Archerion
-Snowflakes-
Archerion Episode: 4.1
Lug, the winter town.
“jadi ini kota baru itu?”
“umm”
“ah, kalian, ini masih pukul 5 pagi sudah liat Archerion” ucap Rose terbangun dari tidurnya.
“pagi Rose, mana Nac dan Misa? Serta Yuuko Ciel?” tanya Yuri di samping Ryou.
“bagaimana aku tau! Aku kan bangun tidur?!” teriak Rose seraya beranjak pergi dari ruang tengah.
Rose berjalan melewati lorong-lorong rumah Ciel. Sesaat Rose membenarkan pakaianya Rose mendengar sesuatu di atap. Caissa menaiki tangga dan mendapati kamar Ciel. Rose mendekat dan ingin memegang dagang pintu kamar itu.
“jangan, sebaiknya jangan dibuka” ucap seseorang memegang tangan Rose dari samping.
“Rin? Kenapa?” “aku sendiri tidak berani membukanya kalau tidak ada kakak didalam”
“bagaimana kamu tau Ciel ada atau tidak di dalam?”
Rin mengangkat tanganya dan menunjukan sebuah tanda di atas pintu kamar Ciel.
“empty?”
“ah, bagaimana kalau ini rusak ata..” “alat ini mengunakan angin disekitar dan di transfer menjadi partikel-partikel listrik sehingga ini hidup. Kalaupun listrik tidak ada, ini tetap bisa menyala mengunakan tenaga di sekitarnya, angin, air apa saja.” Potong Rin mengusap kedua matanya yang sayu.
“rumit sekali memasuki kamarmu Ciel.” Ucap Rose pelan.
Moleria City. Pub.
“wah, minuman di tempat ini memang menyegarkan!!” ucapan puas Raven setelah meletakan cangkir minumanya.
“hai semua, ternyata lagi di sini ya?” sapa Yuuko melihat ke empat temanya sedang duduk melingkar di sebuah bangku.
“Yuuko!!” teriak Yuri berlari kearahnya.
“eh, kenapa ?” tanya Yuuko di peluk Yuri.
“kangen,” ucap Yuri mengesekan kepalanya di tubuh Yuuko.
“hei, memang pakaian mage itu sexy ya?” tanya Yuri memegang sesuatu di bagian tubuh Yuuko.
“hentikan..” muka Yuuko memerah dengan nada geli.
*CROT* Ryou memuntahkan minuman di mulutnya melihat kelakuan teman kecilnya itu.
Ryou berjalan mendekati Yuri dan menarik Bow di punggung Yuri dan mengeretnya.
“Yuuko, Yuuko!!” rewel Yuri saat ditarik Ryou.
“*geesh* kamu masih saja childish” resah Ryou.
“Caissa, updated kali ini tentang apa?” tanya Yuuko seraya meletakan tongkatnya.
“tadi saat patch gak baca?” tanya balik Rose seraya membersihkan senapanya.
“kan aku di patch in kakakku” jawab Yuuko polos.
“baka” sahut Rose cepat.
“well, ada kota baru bernama “Lug” kota musim dingin, tentu saja ada dungeon baru di sana, dan yang aku dengar ada dungeon baru bernama “Lugzent”.”
“Lug,zent? Kata kakaku di sana ada hidden accesories right?”
“iya ada, dan katanya itu accessories cuman ada 1 di sini”
“gommen ne minna, nunggu Misa membersihkan diri lama.” Sapa Nac melihat teman temanya.
“jelas saja lama, Misa mandinya kan membersihkan seluruh badan dengan benar.” Ledek Yuuko.
“a..apa mak..maksudmu Yuuko?” tanya Misa dengan muka memerah,
“oh, lupakan” jawab Yuuko dengan mata menyindir.
“Nac ini salahmu semalam!” bisik Misa pelan.
“yang penting kamu senang kan?” jawab Nac meletakan pedangnya.
“oh jadi ini Pub di Moleria? Kenapa aku baru tau?” tanya Ciel melihat rumah di sisi jalan.
Ciel berjalan mendekati rumah itu. “eh?” Ciel terkejut melihat seseorang terhempas dari tembok rumah itu dan mendarat di depanya.
