Archerion
The Burning Rage of Flame Terror –
Ciel berlari dan menghindari serangan yang di lancarkan Hetray. Ciel mengeluarkan Katarnya.
“Examine Poison”
“Poison React… Venomous Weapon!!” Disekeliling katar Ciel keluar aura hijau. Dari aura hijau itu mulai menetes.
“Agility Up!!” sesaat dari kaki Ciel keluar sayap putih dan menghilang dengan cepat saat menghempaskan sayapnya. “Nac?” batin Ciel saat merasakan tubuhnya seringan angin.
Behemoth yang semula berdiam mulai mengerakan ekornya yang terdapat duri dan di atas duri ada api yang menyambar hebat.
“andai aku Elemental Knight, aku dapat menganti elementku sesuka hati… sigh!” kesal Nac melihat Behemoth yang mengeluarkan Imp dari ekornya.
“penyesalan tidaklah penting, yang penting bantai aja.”
“ Ice Nest!! “ dari tangan kanan Raven keluar cahaya biru. Cahaya itu di pecahkan Behemoth dengan ekornya. Sesaat cahaya itu menyelimuti ekor Behemoth dengan es dan dengan sekejap tubuh Behemoth membeku.
“Nac!! Selesaikan!!” teriak Raven yang menghadang monster kecil bertanduk yang mendatangi Raven dan Nac.
“cih, Magna Clash!! “ Nac menggesekan Pedangnya percikan api berwarna merah keluar dari belakang pedang Nac. Nac melepaskan tebasanya, sesaat percikan api itu bergerak dan membakar tanah yang di lewatinya. Percikan api itu menebas dari 1 Imp ke Imp lainya.
“Breaker Flash!!” Raven menghilang dan mulai menebas 1 Hetray ke Hetray lainya dengan kecepatan tinggi. “Kai” dari luka yang di hasilkan Raven keluar cahaya putih yang membakar habis monster monster itu.
“sekarang tinggal monster banteng itu saja.” Ucap Raven seraya menghela nafas saat mendarat ke tanah.
“2nd Job Skills!! Guardian Strikes!!” Nac melompat ke arah Raven, kaki kanan Nac berpacu kepada perisai Raven. “Go Nac!!” Raven mengankat perisainya tinggi – tinggi dan Nac melompat bebas di atas Raven. Nac melemparkan pedang dengan aura gelap di tangan kirinya dan tertancap di jantung Behemoth. Sesaat pedang itu tertancap keluar prisma berwarna gelap yang dasar prisma itu terbuka dan mengarah ke arah Nac. Dengan kecepatan tinggi Nac mengayunkan Asccedant ke arah Behemoth. Tubuh Nac masuk saat mengapai prisma itu. Sesaat prisma itu ikut menghilang saat tubuh Nac memasuki tubuh Behemoth.
“…” Ciel terdiam saat Nac keluar dari punggung Behemoth dan mendarat dengan kaki kanannya sebagai pacuan tempat dia berhenti. Tubuh Behemoth tercabik – cabik dan saat itu juga keluar symbol kerajaan dari aura yang gelap.
“its done yet?”
“nope” jawab Ciel singkat seraya duduk menikmati tubuh Behemoth yang mulai retak.
“damn, tenagaku mulai habis.” Sesaat perisai di tangan kiri Raven mulai menghilang.
“sesaat, kenapa tenagaku ikut habis.” Nac merasakan tubuhnya terasa lemas.
“ini karena efek behemoth, siapa saja yang mengeluarkan skill kepadanya, tenaganya akan cepat habis.” Ciel mulai beranjak dari tempat duduknya.
“maaf aku tidak bisa membantu…” ucap Raven yang mulai terjatuh.
“bastard!!” geram Nac melihat sosok orang yang keluar dari Behemoth.
“ Kiva “ panggil Ciel melihat sosok bayangan itu.
“ Ciel, rahasiakan ini dari semuanya.”
