Blogger Backgrounds

Sabtu, 25 Desember 2010

Archerion Chapters 4

Archerion
Turning the Tide
“Nac!! Hentikan!!” teriak Misa dari bangku penonton.
Nac hanya melirik kearah Misa sebagai tanda respon-nya. Nac kembali mengayungkan pedangnya kearah Ciel.
“aku tidak ingin melawanmu Nac.” Ucap Ciel datar.
“tch, kenapa? Apa karena aku lemah!? Apa kamu yang terlalu kuat!?” teriak Nac penuh amarah.
“nope, coz we are friends”
“Ciel, apa yang kamu pikirkan?” batin Yuuko seraya menahan Misa.
“BUKTIKAN DI PERTARUNGAN INI!!” Nac berlari dan memutar-mutarkan pedangnnya. Ciel melompat dan mengarahkan pedangnya tepat kearah Ciel. Dengan mudahnya Ciel melompat kebelakang saat pedang milik Nac tertancap di depanya.
“Divine Stomp” ucap Nac pelan. Sesaat dari tanah yang tertancapkan pedang Nac itu keluar cahaya hitam gelap yang mengarah kearah Ciel. Ciel yang masih melayang terkejut melihat serangan Nac itu. Tanpa pikir panjang Ciel membalikan. tubuhnya dan menancapkan salah satu daggernya tanah dan memutarkan tubuhnya.Ciel melihat sinar gelap itu terus dan mengenai salah satu puing. Puing itu roboh dengan seketika.
“Burning Soul!” Nac menarik pedangnya yang tertancap di tanah kearah depan dengan kuat, mengakibatkan tanah-tanah yang bergesekan dengan pedang Nac membelah dan mengeluarkan percikan api berwarna gelap. Nac melepaskan tarikan pedangnya kearah Ciel, percikan api itu dengan cepat menebas tubuh Ciel, Ciel terpental dan menatap salah satu puing itu.
“bankit kau!!” teriak Nac mengetahui Ciel belum kalah. Ciel mencoba bangkit dengan memegang dadanya yang terkena serangan dari Nac. Darah mengalir begitu deras dari dada Ciel akibat luka yang di buat Nac.
“Nac! Aku mohon hentikan!!” teriak Misa dalam tangisnya.
“Speed Up!” dari tangan Nac keluar sinar hitam yang kemudian masuk kearah kaki Nac.
“Nac bisa nge-support diri sendiri?! Yang aku tahu, Knight tidak ada skill itu!!” ucap Yuuko bingung.
Dengan sekejap Nac berada di samping Ciel dan hendak menebasnya. “so…” ucap Ciel melihat Nac disampingnya. “apa?!” Nac menghempas hempaskan pedangnya berkali-kali dan Ciel menghindar dengan satu tangan didadanya. “2nd Job, Shadow Knight, right?” lanjut Ciel saat Nac berada tepat dibelakangnya.
“Tch, lemah!” kesal Nac menghempaskan pedangnya lagi.
“Cabut senjatamu!! Cepat lawan aku!!” lanjutnya.
Ciel mengeluarkan Twins-Daggernya yang baru saja dia masukan kebelakang kantongnya. “jadi itu benar, kamu menghabisi 100 player dalam 10 jam huh?” Tanya Ciel mengingat apa yang pertama kali Ciel lihat saat Nac berada di Colosseum. “itu persyaratan untuk menjadi Shadow Knight right?” lanjutnya memutar-mutarkan daggernya.
“Shadow… Knight??! Astaga.. Nac..” ujar Yuuko tidak percaya apa yang dia dengar.
“memang, kenapa dengan shadow knight?” Tanya Misa dengan suara lemas.
Yuuko membuka sebuah kotak berwarna hijau yang berisikan daftar-daftar player dan jobnya, Yuuko mencari ketempat Shadow Knight. “see, player yang mengambil Shadow Knight hanya 3 orang, 2 orang lainya sudah ber-level 100 keatas, dan hanya Nac yang ber-level 45.”
“memang kenapa cuman 3 orang?”
“untuk menjadi Shadow Knight, player harus menghabisi 100 player mengunakan job pertama.. oh wait, Nac merubah jobnya… kemarin..”
“jadi… yang Nac katakana di atap sekolah itu… benar? Dia menghabisi 100 player, dengan menggunakan job Knight? NAAAC!!!” teriak Misa penuh rasa kesal.
“Aku benci kamu Nac!! Aku benci!! Aku tidak ingin mempunyai teman yang membunuh begitu mudah!!” lanjutnya. Air mata Misa menetes lebih kencang dari sebelumnya. Misa mnundukan kepalanya dan menahan air matanya dengan kedua telapak tanganya. Misa terjatuh, terduduk terpaku. Yuuko menurunkan badanya dan memeluk Misa.
“2nd Job Skills!! Buster Refoier!!” Tubuh Nac diselimuti kegelapan dan pedang yang di pegang Nac, di pegang kebelakang. Sesaat tubuh Nac bergerak dengan cepat dan mencoba menebas kearah Ciel. Ciel menghalau serangan Nac dan sesaat mencoba menyerang.
