Archerion
-Akami`s Guild-
“Yuuko??” Tanya Ciel memandang perempuan tanpa sehelai benang di depan nya.
“ke,,kenapa?!” jawab Yuuko dengan menahan muka nya yang mulai memerah.
“apa yang kamu lakukan?” Tanya Ciel lagi dengan raut wajah yang terkejut.
“sudah aku katakan, aku akan melakukan apapun asalkan kamu percaya lagi” mata Yuuko meyakinkan Ciel.
“sebenarnya aku lebih suka kalau kamu mengikat rambutmu sih…” ucap Ciel dengan muka polos.
“heeh? Baiklah..” Yuuko membalik badanya dan berjalan menjauh dari Ciel, Yuuko mengambil sesuatu dari meja dekat ranjangnya dan mengikat rambutnya kebelakang seperti buntut kuda pony.
“apa kamu suka aku seperti ini?” Tanya Yuuko seraya memandang Ciel.
“astaga…” sesekali Ciel menelan ludahnya saat memandang tubuh Yuuko dari belakang dan menatap mata Yuuko saat Yuuko memalingkan wajahnya ke arah Ciel.
“sekarang, kamu mau apa?”
“kamu cantik…”
“ah?! Benarkah?!” Yuuko tersipu malu mendengar perkataan Ciel.
“ini pertama kalinya aku memperlihatkan tubuhku tanpa pakaian di depan lelaki.”
“rasanya?”
“aku malu…” Yuuko bersandar di ranjangnya seraya menutupi dadanya.
“tubuhmu bagus kok.”
“kyaaa!! Jangan katakan itu, aku malu!” Yuuko menutupi mukanya dengan selimut.
“Sanka-san, kamu ikut bikin Guild?” Ciel mengalihkan pembicaraan.
“oh itu, astaga aku lupa! Misa maafkan aku..” Yuuko berkata kepada dirinya sendiri.
“Ciel, naiklah.. apa tidak lelah berdiri terus?” Yuuko mempersilahkan Ciel ke istana nya.
“sudah lama aku tidak memasuki kamar perempuan”
“Kyaaa!! Jadi, kamu pernah melakukan hal itu sebelumnya!!” teriak Yuuko seraya menutupi bagian tubuhnya dengan selimut.
“bukanya kamu mengatakan aku boleh melakukan apapun dengan tubuhmu?!”
“tapi.. aku belum siap…” Yuuko menundukan kepalanya seraya memainkan jemarinya.
“Yuuko?! Kamu berbicara dengan siapa?” terdengar suara perempuan dari balik pintu kamar Yuuko.
“ah!~ itu kakak, gimana ini? Kalau dia lihat aku dengan kondisi seperti ini, dia bisa mengira kita.. Kyaa!!” Yuuko panik seraya memandang Ciel yang tenang.
“aku masuk ya?” Yuki membuka pintu kamar Yuuko dan terkejut melihat Yuuko yang bersandar di kayu ranjangnya dengan selimut yang menutupi tubuh Yuuko.
“kenapa denganmu?”
“kenapa a..apa kak?”
“aku mendengar suara lelaki tadi..” Yuki berjalan mendekati Yuuko dan melihat handuk putih yang tergeletak di lantai serta kain jendela kamar Yuuko yang terbuka.
“ah, kakak bergurau… tidak ada apa – apa kan…” ucapan Yuuko terbata – bata seraya menahan di dalam selimut.
“tidak – tidak, tadi terdengar jelas kok, eh? Kamu telanjang? Heh.. lagi ngapain nih?” Tanya Yuki dengan muka yang aneh.
“mmm..maksud kak Yuki?”
“mau membandingkan punyamu denganku ya?” Yuki duduk di samping ranjang Yuuko.
“kenapa lama sekali..” batin Ciel di sela nafasnya.
“nggh,, nngak kok…” Sesekali Yuuko memejamkan matanya saat angin yang berhembus mengenai pangkal kakinya.
