Blogger Backgrounds

Minggu, 19 Desember 2010

Archerion Chapters 3


Archerion
PK

“Raven, hentikan…” teriak seseorang perempuan berambut merah muda.

“kenapa ini? Kenapa dia menyerangmu Ciel!?” muka Misa terkejut melihat seseorang yang sedang bertarung dengan Nac.

“entah… Nac menyingkirlah”

“Twilight Avenue” orang berambut ungu itu menancapkan pedangnya ke dalam tanah.

“aku tidak ada urusan denganmu Knight” lanjutnya.

“kenapa kamu menyerang temanku?”

“menyingkirlah!!” di tangan orang itu keluar symbol biru berbentuk arah mata angin. “Ice Nest” dari dalam symbol itu keluar beberapa bola es yang lancip. Es itu melesat dengan cepat menuju Nac.

”Rune Knight?” batin Nac terkejut melihat orang itu.“Fire Wall” sesaat di depan Nac keluar api yang menghadang menyamping. Es yang melesat menebus dinding api dan membuatnya mencair.

*SPLASH* “gomen Nac, aku lupa es akan mencair” ucap Yuuko melihat Nac basah kuyup. Nac mengusap matanya dan mencari orang berambut ungu itu. “dimana dia!” teriak Nac mencari orang itu.

“Twilight Avenue… skill itu, jangan-jangan!!” batin Ciel sesaat melihat pedang yang tertancap itu hilang. Dari belakang keluar seseorang seraya mengayungkan pedangnya. “Twilight Spark” Ciel memalingkan badanya dan mencoba menghindari tebasan itu. Dari pedang yang di gengam orang itu keluar aura biru laut.

*SRRKK* pedang itu berhasil menebas lengan Ciel sampai ke perut. “CCIEELL!!” teriak Yuuko terkejut melihat darah menetes. *PSSH* dari bekas yang di tinggalkan orang itu mengeluarkan asap.

“ARGH!!” teriak Ciel kesakitan seraya memegang tanganya. “Panas!!” tambahnya.

Pedang yang di tebas orang itu menatap tanah dan membuat sinar biru yang menembus langit.
“WTF!! Skill apa itu? Siapa dia?!”  batin Nac melihat ledakan yang dashyat dari pedang orang itu.

“its not over yet!!” Orang itu mengesekan pedangnya di tanah “Breaker Flash” dengan sekejap orang itu melayang menuju Ciel dan menebasnya sampai tertembus di belakang Ciel. Orang itu membalik badanya dan menebas Ciel lagi.

“Hentikan!! Cukup!!” teriak Yuuko melihat Ciel tertebas berulang kali oleh orang itu.

“Raven Cukup!!” teriak perempuan itu lagi.
Raven berhenti setelah menebas Ciel berulang kali sercara maju mundur. Dengan sigap Ciel mengeluarkan Twins-Daggernya dan menebas Raven. Dengan kecepatan penuh Ciel melakukan Skill yang di lakukan Raven. Dari arah depan Raven Ciel menebaskan daggernya sampai kebelakang lalu kembali menebasnya kembali. Ciel melakukan kecepatan itu sampai keatas badan Raven lalu menancapkan daggernya ketanah sehingga terjadi ledakan di sekitarnya. “Dancing Dagger”

Raven terpental dan jatuh. Karena armornya yang kuat serangan Ciel hanya mengenai beberapa bagian saja.
“hh..hh” rintih Ciel setengah sadar melihat Raven yang bangkit dari jatuhnya.

“Dancing Dagger Apocalypse” dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari tadi Ciel melesat menuju Raven yang siap menahan serangan Ciel. “Yuuko, hentikan Ciel!! Dia kehilangan kendali!!” pinta Misa.  “Freeze!!” dari bawah Ciel keluar es yang menyambut kakinya, Ciel memutarkan tubuhnya dan melesat menuju Raven. Sesaat dari depan Ciel keluar perempuan mengacungkan panahnya di depan mukanya. Sesaat pula muka perempuan itu di ajukan senapan di depan muka perempuan itu.

“if you let your arrow crash him, I`ll let my bullet crash your head” ucap Rose.

“keren…” ucap Misa melihat panah milik seseorang yang berada di depan persis mata Ciel, dan begitu juga senapan Rose yang berada di depan mata perempuan itu. Gerakan tubuh Ciel berhenti saat tangan Rose menyentuh dadanya.

“maafkan temanku, bukan maksud kami menyerang kalian.” ucap perempuan itu meminta maaf dan menurunkan panahnya.

