuuko mengambil pil di botol itu dan membuka tempat minumnya. Yuuko memasukan pil itu kemulutnya dan meminum air. Pipi Yuuko terlihat sedang menahan air dan pil itu. Yuuko mengangkat muka Ciel dan menempelkan bibirnya.
Sesaat tangan kiri Ciel memegang pundak Yuuko, Yuuko menahan tangan Ciel sampai menatap loker itu. Tubuh Ciel memberontak saat bibir Yuuko terbuka. Ciuman dari Yuuko terlepas kecil saat tubuhnya terdorong tangan kanan Ciel, dengan cepat Yuuko meletakan tangan Ciel di dada kirinya. Sesaat bibir Yuuko mengikuti bibir Yuuko yang terbuka. Dengan lidahnya Yuuko mengarahkan pil yang dimulutnya masuk kemulut Ciel bersamaan dengan air.
Genggaman tangan kanan Ciel semakin kencang, membuat muka Yuuko merah padam. Telihat di leher Ciel, ada sesuatu yang masuk ke tubuhnya. Yuuko mencoba memeriksa obat di mulut Ciel dengan lidahnya. Lidah Ciel mengikuti Yuuko. Sesaat Yuuko melepas cumbuanya dan melihat kearah Ciel dengan muka merah. Tatapan yang sama terdapat di raut muka Ciel.
“Yuuko..” ucap Yuki tidak percaya melihat tangan Ciel berada di dada adiknya dan tangan adiknya yang satu lagi menahan tangan Ciel.
Yuuko melepaskan gengaman tangan kananya, tangan Ciel terjatuh bersamaan dengan tubuhnya yang roboh. Yuuko menahan tubuh Ciel dan melepaskan gengaman Ciel di kantong baju sebelah kirinya.
“thanks Yuuko.” Ucapan terima kasih Yuki saat melihat Ciel terbaring di tangan Yuuko.
“hh, hh” desah Yuuko menghembuskan dan menghela nafasnya. Yuuko memegang dadanya dan merapikan pakainya.
“kamu nafsu ya?” ejek Yuki melihat tingkah laku adiknya.
“ng! ngak!! Lagi pula aku baru pertama kali melakukan ini!!” Muka Yuuko semakin memerah seraya menutupi sesuatu di kakinya.
“ah, kau ini. Pagi-pagi sudah ingin ke kamar mandi.”
“ayolah Misa, aku ingin merapikan rambutku.” Yuri menarik tangan Misa dan memasuki kamar mandi perempuan.
“kok masih sepi ya ini sekolah? Sering – sering aja gini.” Tanya Misa seraya merapikan baju dan roknya di kaca.
“toh, kita jam 11 pulang juga. Disekolah cuman 3 jam. Kakak kelas kita nanti kan latihan ujian.” Jawab Yuri seraya mengikat rambutnya.
“Yuuko?!” panggil Misa terkejut melihat seseorang keluar dari salah satu bilik di belakang mereka. Terlihat muka Yuuko merah padam dan beberapa kancing pakaianya terbuka.
“kamu habis ngapain? Kamu kenapa? Kamu sakit?” cemas Yuri membantu Yuuko menutup kancingnya.
Yuuko terdiam melihat teman-temanya membantunya. Tangan putih Misa berhenti saat menutup kancing nomor 3 dari atas. Misa menyentuh bagian itu.
“kok kencang? Eh!? Kyaaa!! Yuuko jangan-jangan kamu!!?” Tanya Misa dengan muka merah malu.
“a..apa? ngg..ngak kok!! Aku masih virgin, jadi kencang dong! Memang kamu gak?” Yuuko memegang dan meremas-remas “something” milik Misa dan Yuri.
“iya-iya!! Aku percaya!! Kyaaa!!” teriak Misa kegelian.
“rasanya aneh, tapi lucu.” Tambah Yuri mukanya memerah dengan cepat.
= Akami School Hall, 08.19 A.M. =
*sigh* “kenapa sekolah kita masih masuk ya..” Ryou mengusap-usap kepalanya.
“sebentar juga.” Jawab Nac seraya melepaskan earphone di telinganya.
“Yuuko?” Tanya Ryou melihat perempuan berambut hitam berlari dari kejauhan.
“Yuuko kenapa terlihat tergesa-gesa?”
“katanya dia ingin ke unit kesehatan.” Jawab perempuan di belakang Ryou.
“oh, suaramu sekarang kecil ya Nac? Kaya perempuan.”
“suara? Aku?”
“iya, lho?! Kok ganti lagi suaramu? Tadi lemah kaya perem..”