“kenapa denganmu? Kenapa berselimut?” Yuki memandangi tubuh Yuuko yang berselimut, sesaat Yuki mendapati sesuatu yang menganjal di kaki Yuuko.
“kenapa kakimu?” dengan segera Yuuko menangkat kakinya untuk menutupi kepala Ciel di balik selimut itu.
“kyaa!! Ngg..” teriak Yuuko kegelian saat kepala Ciel tenggelam dan menyentuh badanya.
“kamu kenapa sih? Aneh banget?” Tanya Yuki yang semakin penasaran dengan adiknya.
“ngaak!! Gak kenapa – kenapa? Bisa kakak pergi bentar? Please..” muka Yuuko semakin memerah dan menahan sesuatu.
“kenapa memang?”
“udah, pergi saja.. please!!!” tubuh Yuuko mulai berkeringat.
“oke – oke, aneh ah~” Yuki beranjak dari ranjang Yuuko dan pergi meninggalkan Yuuko sendiri.
Dengan cepat Yuuko membuka selimutnya dan melihat Ciel yang tergeletak di bawah perutnya yang tak sadarkan diri.
= Moleria South Field =
“Skull… Whiteback…” batin Nac saat mengetahui orang dengan palu besar yang mulai menghilang dari penglihatan nya.
“Raven? Kamu baik – baik aja?” Tanya Yuri khawatir melihat kondisi Raven.
“aku baik – baik aja, tapi armorku hancur dengan sekejap. See, Health Point ku juga masih penuh” tegas Raven melihat serpihan armornya.
“BlackSmith “
“maksudmu?”
“orang itu.. dengan job BlackSmith job yang bisa membuat senjata dan armor, dan satu – satunya job yang bisa menghancurkan armor dengan mudah.” Jelas Misa seraya mencari luka di badan Raven.
“sial! Dengan kondisi seperti ini aku tidak bisa melindungi kalian.” Kesal Raven memukul – mukul tanah tempat dia terjatuh.
“sudahlah, kita bisa beli lagi.” Yuri mencoba menenangkan lelaki di pelukanya.
Tanpa seucap kata Nac melempar kantong berisi Aiki ke arah Raven.
“Nac? Apa mak..”
“sudah tidak usah banyak tanya. Beli keperluanmu dengan itu.”
“ta..tapi kenapa? Apa kamu tidak membelanjakan untuk keperluanmu sendiri?”
“kalau kamu seperti itu, aku sendiri juga yang repot.” Jelas Nac pergi menghilang dari hadapan teman – temanya.
“Misa, kenapa dengan orang itu?”
“sudahlah, taka pa kok Yuri, Raven. Dia memang dingin begitu. Sebaiknya kalian mencari armor. Aku offline dulu, besok kita ketemu di tempat biasa ya. See ya”
“Nac.. thanks! Yuri, temani aku ya?” Raven tersenyum ke arah Yuri.
“iya – iya, manjanya. Hihi” Yuri tertawa kecil seraya membantu Raven bangkit.
= Ascalon, Hall of Black Knight =
“kenapa kamu kesini?” tanya seseorang yang sedang duduk di tahtanya.
“mencari kekuatan.”
“oh, lagi – lagi Quest untuk mengambil Orb of Soul ini ya?” jelas orang itu kepada Nac.
“yang aku cari tak hanya itu, tetapi pedang yang kamu kenakan.”
“aku beri tau, tidak mudah lawan Non-Player Character sepertiku, jika kamu kalah. Kamu tidak akan dapat menyelesaikan Quest ini lagi. Kembalilah dengan partymu!”
“tch.” Nac membuang mukanya dari arah orang itu. Sesaat Nac dipaksa Teleport pergi dari hadapan orang itu.