“see,!!” Nac bergerak kekiri kanan dengan cepat.
“aku lebih cepat darimu!!” Nac menambah kecepatannya.
“dan aku lebih kuat darimu!!” Nac menghempaskan pedangnya kearah Ciel. Ciel melompat dan menggunakan pundak Nac sebagai pijakanya. Nac melihat kearah Ciel yang melayang bebas diatasnya.
“Twins…” “2nd Job Skills!! Sorrow Bash!!” Ciel yang ingin melepaskan skillnya terhenti saat Nac melepaskan skillnya terlebih dahulu. Dari bawah Nac keluar symbol gelap, dan diatas Ciel keluar gumpalan asap hitam. Mata Ciel terbelakak melihat asap gelap itu. Nac mencabut pedangnya dan menancapkanya kembali kedalam symbol dibawah Nac. Sesat dari gumpalan asap di atas Ciel mengeluarkan api yang besar dan melesat kearah Ciel.
“Ciel!!” teriak Yuuko melihat tubuh Ciel terkena semburan api berwarna hitam itu.
Dari asap itu keluar seseorang yang terjatuh bebas, di sekeliling tubuh orang itu mengeluarkan asap. “its over?! Ternyata kamu ..” ucapan Nac berhenti saat tubuhnya ditancapkan Twins-Dagger dari belakangnya.
“bagaimana bisa?! Dia kan.. lagi terjatuh.. sekarang kenapa dibelakangku..” Batin Nac terkejut. Nac melepaskan tubuhnya dari pisau Ciel dan menghindar jauh.
“its Enough to have fun!!” “Shadow Mode!! Artemia Rise!!”
“kyaaa!!” teriak Misa dan Yuuko saat angin gelap menghempas mereka.
Tubuh Nac diselimuti kegelapan yang pekat. Mata Nac berubah hitam, dan bola matanya berwarna merah darah.
“jadi… ini kekuatan Shadow Knight?” ucap Ciel bingung.
Dari kedua tangan Nac keluar listrik hitam dan berbentuk pedang. “Ciel, time to die” ucap Nac diseklilingi aura hitam.
“!!” Ciel terkejut melihat Nac menghilang diikuti ledakan yang dashyat dari pijakanya.
Nac menghempaskan pedang kirinya kearah Ciel, Ciel yang terkejut mencoba melompat kedepan dan membalik tubuhnya. Nac berputar dan berpacu kepada 1 pedang di tangan kirinya, dan menghempaskan pedang kananya kearah Ciel. Ciel mencoba menghidari tebasan Nac itu. Ciel melompat kembail dan Nac berputar kembali untuk menghempaskan pedang di tangan kirinya.
“ugh” desah Ciel menahan ledakan didepanya saat Nac berpindah tempat lagi. Nac kembali menghempaskan pedangnya dari belakan tubuh Ciel. Ciel menahan tebasanya dengan Twins Daggernya. “agh!!” teriak Ciel saat tubuhnya menatap tanah dank arena tekanan serangan Nac, membuat sekeliling tanah dibelakang Ciel retak.
Nac menancapkan pedang di tangan kirinya yang bebas ketubuh Ciel. “Argh!!” Ciel kembali teriak kesakitan.
“Nac!! Jangan siksa Ciel!!” teriak Yuuko kepada Nac.
Retakan tanah dibelakang Ciel semakin membesar saat pedang Nac menembus tubuh Ciel dan tertancap ditanah. Ciel mengangkat pedangnya keatas. Dari air mata Yuuko mengalir saat melihat Ciel tertancap dan tidak sadarkan diri.
Tubuh Yuuko lemas dan jatuh dengan pandangan kosong. Misa meletakan kepala Yuuko kedadanya dan memeluknya erat.
“see… kamu sudah tidak berdaya Ciel” ucap Nac dalam senyum jahatnya.
Jari Ciel bergerak pelan, Nac yang kesal melihat Ciel masih tersadar melemparkan tubuh Ciel ke atas. Darah yang keluar dari tubuh Ciel bersebaran di sekeliling Nac.
“2nd Skills Job!! Artemia, Angels Blade!!” Teriak Nac seraya melemparkan salah satu pedangnya dan mengenai pipi Ciel. Dengan kecepatan penuh Nac menebas Ciel dan meninggalkan 1 pedang yang di bawanya di angkasa. Nac menebas Ciel dan mengambil pedang satunya, lalu menebasnya dan mengambil pedang 1nya.. Tubuh Ciel terpental sesaat Nac menebasnya bergantian. Nac menebas Ciel dari bawah dengan kedua pedangnya dan pindah diatas Ciel.
“DIEE!!” teriak Nac seraya mengankat kedua tanganya. Mata Ciel yang tertutup, terbuka saat pedang Nac mengarah kejantungnya.
“kemana dia!” Tanya Nac bingung melihat Ciel yang didepanya menghilang. “ini tidak mungkin dia bisa bergerak secepat ini, ini tidak didarat.” Lanjutnya