“…”
“2nd Job Skills!! Artemis Rise!! “ tubuh Nac mulai di selimuti kegelapan Nampak pedang besar bergelantungan di punggung Nac. Mata Nac berubah menjadi hitam dan bola matanya berubah merah darah. Nac mengankat tanganya dan memegang dagang pedang besar di belakangnya.
“kenapa dia masih memiliki Mana Point untuk melakukan itu?” batin Ciel melihat aura Nac yang mulai menyambar – nyambar.
“tch..“ Tubuh Nac bergerak lebih cepat dari bayanganya, Nac mulai menghantam Kiva dengan tangan kirinya, Kiva menghindar dan loncat di atas Nac. Tangan Nac menghantam lantai mengakibatkan lantai di sekitarnya hancur.
“die.” Nac mengambil pedang besarnya yang muali di selimuti kegelapan, Nac mengayun – ayunkan pedangnya. Area di sekitar Nac mulai retak dan tergores oleh angin dari pedang Nac.
Kiva mengeluarkan tongkat berupa Pike dan menyerang serta mengarahkanya ke Nac yang berada di bawahnya. Pike milik Kiva menghantam pedang besar Nac. Nac mengangkat pedangnya membuat tubuh Kiva terpental.
“2nd Job Skills!! Artemia – Unlimited Blade Works!!" Pedang milik Nac terpecah dan mulai mengitari Kiva. Nac loncat dan menghempas Kiva dengan Asccedant. Kiva menghalau serangan Nac. Nac terdorong kebelakang dan mulai mengambil 1 pedang lalu menebaskanya ke Kiva.
“dia melawan gravitasi..” kagum Ciel melihat Nac terbang bebas dan menebas Kiva dari 1 pedang ke pedang lainya. Aura gelap yang menjadi tubuh Kiva mulai terlepas dari 1 anggota ke anggota lainya beriringan dengan tebasanya Nac. Sesaat tubuh Kiva yang hampir menyentuh tanah Nac menghempaskan semua pedang yang mengelilingi Kiva dari atas dan menghantam tanah.
“…” Ciel terdiam melihat tanah dan angin yang mulai berserakan saat Nac mengakhiri seranganya. Nac loncat dan menjauh dari Kiva yang berada di dalam gumpalan asap.
Nac mengangkat tanganya bermaksud menangkap Asscedant dan pedang besarnya. “done.” Nac mengedipkan matanya, sesaat mata Nac mulai normal dan gumpalan asap itu mulai menghilang. Tampak tubuh Kiva yang tidak berdaya berada di atas tanah yang hancur dan berbagai pedang yang menancap di tanah.
“keep this secret.. clear?” Nac melemparkan Asscedant, pedang merah Nac itu mulai membakar tubuhnya dan pedang besar di belekang Nac menghilang saat mata Nac kembali normal.
Ciel tersenyum kecil dan mulai keluar portal di sekeliling mereka bertiga.
“whats going on with this earth… he`s more powerful…” batin Ciel melihat Nac.
“Ciel, bagaimana testnya? Lama sekali?” khawatir seseorang perempuan dengan rambut yang di kuncir layaknya ekor pony.
“this,” Raven menunjukan surat keberhasilan mereka. “kita hanya tinggal membawa ini ke NPC itu dan guild kita jadi.” Lanjut Raven mengelus rambut pink Yuri.
“aku lelah,” Nac menjatuhkan tubuhnya ke dinding rumah dan memejamkan matanya.
“Heal”
“Thanks Misa…”
Raven beranjak dan memeberikan surat rekomendasi itu. Sesaat keluar aura dan sayap biru di tubuh Ciel, Nac dan Raven. Saat sayap itu menghilang Nampak cloak dan badge guild di tangan Raven.
“so, semua sudah aku urus. Kita semua 1 guild sekarang.”
Mata Ciel terbuka lebar saat mengetahui seseorang dengan aura yang tidak asing keluar dan mendekat ke arahnya. Ciel melihat ke aura itu dan terlihat Loki dan Caissa berjalan mendekati segerombolan anak itu.
“Caissa” ucap Ciel pelan melihat perempuan yang berjalan malu – malu.