*Prank*
“maaf ya, kebiasaan buruk. Hihihi” Yuri meminta maaf kepada Nac dan Misa setelah melempar Ryou keluar jendela.
= Akami Health Unit, 08.25 A.M. =
Langkah Yuuko berhenti saat melihat bayangan seseorang di dalam ruang kesehatan itu. Dengan rasa penasaran Yuuko membuka dagang pintu di depanya. Dan di lihat seorang perempuan sedang merawat Ciel.
“Caissa!” panggil Yuuko terkejut melihat perempuan itu.
“eh?! Maaf, kamu Sankarea Yuuko kan?”
“ (dia masih amnesia ternyata.) Iya, kamu kenapa ada di sini?” Yuuko menutup pintu ruang kesehatan itu.
“ini, aku lupa membalikan jarum suntik yang aku pinjam, saat aku kemari aku melihat ini orang. Dia sekelas dengan kita kan? Dia juga tinggal di sebelah rumahku.”
Bibir Yuuko turun saat melihat Caissa merawat Ciel. Terlihat dari muka Ciel yang damai, Yuuko menahan rasa sakit di hatinya.
“oh ya udah, aku titip Ciel…” Yuuko berlari meninggalkan Caissa yang bingung melihat Yuuko.
“ dia menangis…”
Yuuko berlari dengan air mata yang membasahi pipinya. Sesaat Yuuko berpapasan dengan teman-temanya.
“Yuuko kenapa?”
“entah, Yuuko!! Bentar ya Nac, Ryou. Kami ke Yuuko dulu.” Misa menarik tangan Yuri dan berlari meninggalkan 2 pemuda itu.
“Yuuko!!” panggil Yuri saat membuka pinta kamar mandi perempuan dengan kencang.
“Yuuko, kamu kenapa sayang?” lanjutnya.
“Ciel… Cai.ssa..” Yuuko terus menundukan kepalanya di atas wastafel dengan kran yang masih mengalir.
“kenapa? Caissa kenapa?” Misa memeluk pundak Yuuko seraya mengambil tisu di kantongnya.
“Ciel tersenyum dengan Caissa… sedangkan dia tidak sadarkan diri.......... aku..”
“lantas kenapa kamu menangis? Jangan-jangan kamu!”
“bukan, aku mencoba apa pun yang aku bisa supaya Ciel menyadari keberadaanku.. ta”
“Yuuko…” seseorang membuka pintu kamar mandi perempuan.
“kakak.” Ucap Yuuko dalam tangisnya.
“emosi memang membutakan semua, jangan menangis. Itu reflek. Caissa melakukan itu karena tau mereka itu tetangga, dan pastinya di rumah Kyoshi hanya tinggal dia, Ciel dan adik perempuanya. Kamu cemburu kan?” tegas Yuki seraya bersandar di pintu.
“apa maksudmu? Aku tidak cemburu tapi…”
“apa mau aku ceritakan apa yang terjadi pagi ini kepada teman-temanmu?”
“pagi ini?” batin Misa dan Yuri
1 New Message.
Terlihat gambar surat tertutup di ponsel Misa. Misa membuka ponsel itu dan membacanya.
From: Nac Merfield
Misa, bagaimana keadaan Yuuko? Oh. Karena kalian terlalu lama, kami memutuskan pergi ke Ragnarok. Kata Kyoshi Archerion sudah selesai maintenance. Cepat ya, aku tunggu sampai pukul 12 di Moleria, Mid.
“kita di tunggu Nac dan Ryou, mungkin ada Ciel. Ikut ya sayang? Biar kamu tidak sedih.”
“kalian pergilah dahulu, aku akan membawa adik kecilku pulang.” Yuki menepuk pundak Misa dan Yuri.
“take care of her. See ya” Misa dan Yuri menundukan kepalanya lalu pergi pulang kerumah masing – masing.
“well, apa gunanya kita berangkat kalau kita tidak pelajaran. Mau ikut pulang?”
“um, nan..”
“aku dengar saat sekolah sepi seperti ini, di bilik nomor 4 tepat di belakangmu itu sering terdengar suara wanita menangis atau tertawa kecil. Terkadang dia menawarkan sesuatu.” Tatapan Yuki tajam menatap tepat di kedua mata Yuuko.
“eh?”
“Hanako. Dia ser..”
“Kyaaaaa!! Kakak!! Ayo pulang, ayo!!” teriak Yuuko histeris menarik lengan baju Yuki.
“eh, iya – iya.. hahaha kamu ini.. aku hanya bercanda.” Jelas Yuki setelah berjalan keluar dari kamar mandi dan menyusul Yuuko yang berlari di depanya.