“its that all?”
Mata Nac terbelalak tidak percaya Ciel berada di belakangnya, Ciel melemparkan pisaunya dan menebas Nac, lalu melempar pisau yang dia bawa dan mengambil pisau lainya lalu menebasnya kembali seperti yang dilakukan Nac.
“Yuuko!! Ciel, dia melakukan Skill-nya Nac” teriak Misa tidak percaya melihat Nac tertebas saat turun dari langit.
Ciel menebas Nac dari bawah dan menghilang kearah belakang Nac. Sesaat Ciel melihat tubuh Nac, dibelakang tubuh Nac keluar Angeli berwarna putih dan memberikan aura putih kepada Nac. Ciel melirik kearah Misa, dan melihat Misa mengeluarkan sesuatu. Ciel tersenyum dan membalik pisaunya, lalu menebaskan kearah Nac dengan dagangnya.
Nac terhempas dan terjatuh di tempat Ciel tergeletak tadi. Nac mencoba bangkit. “kekuatan bukan segalanya,” ucap Nac seraya meletakan pisaunya dileher Nac yang sedang tergeletak. Aura disekeliling Nac  menghilang, seraya Nac tidak percaya apa yang terjadi kepadanya. Ciel menjauhkan pisaunya dari leher Nac lalu memasukan kedalam kantong dibelakangnya.
“Tch” gumam Nac, sesaat Ciel membalikan tubuhnya. Nac mengankat pedangnya dan mencoba menusukan pedangnya ketubuh Ciel.
“Protecvice” Sesaat pedang Nac hampir menyentuh tubuh Ciel, keluar lelaki yang menangkis serangan Nac dengan dari cahaya.
“Misa, Yuuko… apa yang terjadi?” Tanya perempuan berambut pink seraya berlari menghampiri Yuuko dan Misa yang terduduk lemas.
“Yuri… panjang ceritanya..” ucap Misa lemas.
Ciel menoleh melihat Nac. Mata Nac berhenti dan bola matanya bergetar melihat tatapan Ciel. “kau sudah kalah” ucap lelaki itu lagi.
“Raven” ucap Nac pelan.
“lihat,” Raven seraya menunjuk kearah Misa. “kalau saja dia tidak meng-heal kamu, kamu sudah kalah. Dia tetap berada di sisimu, meskipun kamu sampai seperti ini..” jelas Raven menghilangkan perisainya.
Mata Ciel berubah dan tubuhnya terjatuh tidak sadarkan diri. Nac menancapkan pedangnya seraya meletakan tubuhnya ke tanah.
“kenapa aku selalu kalah. Kenapa kamu begitu kuat.. kenapa Ciel begitu cepat” Tanya Nac kepada dirinya sendiri.
“well, kekuatan yang aku cari sama kamu berbeda, kamu kekuatan untuk membuktikan dirimu kuat dan untuk memusnahkan apa yang tidak di jalanmu. Tapi kekuatanku adalah kekuatan untuk melindungi Yuri.” Jawab Raven berjalan meninggalkan Nac. Nac melihat portal disekeliling tubuh Ciel. “dia off” ucap Nac seraya melihat kearah Yuri. Nac memutuskan untuk meninggalkan Ragnarok sekarang.
Ciel Bedroom, 23: 09 P.M.
Ciel melepas Headsetnya dan menutup jendelanya. “Hari yang melelahkan,” batinya.
Ciel merasakan getaran dari dalam celanya, Ciel mengambil barang itu. Dan terdapat…
Yuuko Calling…
“ya?”
“Ciel, bagaimana lenganmu?”
“sudah membaik kok”
“I see.. um.”
“kenapa?”
“gak, malam Ciel.. mimpi I..indah”
“malam Yuuko, btw.. siapa itu Indah?”
“tau ah!”
“kok di tutup?” Tanya Ciel kepada ponselnya.
Yuuko House Corridors, 23: 13 P.M.
“Gimana tadi pvpnya?” Tanya seorang perempuan di belakang Yuuko.
“seram kak, aku merasakan itu seperti nyata, aku takut teman temanku…” jawab Yuuko mengengam tanganya dan mendekatkan ke dadanya.
“tapi tertolong kan sama teman-temanmu yang lain?”
“iya, kok kak Ruka tau?” Tanya Yuuko bingung.
“sudah aku bilang sebelumnya kan, kakakmu yang pertama Kak Kiza kan GM, dan aku juga GM. Ke dua temanmu tadi bisa masuk dan kamu bisa masuk itu juga area situ aku hack biar kalian bisa melihat.” Jelas perempuan berambut ungu tua itu.
“oh iya! Aku lupa..”
“sudah sana tidur,”
X-II Classroom…
“kemana Ciel dan Nac?” Tanya Yuuko melihat Misa memakan rotinya.
“tidak tau, itu ada tas nya Nac aja” Jawab Misa seraya membagi rotinya.
Saat Yuuko dan Misa berbincang-bincang, datang seorang guru dan membawa 2 orang di belakanya.
“ini teman baru kalian!” tegas gurunya itu.
“itu” ucap Misa melihat Yuuko.
“Perkenalkan aku, Ryou Karasu, dan ini Yuri.”
To Be Continued…