“tch, di saat seperti ini kenapa orang itu datang!” kesal Nac yang kehabisan tenaga.
“congrats moron.” Ucap Loki seraya melemparkan crystal berwarna emas ke arah Ciel.
“Emperia!” tebak Yuri melihat benda yang melayang ke arah Ciel.
Ciel memejamkan matanya saat benda itu tepat di depan tubuhnya Ciel menebas Emperia dengan pisau 1 tangan di tangan kirinya.
“apa – apaan kau!! Itu Emperia Klonoa!” kesal Loki melihat tindakan Ciel.
“so?”
Dengan raut muka yang kesal Loki bermaksud berlari ke arah Ciel. Saat Loki hendak mengeluarkan senjatanya tanganya di pegang oleh Caissa.
“kamu janji tidak akan ada keributan.”
“Emperia itu apa?” tanya Raven bingung melihat benda emas itu terpecah.
“bukti tanda suatu guild memiliki kekuasaan atas kota itu.”
“anak ingusan!” kesal Loki seraya keluar symbol teleport di sekitarnya dan Caissa.
Saat tubuh mereka mulai menghilang, Caissa memandang Ciel dengan pandangan mata yang sedih.
Ciel menundukan kepalanya dan berjalan meninggalkan teman – temanya.
“Ciel, mau kemana?”
Ciel menunjukan sesuatu dengan jari – jarinya. Yuuko mengikuti jari tangan Ciel dan melihat jadwal Tournament.
“Nac kamu tidak ingin lihat?” tanya Misa di samping Nac.
“entar saja, badanku lemas.” Jawab Nac tanpa sadar kepalanya tersandar di pundak Misa.
“so… kita berada di group yang berbeda” ucap Ciel sepi.
Group A: - Raven
Miki
Luca
Yuri
Group B: - Misa
Tsukasa
Ciel
Nac
Group C: - Yuuko
Roxas
Tsubasa
Caissa
Group D: - Skull
Ranko
Haseo
Seraphime
“Caissa… aku akan membuatmu sadar “ tekan Yuuko melihat nama Caissa di groupnya
“semua kumpul di moleria ground, southeast.” Seru Raven kepada semua anggota guild.
= Moleria Ground, Southeast =
“kita sudah saling tau kita berada di group mana.” Seru Yuuko di antara dinding es yang mengitari mereka.
“system nya simple kok, kita akan saling bertarung disetiap divisi group. Siapa saja yang mendapatkan nilai terbaik di groupnya akan di ambil 2 orang untuk memasuki semi-final. So, do your best minna!” teriak Yuri membangun semangat di antara mereka.
New Message.
Raven membuka messagenya. “Yuri, kamu juga mendapatkan messagenya kan?”
“iya, semua. Aku dan Raven harus segera berkumpul. Karena tournamentnya sebentar lagi.” Yuri menundukan kepalanya seraya berjalan meninggalkan teman – temanya.
“tunggu, kenapa di nama ini ada yang warnanya beda dan ada yang sama?” tanya Nac menunjukan beberapa nama orang di tournament.
“orang yang warnanya sama berarti dia berada di 1 guild yang sama.” Yuuko menunjukan namanya dan nama Ciel.
“wew, kenapa menunjuk ke arah Ciel?” sindir Misa mencubit pipi Yuuko.
“Kyaaa!! Jangan salah paham!!” Yuuko melemparkan Ciel yang sedang bersandar di rerumputan menembus dinding es yang tebal.
“kenapa aku?!” teriak Ciel setelah melepaskan kepalanya yang tertancap pohon.
“kamu pasti berpikiran yang tidak – tidak!! Earth Spike!! “ tanpa sengaja Yuuko mengeluarkan Spell nya. Ciel yang sedang bersandar dan memegang kepalanya di dekat pohon terpental saat tanah yang keluar di sekitarnya menjadi tanah – tanah yang menjulang dan runcing.
“why always me…” Ciel terpental jauh menembus awan di atasnya.