“hai Ciel” sapa orang itu penuh darah.
“senang melihatmu Nac” jawab Ciel seraya melihat Misa di belakang Yuuko.
“lihat apa kau?” tanya Yuuko melihat Ciel.
“noo, ada Wesi yang cantik”
= Please Standby =
“sudah aku katakan dari dulu jangan memakai alasan itu” jawab Rose meneguk minumanya dan melihat 2 orang bertumpuk tampa nyawa.
“memang Wesi itu apa?”
“monster di kota gurun, dan bentuknya tidak ada yang cantik.” Rose menunjukan sebuah kartu kepada Yuri.
“oh ini ya,” lanjut Yuri melihat kartu milik Rose.
“well, apa tujuan kita sekarang?”
“mau mencoba ke Lug? Aku penasaran tempatnya.” Ajak Raven.
“boleh – boleh aja sih,”
“well, Warp!! “ keluar lubang berwarna ungu berputar di depan Misa.
“teleport ya? Kenapa susah - susah? Kan bisa menggunakan NPC?” Tanya Yuri.
“dari pada ini skill tidak pernah aktif, lagi pula mana yang di butuhkan cuman 20.”
Nac berjalan memasuki lubang portal milik Misa dan di ikuti kelompoknya.
Lug, The Winter City
“jadi, ini… Winter city..?” kagum Yuuko melihat butiran salju jatuh dari langit.
Ciel berjalan menjauh dari kelompoknya.
“Ciel mau kemana?” Tanya Yuuko melihat Ciel semakin menjauh.
“hunt” jawabnya singkat.
“aku ikut”
“Nac, kita mau kemana?” Tanya Misa kepada orang yang sedang membawa pedang.
“aku ingin ke Blacksmith untuk menempa senjataku.”
“Yuuko kami akan menyusul setelah Nac selesai menempa senjatanya” teriak Misa kepada Yuuko.
“mau gimana lagi, ikut Ciel saja lah” ajak Ryou berjalan mengikuti Ciel serta menarik tangan Yuri.
Lug Forest.
“dingin”
“jelas saja dingin, pakaianmu seperti itu.”
“ini memang pakaian mage tau!!” kesal Yuuko kepada Ryou.
“pakai ini”
“apa ini?”
“Vladmir, Burning cloak”
“Vlad..mir? tapi, kamu makai apa?” Tanya Yuuko melihat tangan Ciel ada jubah berwarna hitam gelap.
“tapi, eh?” ucapan Yuuko berhenti melihat Ciel memberikan jubahnya di tubuh Yuuko.
Sesaat di sekeliling Yuuko keluar api berwarna biru.
“bagaimana jika kita mendekat? Apa kita i.. oh I see..” ucap Yuri melihat tangan Ciel menyentuh badan Yuuko.
“Holy Shield!!” Dari tangan Ryou keluar perisai dari cahaya dan menghempaskan magic yang mengarah ke Ciel.
“pecundang!! Keluar kau!!” teriak Ryou di balik perisainya.
“ Sight!! “ di sekeliling Yuuko keluar api ungu yang mengelilinginya.
“cerdas” ucap orang itu.
“reaksi yang bagus, mengunakan magic Sight untuk melihat orang yang bersembunyi.” Lanjutnya.
“ugh,” Yuri melepaskan anak panahnya saat ada anak panah lainya mengarah ke Ryou. Anak panah milik Yuri bertatapan dengan anak panah dari arah berlawanan.
“kenapa kalian menyerang kami?” Tanya Ryou kesal.
“apa kalian tidak tau, anak dengan job Shadow Knight adalah target di kota ini. Dan yang aku tau, salah satu dari kalian dengan job itu” ucap lelaki berambut pirang dengan tombak.
“Nac” ucap Ciel pelan.
“sekarang keluar di antara kalian yang dengan job Shadow Knight!!”
“Poison Skeleton” kata seseorang mengenakan jubah yang menutupi kepalanya dengan buku di tanganya.
“Necromancer!!” teriak Yuuko.
“job perubahan setelah Mage.” Tambah Rose.
Dari tanah yang tertimbun salju keluar tangan dan muncul tulang tulang berbentuk monster dengan cakar yang di selimuti racun.