“hihihihi… mau bermain denganku? Hihihih” terdengar suara dari bilik nomor 4.
= Middle of Moleria City =
“ i`m sure, girl are so slow.” Keluh Raven seraya memainkan air di tengah kota.
“minna, gommen ne..”
“Misa?! Kenapa kamu berlari?” Tanya Nac melihat Misa terengah-engah mengatur nafasnya.
“aku takut kalian marah, oh itu Yuri. Mana Yuuko?” Misa melirik perempuan di belakang Raven.
Sesaat keluar portal di tengah – tengah mereka. Terlihat seorang perempuan dengan beberapa kain yang hanya menutupi beberapa bagian tubuhnya keluar dai portal itu.
“Yuuko,! Bagaimana perasaanmu?” Tanya Yuri seraya memeluk Yuuko.
“oh, well. Ini sudah membaik..” muka Yuuko memerah melihat Yuri di pelukanya.
“See, update kali ini secara resmi Lugzent telah keluar dan beberapa hari lagi akan ada Tournament.” Jelas Nac kepada rekan-rekannya.
“Lugzent?! Eh? Apa dengan kata lain Caissa bisa di keluar?” Tanya Yuuko setelah berpikir beberapa kali.
“tidak tahu, mungkin saja dia bisa. Tapi aku tak yakin..” tambah Nac memandang Yuuko.
“tidak ada salahnya kita mencoba! Ayo kesana. Misa boleh kami minta tolong?” Raven member semangat kepada Yuuko.
“tanpa di suruh aku mengerti kok. Teleport… Gate! “ keluar portal bundar besar di depan Misa.
“ Semoga kau selamat, Caissa” Yuuko berdoa sebelum memasuki portal itu.
= Lugzent, Ancient Forest of Black Christmas =
Sesaat mereka keluar dari portal terlihat seseorang yang telah duduk dengan pedang besar yang tertancap di sampingnya.
“siapa itu?”
“well, long time no see…”
“Loki!” kata Nac pelan.
“eh, lihat itu!” Yuri menunjukan bongkahan es di samping Loki.
“han..cu..r..” Mata Yuuko terbelalak tidak percaya apa yang dia lihat.
“Found you… Bastard!!!”
Sekilas Yuuko mengenal suara orang itu, Yuuko melihat ke kirinya dan terlihat seseorang yang berlari menuju Loki beriringan dengan membukanya portal yang dilaluinya.
“oh, you again.” Ucap Loki saat duduk dan melihat kearah orang yang meloncat kearahnya dan akibat sinar bulan, yang Nampak hanya bayangan orang itu.
“Nice Trick.” “tch” gumam lelaki itu saat Loki tiba – tiba berdiri dan mengambil pedangnya lalu menatapkan pedang besarnya dengan senjata kecil di tangan lelaki itu.
“ wait, he can use the moon power?” gumam Loki terkejut melihat kekuatan lelaki itu yang menghilang saat meloncat tepat di atasnya.
“Ciel – kun.” Panggil Yuuko melihat Ciel.
“You`re done now.” Serangan Ciel berhenti dan berdiri tegak namun agak menjauh dari tempat Loki berinjak.
“apa maksudmu?”
“Randomize Element… Force!”
“jadi, serangan yang dia lakukan selama ini? Hanya membuat garisan di antara salju ini, ternyata ini… a seal!” ucap Loki kesal tubuhnya tidak bisa bergerak.
“where Caissa…”
“like a hell I know the bitch..”
Dengan penuh amarah Ciel berlari dengan cepat dan mengarahkan katarnya ke muka Loki. Sesaat gerakan Ciel berhenti saat sebuah senapan besar menghadang kepalanya.
“astaga..” ucap Yuuko seraya terpaku.
“orang itu…”
“Cais.sa.. Caissa!!” Yuri melanjutkan ucapan Misa.
“kheh? Pemandangan yang menyedihkan.”
“Ciel..” lanjut Yuuko melihat tubuh Caissa mengarahkan senapanya ke kepala Ciel dan melindungi Loki di belakangnya. Yuuko menutup matanya “ Ciel.. ” batin Yuuko dalam tangisnya.
“Ca..Cai..Caissa..” ucap Ciel pelan menurunkan katarnya dan berdiri tegak.
“pergi..” ucap Caissa memandang Ciel penuh arti.
“Caissa..” tanpa Sadar Ciel melepaskan katar yang berada di tanganya.
“Cieeelllll!!!” teriak Yuuko saat mendengar suara senapan.
To be Continoued…
Jikai, Archerion – The day before Tournament; Bloody-Snow -
“… past…”
- - Ciel Ashigawa -