Jikai, Archerion – White Christmas -

Well, I got some bad news guys, besok minggu saya ada acara sekolah, dan mengakitbatkan saya jauh dari internet 5 hari, so... saya tidak bisa bikin fict selama itu :). mungkin selama itu blog saya akan di pegang someone who I love :)..

Minggu, 19 Desember 2010

Archerion Chapters 3


Archerion
PK

“Raven, hentikan…” teriak seseorang perempuan berambut merah muda.

“kenapa ini? Kenapa dia menyerangmu Ciel!?” muka Misa terkejut melihat seseorang yang sedang bertarung dengan Nac.

“entah… Nac menyingkirlah”

“Twilight Avenue” orang berambut ungu itu menancapkan pedangnya ke dalam tanah.

“aku tidak ada urusan denganmu Knight” lanjutnya.

“kenapa kamu menyerang temanku?”

“menyingkirlah!!” di tangan orang itu keluar symbol biru berbentuk arah mata angin. “Ice Nest” dari dalam symbol itu keluar beberapa bola es yang lancip. Es itu melesat dengan cepat menuju Nac.

”Rune Knight?” batin Nac terkejut melihat orang itu.“Fire Wall” sesaat di depan Nac keluar api yang menghadang menyamping. Es yang melesat menebus dinding api dan membuatnya mencair.

*SPLASH* “gomen Nac, aku lupa es akan mencair” ucap Yuuko melihat Nac basah kuyup. Nac mengusap matanya dan mencari orang berambut ungu itu. “dimana dia!” teriak Nac mencari orang itu.

“Twilight Avenue… skill itu, jangan-jangan!!” batin Ciel sesaat melihat pedang yang tertancap itu hilang. Dari belakang keluar seseorang seraya mengayungkan pedangnya. “Twilight Spark” Ciel memalingkan badanya dan mencoba menghindari tebasan itu. Dari pedang yang di gengam orang itu keluar aura biru laut.

*SRRKK* pedang itu berhasil menebas lengan Ciel sampai ke perut. “CCIEELL!!” teriak Yuuko terkejut melihat darah menetes. *PSSH* dari bekas yang di tinggalkan orang itu mengeluarkan asap.

“ARGH!!” teriak Ciel kesakitan seraya memegang tanganya. “Panas!!” tambahnya.

Pedang yang di tebas orang itu menatap tanah dan membuat sinar biru yang menembus langit.
“WTF!! Skill apa itu? Siapa dia?!”  batin Nac melihat ledakan yang dashyat dari pedang orang itu.