“Yuuko, item di Lugzent ternyata hanya berjalan 1 jam, setelah itu tidak ada apa – apa di dalamnya” lanjut Rose.
“dengan kata lain…”
“ya itu hanya event dan bug”
“aku ragu kita tidak akan sem..” “kalian bergegaslah,kami akan menghambat mereka” perintah Ciel mengeluarkan Twins Dagger nya.
“thanks, Ice Elemental : Freezing Wall!! “ Yuuko menghempaskan tongkatnya ketanah. Dari dalam tanah keluar dinding dinding es yang memisahkan Ciel kepada orang lain itu.
“ Piercing Arrow!! “ teriak perempuang itu. Dari anak panahnya keluar angin putih. Sesaat anak panah itu mengenai dinding es Yuuko. Dari anak panah itu keluar symbol putih dan menembus dinding Yuuko dan melesat kearah Yuuko.
“Yuuko!!” teriak Yuri.
“ Sacrifice “
Dari depan Yuuko keluar cahaya putih yang menhentikan anak panah itu.
“thanks” kata Ciel kepada Ryou.
“Yuuko ayo cepat,!” pinta Rose menarik lengan Yuuko.
“Caissa, skill apa tadi?”
“itu milik Ryou. Dan selamat untuknya, dia bukanlah Rune Knight lagi, melainkan Crusader. Skill itu menghilangkan semua damage milik temanya tetapi damagenya akan terkena di Crusader sendiri.”
“ Heal!! “ teriak Misa melihat mulut Ryou mengeluarkan darah.
“kyaaaa!!” teriak pemanah itu.
“Iza!!” panggil seseorang dengan tombak melihat teman pemanahnya terbelah dari pedang seseorang yang keluar dari portal.
“Nac?”
“Go Nac, Blessing!!, Angeling!!, Gloria!!” Teriak Misa memberikan skill supportnya.
“mati kau!!”
Sesaat orang mengenakan tombak itu menusuk Nac dari belakang, tapi badan Nac bergerak memutari tombak itu dengan sendirinya dan mengayungkan pedangnya kearah orang itu.
“Freeze”
Dari tempat pijakan Nac keluar es yang membekukan tubuhnya.
“Niki?”
“Roxas, kamu baik baik saja?” panggil perempuan itu kepada orang yang mengunakan panah.
“ Sancturm!! “ Ryou menghempaskan perisainya. Dari bawah tanah keluar sinar putih yang membentang luas.
“apa ini?” Tanya Niki.
“sial, ini membuat pergerakan kita melambat.” Ucap Necromancer itu.
“tapi sayangnya ini tidak berpengaruh kepada monster yang memiliki Life time. Reborn!! Demon Ghouls!! Darkness Nymph!! Succubus!” keluar symbol magic dari belakang Necromancer itu dan keluar monster monster dengan aura kegelapan di sekitarnya.
“Sayangnya Light is more powerful than Darkness!! Sancturm Senta!! “ dari tanah itu keluar cahaya putih yang menaik dan membelah semua monster dengan element kegelapan.
“ Dancing Dagger – Apocalypse – “ Ciel menebas Roxas dan Niki lalu dilanjutkan menebas Necromancer itu.
“kau pikir, thief lemah sepertimu bisa mengalahkan Barbarian dengan darah banyak sepertiku?”
“ Dusk Avenue “ lanjut Ciel menghempas hempaskan pisaunya ke tanah.
Dari bekas luka yang di sebabkan Ciel keluar aura kegelapan yang melekat dan memakan tubuh orang itu. Dari kegelapan keluar raut muka dan ketawa sesaat sebelum aura itu menghilang.
“Cure” es yang menahan Nac menghilang beriringan cahaya putih yang mengitarinya.
Lugzent, Ancient Forest of Black Christmas.
“sepertinya tidak ada apa – apa di sini”
“yang aku tau sih, ini dungeon akan muncul satu bulan lagi”
“kenapa sudah ada kalau gitu?”
“mungkin untuk menghilangkan bug dan siapa tau ini dungeon untuk masa percobaan hanya hari ini saja?”
“ya udah, ayo masuk” lanjut Rose.
“Sight”
“di sini aneh, butiran salju di sini semua berwarna gelap.”