= Ichi Restaurant, 08:22 A.M. =
“bagaimana kemarin? Sudah dapat armor yang bagus?” tanya perempuan dengan rambut hitam dan rok yang terlipat terkena kursi.
“sudah kok Misa, thanks ya.” Jawab lelaki berambut ungu dengan topi di kepalanya sesekali meminum air dengan sedotan di depannya.
“maaf aku terlambat..” terdengar suara perempuan dengan helaan nafas yang tidak teratur.
“Yuuko? Kenapa kok nafasmu gitu?” tanya Yuri dengan gaun putih.
“Yuuko, ukuran bramu berapa?” tanya Ryou dengan polos saat melihat dada Yuuko dari sela pakaianya saat mengatur nafasnya.
“kyaaa!!” teriak Yuuko histeris seraya menutup pakaian nya.
= Please Standby =
“pagi – pagi seperti ini kenapa ada bintang jatuh?”
“entahlah. Berdoa saja.” Ucap seorang lelaki dengan perempuan di sebelahnya saat melihat sinar putih yang melintas kepala mereka.
= Anogawa River, 08:40 A.M. =
Nac menghela nafasnya seraya duduk di pinggir sungai memandangi kilauan cahaya yang terpantul dari matahari. Nyanyian burung menghiasi lingkungan sekitar sungai yang begitu sepi. Keheningan sungai itu terusik saat ada seseorang yang jatuh dengan kecepatan tinggi dan menghantam sungai yang tenang.
“what the…” kata Nac pelan melihat ledakan dari dalam air.
“What the heck! Monster laut!!” keluar makhluk hijau dari tempat ledakan itu.
“oh Nac, apa kabar?” monster itu melihat Nac dan mengangkat tanganya.
“Bastard!! Apa – apaan ini!” teriak Nac seraya melempar benda di sekitarnya ke arah makhluk hijau itu.
“woi ini aku!! Ryou!!” teriak makhluk itu kesal.
“he?” Nac berhenti melempar ke arah monster itu.
“kenapa bisa kamu terlempar gitu?” tanya Nac seraya melemparkan minuman kaleng ke arah Ryou yang sedang membuka bajunya di pinggir sungai.
“biasa lah, kamu tau.. monster berambut pink melemparku.” jawab Ryou dengan meragakan rambut Yuri.
“gitu juga kamu betah ya sama dia? Hahaha.” Ledek Nac seraya menjatuhkan tubuhnya di antara rerumputuan.
“wanita itu sadis” jawab Ryou sela menghela nafas.
“jadi kalian di sini?”
Nac mengangkat kepalanya dan melihat seseorang di atasnya.
“waw, celana dalam mu merah ya?”
“Kyaaa!! Pervert!!” Misa menutup roknya dan menampar muka Nac.
“aha!! Sudah aku katakan, wanita itu sadis!.. eh..” muka Ryou yang semula semangat tiba-tiba murung saat merasakan sesuatu dari belakangnya.
= Please Standby =
“aku ragu itu bintang jatuh..”
“iya, kenapa ada lagi? Dari arah berlawanan.” Ucap perempuan yang semula melihat cahaya yang melintas diatasnya dan melihat cahaya itu lagi.
“mana Ciel?” Nac menahan darah yang mengalir dari hidungnya.
Yuuko mengingat kejadian semalam dengan Ciel, “anu… dia mungkin lagi online Archerion di rumahnya.”
“kenapa mukamu merah?” tanya Yuri melihat Yuuko menyembunyikan mukanya.
“ah! Lupakan! Bagaimana guild kita? Jadi di bentuk?” Yuuko mengalihkan pembicaraanya.
“yasudah. Kita berkumpul aja di Lug, lalu bentuk guild kita.”
“oke deh, kalian online dulu aja. Nanti aku dan dia menyusul.” Yuri menunjuk sesuatu di langit.
“cahaya itu.. jangan – jangan…” perkataan Nac terhenti saat lihat muka Ryou sekilas sebelum masuk kedalam air.