“its not over yet!!” Orang itu mengesekan pedangnya di tanah “Breaker Flash” dengan sekejap orang itu melayang menuju Ciel dan menebasnya sampai tertembus di belakang Ciel. Orang itu membalik badanya dan menebas Ciel lagi.

“Hentikan!! Cukup!!” teriak Yuuko melihat Ciel tertebas berulang kali oleh orang itu.

“Raven Cukup!!” teriak perempuan itu lagi.
Raven berhenti setelah menebas Ciel berulang kali sercara maju mundur. Dengan sigap Ciel mengeluarkan Twins-Daggernya dan menebas Raven. Dengan kecepatan penuh Ciel melakukan Skill yang di lakukan Raven. Dari arah depan Raven Ciel menebaskan daggernya sampai kebelakang lalu kembali menebasnya kembali. Ciel melakukan kecepatan itu sampai keatas badan Raven lalu menancapkan daggernya ketanah sehingga terjadi ledakan di sekitarnya. “Dancing Dagger”

Raven terpental dan jatuh. Karena armornya yang kuat serangan Ciel hanya mengenai beberapa bagian saja.
“hh..hh” rintih Ciel setengah sadar melihat Raven yang bangkit dari jatuhnya.

“Dancing Dagger Apocalypse” dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari tadi Ciel melesat menuju Raven yang siap menahan serangan Ciel. “Yuuko, hentikan Ciel!! Dia kehilangan kendali!!” pinta Misa.  “Freeze!!” dari bawah Ciel keluar es yang menyambut kakinya, Ciel memutarkan tubuhnya dan melesat menuju Raven. Sesaat dari depan Ciel keluar perempuan mengacungkan panahnya di depan mukanya. Sesaat pula muka perempuan itu di ajukan senapan di depan muka perempuan itu.

“if you let your arrow crash him, I`ll let my bullet crash your head” ucap Rose.

“keren…” ucap Misa melihat panah milik seseorang yang berada di depan persis mata Ciel, dan begitu juga senapan Rose yang berada di depan mata perempuan itu. Gerakan tubuh Ciel berhenti saat tangan Rose menyentuh dadanya.

“maafkan temanku, bukan maksud kami menyerang kalian.” ucap perempuan itu meminta maaf dan menurunkan panahnya.

Moleria City, Healing Ground…

“oh, jadi begitu… kamu di Pk`ed (Player Killer) sama seseorang yang wajah dan bentuk tubuhnya sama dengan Ciel?” Tanya Rose kepada perempuan itu.

“iya, game ini mentrasfer ciri – ciri tubuh seseorang, kenapa bisa ada dua? Aku kira dia itu yang membunuhku.”

“dia dulu memiliki ID yang sekarang hilang.”

“ID yang hilang? Memang siapa namanya?”

“Loki” jawab Rose singkat.

“astaga, bukanya Loki itu… pemilik Guild Herion?” ucap perempuan itu terkejut.

“Herion? Apa itu?” Tanya Yuuko seraya memalingkan penglihatanya setelah melihat Ciel tak berdaya.
Rose menunjukan selembaran di dekat pintu gedung putih itu. “peringkat pertama Guild di Ragnarok.” Jawab Rose.

“peringkat 1? Astaga…” Yuuko terkejut melihat anggota dari guild itu.

“1? Siapa?” Tanya Misa terkejut.

“aku, di guild itu hanya aku dan Ciel.” Jawab Rose melihat keadaan Raven dan Ciel.

“hanya.. Rose? Ciel? Bagaimana dengan Guild vs Guild (GVG)? Mana mungkin kalian ber-2 mengalahkan mereka beranggota 20 lebih?” Misa menyangkal jawaban Rose.

“besok aku tunjukan sesuatu.” Jawab Rose dengan nada datar.

“maaf, aku lupa memperkenalkan diri.. aku Yuri..  dia Raven. Sekali lagi maaf kan kami.” Ucap perempuan berpakaian minim itu.

“…” Yuuko terdiam melihat keadaan Ciel. “serangan itu..” Yuuko mengingat kejadian saat terakhir Ciel lakukan kepada Raven. “Sigh” kesal Nac seraya memijat pergelangan tanganya. “kekuatan orang itu.. he`s insane!” teriak Nac di luar halaman Holy Ground.
Ciel membuka matanya dan mencoba bangun dari tidurnya.  “welcome back Ciel” Yuuko memberikan sapaan pertama kepada Ciel.