“bukan kok, semua putih. Cuman, lihat itu” Rose menunjukan sesuatu di atasnya.
“semua butiran salju yang jatuh warnanya sama kan? Putih. Cuman saat menyentuh tanah warnanya hitam”
“I see, semua pepohonan di sini berbentuk bongkahan es ya?” ucap Yuuko melihat bentuk – bentuk es yang menyerupai pohon di sekitarnya.
Rose dan Yuuko memasuki Lugzent lebih dalam, melewati akar akar yang menjulang tinggi berbentuk es di sekitarnya. Sesaat Yuuko melihat bongkahan es berbentuk prisma yang atasnya terdapat kalung berbentuk salib.
“itu kah yang kamu maksud?”
“iya, Rosary, the Purity.”
“apa efeknya?”
“ntah lah, aku sendiri tidak tau. Tapi yang aku tau dari kakaknya Ciel sih, itu cocok buat Mage/Cleric.”
“aku jadi tidak sabar” ucap Yuuko seraya berlari mendekati accessories itu.
Tanpa pikir panjang Yuuko mengambil kalung itu dan menggengamnya, sesaat bongkahan es di depan Yuuko mengeluarkan asap berwarna biru.
“Yuuko lari!!” perintah Rose saat mengetahui asap itu dapat membekukan segalanya.
“Histeria!!” Rose menembakan peluru besar asap itu. Sebelum peluru mengapai bongkahan es itu, peluru milik Rose berhenti dan membeku.
“Lari Yuuko!!” tambahnya.
Dengan sigap Yuuko melompat dan berlari mengikuti Rose yang sudah lari di depanya. Dari bawah bongkahan es itu keluar akar yang mengejar mereka bersamaan munculnya bongkahan es baru yang besar dan didalamnya terdapat sesosok perempuan yang tertidur.
“Jangan lihat belakang!, terus lari dan perhatikan langkahmu!!”
“Kyaaa!!” teriak Yuuko yang penasaran melihat kearah belakang dan di dapati akar –akar yang membeku mengejar mereka. Sesaat kaki Yuuko tersandung. Rose yang berada di gerbang Lugzent dan mendengar suara orang jatuh dibelakangnya dengan segera lari kebelakang dan memegang tangan Yuuko lalu menarik dan melemparkanya keluar hutan itu.
“Rosary!!” teriak Yuuko melihat kalungnya jatuh.
Dengan posisi yang tidak seimbang Rose memutarkan tubuhnya dan berpacu kepada tangan kananya untuk membelokan tubuhnya dan mengambil kalung itu.
“Yuuko, maaf” ucap Rose pelan. Rose melemparkan kalung itu kearah Yuuko.
“rose..” kata Yuuko pelan saat melihat Rose melemparkan kalungnya dan saat itu juga tubuh Rose membeku.
“Rose!!!” teriak Yuuko melihat tubuh Rose yang membeku di gerbang Lugzent.
“apa gunanya kalung ini kalau..” Yuuko mengingat semua kejadian yang pernah dia lakukan bersama.
“aku..”
“mengorbankanmu…” lanjutnya di tengah tangisnya.
Yuuko memegang tangan kanan Rose yang seakan ingin mengapai sesuatu. Air mata Yuuko keluar lebih deras saat merasakan tangan milik Rose begitu dingin. Yuuko terjatuh dan memeluk kedua tangannya.
“Yuuko ada apa?” panggil Misa.
“astaga..rose..”
“Ciel..” panggil Ryou pelan melihat tubuh Rose terkujur kaku.
“Caissa!!!” teriak Ciel penuh amarah.
Ciel berlari kearah Rose dan memegang pipinya. “Rose..” panggilnya pelan. Yuuko berdiri di samping Ciel.
“maaf, ini salahku” ucap Yuuko di sela tangisnya.
Ciel mengeluarkan Twins Dagger nya.
“Examine Poison…”
“Poison React…”
“Ciel, mau apa?” Tanya Yuri di belakang Yuuko.
“Protective!!“ dari depan Yuuko keluar perisai putih yang mendorongnya kebelakang.
”Venomous Weapon” pisau milik Ciel keluar aura hijau yang menetes. Dari tetesan pisau milik Ciel keluar asap yang melubangi tanah di bawahnya.