“well, sebaiknya kita melatih diri kita sendiri sebelum tournament” Nac pergi meninggalkan Misa dan Yuuko.
Tubuh Ciel semakin jauh dari daratan. Mata Ciel terpejam menikmati angin yang berhembus di antar pakainya. Sesaat Ciel membuka matanya terlihat seseorang dengan sayap berada di atasnya.
“awas!!” teriak Ciel mencoba melindungi kepalanya dengan ke 2 tanganya.
“eh?” respon perempuan itu dengan sayap putih. Ciel menatap perut perempuan itu dan jatuh bersama. “dia pingsan..” batin Ciel melihat perempuan yang terpejam matanya dan terhempas ke tanah. Ciel mencoba memegang orang itu dan memeluknya. Mereka jatuh dan berputar, sayap putih perempuan berambut kuning dan di kuncir se pingang berbaju putih tipis dan celana putih di pelukan Ciel itu mulai membuka matanya dikit demi sedikit.
“ugh..” mereka jatuh di daratan dengan posisi perempuan itu terlentang dan Ciel berada di atasnya. “um..” Ciel mencoba menggerakan tangan kirinya, terdengar suara desahan perempuan itu. Ciel mencoba bangkit dan tanpa sadar melihat muka perempuan itu yang merah dan lemas.
“apa ini? So soft.” Batin Ciel memainkan jarinya.
“Kyaaa!!” teriak perempuan itu melihat pakainya terbuka dan tangan Ciel masuk di antara pakaian dalamnya. Dan tubuh Ciel yang terhimpit ke 2 kakinya.
“lepaskan aku!!” bentak perempuan itu. Ciel mencoba bangkit dan menekan tangan kirinya. Desah perempuan itu semakin jadi, tanpa di sadar Ciel di tending dengan kaki kanan perempuan itu membuat dia terpental. Tangan kiri Ciel yang sebelumnya masih masuk ke pakaian dalam perempuan itu terangkat dan membuatnya terlepas.
“he?” Ciel menyaksikan perempuan di depanya yang hanya menggenakan celana putih dan baju putih yang bergelantungan.
“Hentaaaii!!!” teriak perempuan itu seraya berlari meninggalkan Ciel.
“ kecepatan ini?” kagum Ciel melihat perempuan itu berlari begitu cepat. “siapa orang itu?” Ciel mencoba bangkit dan membenarkan pakaianya.
“eh? Yuuko? Sejak kapan?” tanya Ciel polos dengan perempuan di belakangnya.
“aku melatih kekuatanku kok”senyum Yuuko kepada lelaki berambut putih di depanya.
“kenapa aku di lempar?” kesal Ciel melihat tubuhnya melayang.
“you are the worst!!” teriak Yuuko kesal.
Tubuh Ciel terpental sesaat berpapasan dengan perempuan itu. Perempuan itu memandang Ciel dan Ciel memandang perempuan itu, tanpa sadar perempuan itu mengingat tindakan Ciel. “Pervert!! Diaboro Kick!! “ perempuan itu loncat dan menendang perut Ciel seraya memegang dan menutupi dadanya dengan tangan kananya.
“what the… kekuatan apa ini…” tubuh Ciel berputar dan terpental tidak beraturan. Ciel melihat tanah di bawahnya yang terbelah layaknya tergores pedang besar. “tubuhku tidak mengenai tanah ini, hanya angin yang mengenainya tapi… tanah ini seperti tergores pedang Nac.” Seru Ciel melihat tubuh terpental di atas laut.
Tournament Group A…
Raven vs Luca
“good luck ya..” perempuan berambut pink dengan anak panah yang membelah dadanya mencoba member semangat kepada Raven.
Tanpa memalingkan mukanya Raven mengacungkan ibu jarinya. “ternyata di group ini, hanya aku yang cowok” batin Raven dengan rasa keluh. Raven memasuki arena pertarungan Nampak suasana ramai, Raven mencoba mengamati reramaian itu.
“Raven!!” panggil seseorang di kursi penonton.
“Yuri..” Raven memasang muka senyum dan melambaikan tangan ke pada teman kecilnya itu.