“Minaa!! Nac pergi!, dia gak ada..” teriak Misa panik.

“bukanya tadi berada diluar?” Tanya Yuuko terkejut.

“iya, sekarang dia gak ada.. apa dia offline?” Tanya Rose seraya membuka Friend List nya.

“aku rasa tidak..” Misa melihat status Nac.

“dimana dia sekarang?” “ntah, aku tidak tau.” Jawab Misa singkat.

“maaf, orang berrambut putih yang terbaring di sini juga menghilang.” Ujar Yuri menunjuk tempat berbaringnya Ciel.

“Kyaa!! Ciel juga hilang!!” teriak Yuuko spontan.

Moleria City…

“Nac, aku tahu kemana tujuanmu” batin Ciel saat berlari bergegas menyusul Nac. “I`ll show them, how powerful am I.

*DING*
 Sankarea: Ciel, kamu kemana?

Rose: hey bodoh, kemana kamu?

Sannie: Ciel, Nac tidak bisa aku whisp, aku khawatir… kamu kemana? Kamu menyusul dia kan? Jangan offline in statusmu.

Ciel > Sankarea: kemana aja boleh :p

Ciel > Rose: ==’

Ciel > Sannie: well, kelihatan kamu khawatir banget. Suka ya? Haha.
“sumimasen minna.” Ciel mematikan status online dan tempat dia berada.

“Ciel!! Kamu bodoh!!” ujar Yuuko melihat status offlinenya Ciel. “aku off dulu, siapa tau Nac dan Ciel memang offline.” Ucap Misa menahan tangisnya. Yuuko mengikuti Misa setelah Misa log out.
“hm, Yuri..” desah seseorang sesaat membuka matanya.

*PLAK* tamparan kencang mendarat di pipi Raven. “Yuri…” Raven menahan perih di pipinya.
“kamu bodoh!! Aku khawatir sama kamu!! Sudah aku bilang! Hentikan!! Di..” “kenapa hentikan? Di kan yang…” *PLAK* tamparan di lesatkan Yuri lagi sebelum Raven menyelesaikan kata-katanya.

“bukan, ceritanya panjang… sebaiknya sekarang kamu log out, aku tunggu di pantai.” Kata terakhir Yuri sebelum portal membawanya offline.
Tanpa pikir panjang Raven menyusul Yuri yang telah mendahuluinya.

“percuma Nac, meskipun kau sudah offlinekan statusmu. Aku masih tetap bisa melacakmu…” batin Ciel saat mengingat dirinya di tahan Nac setelah menghindari serangan Raven yang pertama.
“tidak ada yang bisa lolos dari seranga kami..” tambahnya.

”Track!!” dari peta Ciel keluar cahaya merah yang berpindah tempat. Ciel mengikuti cahaya merah itu.
“Yuuko, Nac gak katanya masih online…” ujar Misa lesu.
“tahu dari mana?”
“aku di beri tahu ayahnya.”

“kak Yuuko~” terdengar suara pangilan dari arah utara. Yuuko dan Misa mencari tahu sumber suara itu. Dan di dapat perempuan yang mengenakan jaket ungu sedang melambai-lambai.

“ai?” ucap kedua anak SMA itu serentak.
“tumben kak Yuuko dan kak Misa berada disini?” ujar perempuan berambut hitam itu.

“biasa, anak perempuan.. sering ngumpulkan?” jawab Misa mencoba menutupi sesuatu.
“hmm, ai, kak Ciel mana?” Tanya Yuuko seraya menunduk.

“gak tau, tadi sih di kamarnya sehabis pulang sekolah..” jawab Ai dengan nada senang.
Yuuko melihat ke Misa. Misa mengerti apa yang di maksud oleh Yuuko. “kamu habis dari mana? Kok kelihatannya habis shopping banyak ya?” Tanya perempuan berbaju putih dan bercelana panjang itu.

Colosseum, Battle Arena…

Ciel berlari memasuki pintu besar, *BLAM* terdengar ledakan besar dari dalam bangunan tua itu. Sesampai di tempat itu Ciel melihat banyak player berjatuhan. Di balik asap yang tebal Ciel melihat seseorang membawa pedang yang menghadap menyamping. Sesaat asap yang menutupi muka orang itu menghilang. Ciel melihat seseorang yang dikenal.

“Nac?... semua yang membantai ini…” Mata Ciel terbelalak tidak percaya apa yang di lihatnya. Banyak player-player yang jatuh tidak berdaya. Nac memandangi Ciel, seraya di sekeliling Nac keluar symbol portal.