“Dancing Dagger !!“ Tubuh Ciel menghempas dan menebaskan pisaunya ke tubuh Rose.
“Dancing Dagger –Apocalypse!!-“
“percuma, dia tau ini percuma.. hal itu tidak akan membuat rose kembali” ucap Misa memeluk Yuuko.
“Memoria!!”
“Memoria Arch!!” tubuh Ciel menghilang dan menghempas hempaskan pisaunya ke tubuh Rose dari segala arah.
“Chronos Blow!!” dalam 1 detik Ciel menebaskan pisaunya lebih dari 10x
“Shadow Impact!!”
“Blizzard Strike!!”
Ciel berulang kali mengeluarkan semua skillnya ke tubuh Rose.
“Ciel,..” panggil Nac pelan.
“aku belum pernah melihat amarah Ciel seperti ini.” Tambah Misa.
“Yuuko, aku takut” rengek Yuri di belakang Yuuko.
“Ciel, cukup..”
“Illusion Strike!!” Ciel menebas Rose sampai kebelakang saat itu juga tubuh Ciel menjadi 4 dan menebas nebas bongkahan es situ berulang kali secara bergantian.
“MPnya tidak habis?”
“habis, dia menggunakan darahnya sebagai mana nya”
“Last Resorts!!” Ciel bergerak dan menebas nebaskan tubuh Rose. Kecepatan geraknya lebih cepat dari bayanganya. Dalam 2 detik Ciel menebas sebanyak 99x. Saat tebasan terakhir Ciel menembus tubuh Rose. Ciel terjatuh terpaku melihat tanah dan dari belakang punggung Ciel keluar sayap hitam dari aura sesaat.
“Forbidden Skill!!”
“skill ini?” Yuuko mengingat perkataan Rose.
“jangan sampai Ciel mengeluarkan ini!” teriak Yuuko kepada dirinya.
“Arc…” tubuh Ciel ditarik. Yuuko memegang tangan Ciel dan mencumbunya. Aura gelap di dagger Ciel menghilang begitu pula dengan aura hijau di tanganya. Yuuko menutup matanya dan terus menempelkan bibirnya.
“wow..”
“Yuri aku mau”
“PERVERT!!” Yuri menarik pedang milik Nac dan menancapkan ke tubuh Ryou berulang kali. “Misa, heal dia!!” perintah Yuri. Misa mengikuti perintah Yuri, sehingga HP Ryou penuh kembali dan di tancapkan pedang milik Nac ketubuh Ryou berulang kali oleh Yuri.
Ciel memegang pundak Yuuko dan mendorongnya pelan. Wajah Ciel tertunduk dan keluar symbol portal di sekeliling Ciel.
“teman – teman, maaf. Aku off dulu. Ada yang ingin aku bicarakan dengan Ciel” ucap Yuuko sebelum keluar portal yang sama dengan Ciel.
Yuuko Bedroom.
Calling > Ashigawa-kun
No Answer..
Calling > Ashigawa-kun
No Answer..
“Ciel.. maaf” ucap Yuuko sedih. Yuuko mengkalungkan ponselnya dan turun mendengar suara orang masuk.
“kak..”panggil Yuuko kepada seseorang yang sedang melepas sepatunya.
“ya? Kenapa adek ku sayang?”
“kalau orang yang terperangkap di Lugzent apa bisa dikembalikan? Kakak bisa?”
“itu di buka buat test doang, kenapa masuk? Kalau ada. Dia tidak bisa kembali,”
“maaf, apa kakak tidak bisa mengembalikanya? Kakak kan GM!”
“bisa, tetapi..”
“tetapi apa kak?” pertanyaan Yuuko penuh harapan.
“ingatan masa lalunya akan tersegel bersamaan karakternya.”
“s..se.serius?”
“dengan kata lain, dia akan melupakan kehidupanya yang lalu dan karakternya akan stuk di situ” ucap perempuan berambut hitam dengan mata yang meyakinkan Yuuko.
“ca..is..sa” ucap Ciel dengan muka tanpa ekspresi.
To Be Continued..
Jikai, Archerion. – Amnesia -

0 komentar:
Posting Komentar