“jadi kamu lawanku?” tanya perempuan berambut hitam di kuncir kebelakang dan sebagian rambutnya menutupi mata kananya, perempuan itu menggenakan pakaian ketat berwarna biru laut dan rok yang mengembang.
“astaga, groupku memang indah” batin Raven memasang muka mesum dan membayangkan sesuatu.
“Misa lepaskan aku!! Lepaskan!!” teriak Yuri mencoba melepaskan anak panah di tanganya tetapi di tahan Misa.
“iya, aku Raven. Salam kenal.” Raven menundukan kepalanya.
“aku Luca, meskipun aku perempuan jangan segan – segan melawanku.” Luca membalas salam Raven.
1st Tournament Group A
Start!
“aku hargai kamu perempuan, aku…” Raven terkejut dengan sekejap mata perempuan yang semula berada jauh dari tubuhnya tepat berada di depanya.
Raven mengangkat perisainya dan menahan pukulan perempuan itu. Dengan sekejap perisai itu hancur berkeping – keping.
“she can break my shield with bare hand?!!” kagum Raven melihat muka perempuan itu.
“I told you not to let your guard down…” seru perempuan itu mengecup kening Raven.
“baiklah, aku hargai itu.” Seru Raven melihat Luca menjauh dari Raven.
“saat aku melihat tanganya, Nampak aura hijau yang menyelimuti tanganya.. 2nd Job Skills!! Terra Shield! “ Nampak perisai yang baru mengantikan perisai yang hancur di tangan kiri Raven. Perisai itu berwarna coklat dan ukiran hijau.
Mata Luca terbuka lebar melihat Raven bergerak cepat dari kanan dan ke kiri. “bagaimana bisa dia dengan perisai seberat itu bergerak begitu cepat?!” Luca bingung melihat kecepatan Raven.
Raven menebaskan pedangnya, dengan muka sepi Luca mundur 1 langkah dan melihat Raven berayun di depanya. “2nd Job Skills.. Crawling Punch!!” Luca memukul punggung Raven, dari pungung Raven keluar symbol merah. “2nd Job Skills.. Burning Punch!! “ sesaat tubuh Raven belum menyentuh tanah, Luca memukul – mukul dengan cepat punggung Raven, mengakibatkan pukulan Luca mengeluarkan api yang sangat cepat.
“sigh, meskipun dengan armor sekuat ini, pukulanya tetap terasa sakit.” Geram Raven kesal.
“2nd Job Skills.. Body Reflect” pukulan yang di lancarkan Luca berhenti saat pukulan terakhir di lepaskan. “kenapa? Kenapa tubuhku tidak dapat bergerak?” kesal Luca melihat tubuhnya tidak dapat bergerak.
Raven bangkit dengan aura biru di sekitarnya. “aku belum pernah menggunakan skill ini, kau akan menjadi pertama.”
“2nd Job Skills.. Moleria Slash!!” Raven mengeluarkan pedang dari sabuknya sesaat keluar angin kencang yang menyayat tanah dan Luca. “Kyaaa!!” teriak Luca menahan sakit tubuhnya.
“eh?” Raven terkejut melihat pakaian perempuan itu yang tanggal. Tersisa pakaian dalam yang mengikat tubuh perempuan itu.
“apa – apaan kamu?!” kesal Luca tertunduk dan menutupi tubuhnya.
“perempuan memang lucu jika malu begitu” batin Raven mukanya memerah.
“orang itu!! Mati kau!! Mati!!” kesal Yuri yang tidak dapat memanah Raven. Raven memandang Misa dan menjulurkan lidahnya.
“awas kau…”
“hm?” Raven melirik ke Luca.
“w..aw..” Raven terkejut melihat aura merah bercampur kuning mengitari tubuh Luca dan mengakibatkan tanah di sekitarnya terangkat.
“Burning”
To Be Continued…
Jikai, Archerion – Strip and Burn! –
“ You touch my spot…”
- Luca -
0 komentar:
Posting Komentar