“wait, bagaimana bisa Yuri melempar Ryou ke arah Barat dan jatuh dari Timur?” tanya Nac seraya tubuhnya di tarik Misa untuk pulang.
“sudah kalian pergi dulu saja aku menyusul” seru Yuri dengan senyum polos di mukanya.
= Lug, The Winter Chill =
“nah, kita sudah berkumpul kecuali Ciel.”
“ingin kita kasih nama apa guild kita?” tanya Yuri seraya melonggarkan ikatan di punggungnya.
“no idea.. Nac, thanks ya Aiki nya.” Ucap Raven mengembalikan sisa Aiki kepada Nac.
“bagaimana nama Guild kita? Apa gak ada ide?”
“Arc”
“Arc? Ciel?” panggil Yuuko melihat ke arah Utara.
“akhirnya kita bisa berkumpul seperti ini… baiklah, tunggu apa lagi. Ayo bikin~” ucap Yuri penuh semangat.
“baiklah, aku pergi membeli minuman karena kita sudah berkumpul seperti ini” lanjut Yuuko berlari meninggalkan teman – temanya.
“nama Guild kita Arc?” tanya Raven melihat sekitarnya.
“iya, bagus juga kok.” Sahut Misa santai.
“aku akan pergi ke NPC di sana,”
“tunggu…” Nac memegang tangan Ciel.
“kyaaa!! Ciel… Nac… kalian..” Yuuko menjatuhkan minuman di lenganya.
“he?” Ciel melihat arah mata Yuuko yang ketakutan dan didapat Yuuko melihat jemari Ciel yang di gengam Nac.
“Kalian homo!!~” Teriak Yuuko seraya berlari meninggalkan Nac dan Ciel.
“what the…” Nac melepaskan tangan nya.
“aku ikut ujian itu.”
“kamu yakin?” jelas Ciel melihat Nac.
“iya, aku juga.”
“Raven… Nac.. terserah kalian.” Ciel beranjak dan di ikuti Raven dan Nac di belakang nya.
“aku tau maksud kedatangan kalian. Apa kalian siap? Saat di dalam kalian tidak dapat menganti equipment kalian.” Ucap seseorang di balik jubah yang sobek – sobek.
“iya, kami bertiga siap. Langsung saja.”
“semoga berhasil.” Orang itu men-teleport Nac, Ciel dan Raven.
= Avalon, Guild Hall =
Ruangan besar yang gelap Nampak di depan Ciel, Nac dan Raven. Terlihat berbagai jenis pedang menggantung di dinding dan kaca berhias para ksatria zaman dahulu.
Di depan Ciel, Nac dan Raven keluar kaca setubuh mereka. Sesaat kaca itu pecah dan keluar bayangan mereka masing – masing.
“here we go.” Raven memasang armor dan weapon nya.
Ciel melempar pedang ke arah Nac. Dengan sigap Nac menerima senjata itu.
“pedang apa ini?” tanya Nac seraya memandangi pedang merah dengan ukiran dari lava dan beberapa taring di dagangnya.
“ Asccedant pedang yang di dalamnya tersegel kekuatan Ifrit.” Jelas Ciel memasang katarnya.
“dari mana kamu mendapatkan ini? Thanks.” Nac mengayun – ayunkan pedangnya. Saat ayunan pertama terlihat angin yang terbakar saat pedang itu di ayunkan.
“penting ya? Mereka datang. Kita lawan bayangan masing – masing.” Ciel menghilang dan mengadu katarnya dengan katar yang berada di depanya.
“ its gonna fun. 2nd Job Skills!! Buster Revoier!! “ sesaat aura gelap menghiasi lengan kiri Nac dan keluar pedang yang terbentuk dari kegelapan.
“2nd Job Skills!! Rising Weapon!!” Nac berlari seraya menggesekan pedangnya ke tanah.