“shall I… keep this secret for the others..?” ucapnya pelan. “Nac,what the heck with you” kata terakhir Ciel sebelum meninggalkan Ragnarok.

Tomorrow…
Akami Senior High School..

“Nac, kemarin kamu kemana aja? Aku khawatir tau!!” terdengar omelan suara perempuan dari dalam kelas Ciel.

“maaf, kemarin aku leveling sebentar…” Nac mengelak.
“bohong!!” lanjut Misa kesal.
“pagi Ciel.” Sapa Caissa seraya membuka korden jendela kelasnya.

“pagi..” ucap Ciel datar seraya melihat Nac.
Ciel berjalan dan melewati Nac yang sedang duduk. “temui aku di atap, sore ini.” “aku sibuk” jawab Nac datar.”scared?” ucap Ciel matanya melirik Nac. “cih” Nac memalingkan wajahnya.

Akami Roof…

“sup?”
“apa yang kamu lakukan kemarin?” Tanya Ciel seraya bersandar di pembatas atap.
“aku tidak melakukan apa-apa” jawab Nac seraya melihat butiran butiran air yang berjatuhan.

“lies… you kill them, you are an Criminal”
“tch, aku hanya melakukan apa yang aku ingin lakukan, tidak perlu peduli siapa mereka. Aku menginginkan kekuatan!! Kekuatan yang sempurna!!” teriak Nac kearah Ciel.

“kekuatan bukanlah segalanya Nac.” Ucap Ciel diantara hujan yang deras.
Nac berlari dan berhenti tepat di depan Ciel. “tau apa kamu!! Persetan denganmu!! Kamu selalu di perhatikan mereka!!” Nac mengengam kerah seragam Ciel. “Nac, tenang…” *BAK* Nac memukul Ciel. Ciel terjatuh dan terseret karena lantai yang licin. Ciel mencoba bangun dari jatuhnya.

“kau ingat!! Raven!! Dia begitu kuat! Aku tidak sanggup mengalahkanya! Tapi saat terakhir kamu bisa meniru skillnya dengan mudah dan membuat dia tergeletak!! Aku ingin kekuatan!! Dan dengan membunuh player-player di arena PVP!! Aku akan semakin kuat.” Lanjut Nac berlari dan menendang muka Ciel. *TRANG* tubuh Ciel menatap pembatas yang terbuat dari besi itu.

“NAC!! Jadi kemarin itu… kamu, kamu Player Killer Nac!! Kamu jahat!!” teriak Misa dari balik tembok bersama Yuuko.
“tch, kalau kamu berani, temui aku di arena pvp. Malam ini” ucap Nac seraya berjalan meninggalkan Ciel.

*sob* “kenapa… Yuuko… kenapa Nac…” *sob* sesal Misa dipelukan Yuuko. “Misa, tenangkan dirimu… nanti malam Nac akan bertarung dengan Ciel… kita lihat saja apa yang dia lakukan.” Ujar Yuuko seraya mengelus rambut Misa.

“Yu..u..ko..” rintih seseorang di pembatas. Yuuko menoleh dan mencari sumber suara itu. “Ciel?” Yuuko dan Misa berlari menuju tempat Ciel. Sesaat Yuuko melihat air berwarna merah yang mengalir terbawa hujan. Yuuko mengikuti air itu dan didapat tubuh Ciel yang tertancap paku yang merobek lenganya.
Yuuko mendekat dan memegang pundak Ciel. “Ciel? Ya ampun, kenapa bisa sampai begini?” ucap Yuuko khawatir. “maafkan Nac ya Ciel?” permintaan maaf Misa saat melihat darah yang mengalir dari tubuh Ciel. “ugh..agh” rintih Ciel saat mencoba menarik tubuhnya dari paku itu. “aku tidak bisa bergerak..” “aku butuh seseorang dari kalian untuk menariku.” Lanjut Ciel matanya mulai sayu. “Misa, tolong cari bantuan..”

“ok!! Bertahan Ciel!” Misa berlari meninggalkan Ciel dan Yuuko. “Ciel, kamu tidak keberatan jika kamu memejamkan matamu?” pinta Yuuko mukanya memerah. “kenapa?” “sudah lakukan saja” Sela Yuuko dengan nada yang malu. Ciel memejamkan matanya atas pinta Yuuko. Yuuko membuka kancing seragamnya dan melepas bajunya. Yuuko mengikatkan pakaianya ketangannya dan mencoba menarik tubuh Ciel dari paku itu. “uagh!!” teriak Ciel kesakitan saat terlepas dari paku itu, saat itu pula mata Ciel terbuka dan terkejut melihat seseorang yang dia kenal hanya mengenakan rok dan pakaian dalam.