“Die Die Die!!” teriak Nac dengan senyum jahatnya.
Dengan kecepatan tinggi bekas gesekan pedang Nac menghasilkan api yang berbeda. Dari pedang kanan Nac keluar api merah yang membara dan dari pedang tangan kiri Nac keluar api gelap. Nac mulai melompat seraya menghempaskan ke 2 pedangnya saat berada di depan bayangan tubuhnya. Badan Nac berputar mengakibatkan api di pedang Nac ikut berputar dan membakar bayangan tubuh Nac.
“sasuga Nac..” Raven tercenga melihat Skill Nac dan melihat tubuh Nac yang di kelilingi api berwarna merah dan gelap.
“ Fire Lord!! “ Raven melempar crystal berwarna merah, sesaat Raven menggengam kencang genggaman tanganya dan crystal itu pecah. Dari dalam crystal itu keluar sayap merah dan Nampak seekora naga dengan raungan yang kencang. Naga itu berputar dan mulai membakar tubuh yang menyerupai Raven. Naga itu ikut juga membakar bayangan tubuh Nac yang semula terbakar. Naga itu menutupkan sayapnya dan menghilang menjadi pedang.
“tema kali ini bakar – bakaran ya?” ucap Ciel melihat area di sekitarnya menjadi lautan api dengan sekejap.
“mereka belum berakhir..” ucap Nac melihat bayangan tubuhnya dan Raven yang mulai menyatu menjadi monster bertanduk yang berdiri dengan ke 2 kakinya.
Monster itu menggenakan cakar dan pedang besar di tangan kirinya.
“itu bentuk aslinya? Ciel, data.”
“Behemoth “ tegas Ciel melihat monster berbentuk banteng yang memiliki sayap naga itu.
“wait…”
“kenapa Ciel?” tanya Raven melihat Ciel memberhentikan Nac yang mulai berlari ke monster besar itu.
Sesekali monster itu mengeluarkan api berwarna biru.
“Loki…”
“hahaha, congrats Ciel. Sudah aku duga kamu dapat melihatku.” Seseorang turun dari kaca di atas dinding.
“kenapa Loki bisa masuk? Bukanya kita di tele…”
“dia Game Master sekarang. Dia bisa bertindak sesuka hatinya.” Seru Ciel dengan pandangan sinis.
“cih, tidak menarik kalau hanya dengan 1 monster. Having fun~” Loki menaburkan debu berwarna emas sebelum pergi. Dari debu itu keluar 3 symbol dari dalam symbol itu keluar monster berbentuk setan dengan sayap hitam.
“ Sigh!! Succubus!! “ teriak Nac memandang monster itu.
“bukan, itu bukan Succubus.”
“apa kamu tidak lihat? Bentuknya itu.. dia Succubus!!”
“Hetray Succubus element api.” Lanjut Ciel melihat beberapa anggota Succubus itu terdapat api kecil.
“sigh, Pedang ini jadi tidak berguna..” kesal Nac memandang Asccedant.
Hetray yang terbang mengitari behemoth mulai menyemburkan api – api. Salah satu hetray itu berputar dan membentuk tornado api yang mengarah ke arah Nac, Ciel dan Raven. Saat tornado itu turun, tanah di sekitar area tempat tornado itu terbakar. Nac berputar menghindari serangan tornado itu. Sesaat tornado itu berpapasan dengan Nac. Nac menebas tornado itu dengan Asccedant , tornado itu mulai terbelah dan menghilang di telan asap hitam.
“kenapa bisa? Api memakan api?” gumam Raven melihat serpihan api hasil Hetray.
“Pedang yang tercipta dari api neraka. Pedang ini dapat menebas api sekalipun.” Tegas Ciel mulai berlari ke arah Behemoth.
To Be Continued…
Jikai, Archerion – The Burning Rage of Flame Terror –
“ Die Die Die…”
- Nac Merfield -
0 komentar:
Posting Komentar