“Yuu..ko…” ucap Ciel bingung.
“Kyaaa!! Sudah aku bilang untuk tutup mata!!” teriak Yuuko histeris. *PLAK* tanpa sadar Yuuko memukul Ciel.

“Yuuko, Ciell” pangil seseorang dari pintu keluar atap.
“lho? Mereka kemana?” Tanya Misa bingung.

“Yuuko sakit,” rintih Ciel seraya berjalan menuruni tangga lantai 2.
“ya ditahan” ucap Yuuko seraya menutupi badanya yang tidak berseragam atas.
“bukan luka di lenganku, tapi tamparanmu.” Jawab Ciel dengan mata yang datar.
“kamu sih, PERVERT!!” jelas Yuuko mengenakan pakaianya yang berlumuran darah.

“well, kamu nanti beneran akan melawan Nac?” kata Yuuko diantara derasnya hujan.
“iya.” Ciel menahan rasa perih di lengannya.
“itu tanganmu… harus di jahit kan?”
“oh, tidak usah… ini biasa kok.. well, kita berpisah di sini, see ya” ucap Ciel seraya berjalan memisah dengan Yuuko.

Moleria City…

Sankarea: Ciel, bagaimana keadaan tanganmu?

Ciel: gpp kok ^o^

Sankarea: bohong, besok aku lihat ya.

Ciel berlari menuju NPC yang berada di tengah kota Moleria.

Gladiator (NPC) : Hallo pejuang!! Apakah kamu cukup kuat? Datanglah ketempat kami!! Tempat pertempuran tiada akhir!.

Ciel: Tele me.

Gladiator itu menancapkan pedangnya ke tanah, dari dalam tanah keluar garis-garis yang terbuat dari api di bawah Ciel. Sesaat garis itu membuat symbol dan membuat tubuh Ciel menghilang.

Colosseum, Battle Arena…

Terlihat bangunan kuno nan megah di hadapan Ciel, di sana terdapat pintu besar yang di jaga oleh pangeran ber armor besar.

Ciel membuka pintu itu, dan berlari menuju ruangan tengah arena itu. Dari kejauhan Ciel melihat 2 orang yang sedang bersandar di puing-puing bangunan itu.

“Yuuko? Misa?” ucap Ciel pelan.

“Ciel!!” pangil Misa seraya melambaikan tanganya.
“Ciel, tolong, sadarkan Nac, dan maafkan dia..” rintih Misa kepada Ciel.

Ciel tersenyum arti tanda bersedia. Ciel berjalan meninggalkan kedua perempuan yang sebaya itu menuju arena. Disana ada seorang penjaga yang menghadang Ciel.

“apa tujuanmu?” Tanya penjaga itu.

“aku di tunggu seseorang, namanya Magsilent” ucap Ciel.

“oh silahkan” penjaga itu mengeluarkan sinar kuning dari tanganya dan membuka gerbang besar itu. Ciel memasuki arena itu dan melihat tempat itu begitu luas dan sepi.

“Misa, ikut aku” Yuuko menarik lengan Misa kebalik bangunan itu, Yuuko dan Misa memanjat puing-puing di sekitar bangunan itu dan berhasil masuk ke tempat arena Ciel dan Nac.

“welcome” ucap seseorang dari kejauhan.

“nac” ujar Ciel pelan melihat seseorang duduk di sisi arena.

“NAC!! Sadar!!” teriak Misa di kursi penonton.

“bagaimana bisa mereka kemari?  Bukanya penjaga itu..” Ciel mengingat cahaya kuning itu arti Ciel memasuki arena yang berbeda. “bukanya arena ini harusnya di portal, apa jangan-jangan…” batin Ciel melihat Yuuko.

“kemana kamu melihat” ucap Nac yang tiba-tiba mengayungkan pedanya tepat di belakang Ciel.

“Tempest Assault!!” Ciel berguling dan menghindar serangan Nac. Pedang Nac menghantam lantai di arena itu mengakibatkan pasir-pasir itu mengumpal.
Ciel bangkit dan melihat Nac,
 “jangan-jangan… Nac” batin Ciel tidak percaya.

To Be Continued…