Moleria City, Healing Ground…

“oh, jadi begitu… kamu di Pk`ed (Player Killer) sama seseorang yang wajah dan bentuk tubuhnya sama dengan Ciel?” Tanya Rose kepada perempuan itu.

“iya, game ini mentrasfer ciri – ciri tubuh seseorang, kenapa bisa ada dua? Aku kira dia itu yang membunuhku.”

“dia dulu memiliki ID yang sekarang hilang.”

“ID yang hilang? Memang siapa namanya?”

“Loki” jawab Rose singkat.

“astaga, bukanya Loki itu… pemilik Guild Herion?” ucap perempuan itu terkejut.

“Herion? Apa itu?” Tanya Yuuko seraya memalingkan penglihatanya setelah melihat Ciel tak berdaya.
Rose menunjukan selembaran di dekat pintu gedung putih itu. “peringkat pertama Guild di Ragnarok.” Jawab Rose.

“peringkat 1? Astaga…” Yuuko terkejut melihat anggota dari guild itu.

“1? Siapa?” Tanya Misa terkejut.

“aku, di guild itu hanya aku dan Ciel.” Jawab Rose melihat keadaan Raven dan Ciel.

“hanya.. Rose? Ciel? Bagaimana dengan Guild vs Guild (GVG)? Mana mungkin kalian ber-2 mengalahkan mereka beranggota 20 lebih?” Misa menyangkal jawaban Rose.

“besok aku tunjukan sesuatu.” Jawab Rose dengan nada datar.

“maaf, aku lupa memperkenalkan diri.. aku Yuri..  dia Raven. Sekali lagi maaf kan kami.” Ucap perempuan berpakaian minim itu.

“…” Yuuko terdiam melihat keadaan Ciel. “serangan itu..” Yuuko mengingat kejadian saat terakhir Ciel lakukan kepada Raven. “Sigh” kesal Nac seraya memijat pergelangan tanganya. “kekuatan orang itu.. he`s insane!” teriak Nac di luar halaman Holy Ground.
Ciel membuka matanya dan mencoba bangun dari tidurnya.  “welcome back Ciel” Yuuko memberikan sapaan pertama kepada Ciel.

“Minaa!! Nac pergi!, dia gak ada..” teriak Misa panik.

“bukanya tadi berada diluar?” Tanya Yuuko terkejut.

“iya, sekarang dia gak ada.. apa dia offline?” Tanya Rose seraya membuka Friend List nya.

“aku rasa tidak..” Misa melihat status Nac.

“dimana dia sekarang?” “ntah, aku tidak tau.” Jawab Misa singkat.

“maaf, orang berrambut putih yang terbaring di sini juga menghilang.” Ujar Yuri menunjuk tempat berbaringnya Ciel.

“Kyaa!! Ciel juga hilang!!” teriak Yuuko spontan.

Moleria City…

“Nac, aku tahu kemana tujuanmu” batin Ciel saat berlari bergegas menyusul Nac. “I`ll show them, how powerful am I.

*DING*
 Sankarea: Ciel, kamu kemana?

Rose: hey bodoh, kemana kamu?

Sannie: Ciel, Nac tidak bisa aku whisp, aku khawatir… kamu kemana? Kamu menyusul dia kan? Jangan offline in statusmu.

Ciel > Sankarea: kemana aja boleh :p

Ciel > Rose: ==’

Ciel > Sannie: well, kelihatan kamu khawatir banget. Suka ya? Haha.
“sumimasen minna.” Ciel mematikan status online dan tempat dia berada.

“Ciel!! Kamu bodoh!!” ujar Yuuko melihat status offlinenya Ciel. “aku off dulu, siapa tau Nac dan Ciel memang offline.” Ucap Misa menahan tangisnya. Yuuko mengikuti Misa setelah Misa log out.
“hm, Yuri..” desah seseorang sesaat membuka matanya.

*PLAK* tamparan kencang mendarat di pipi Raven. “Yuri…” Raven menahan perih di pipinya.
“kamu bodoh!! Aku khawatir sama kamu!! Sudah aku bilang! Hentikan!! Di..” “kenapa hentikan? Di kan yang…” *PLAK* tamparan di lesatkan Yuri lagi sebelum Raven menyelesaikan kata-katanya.

“bukan, ceritanya panjang… sebaiknya sekarang kamu log out, aku tunggu di pantai.” Kata terakhir Yuri sebelum portal membawanya offline.
Tanpa pikir panjang Raven menyusul Yuri yang telah mendahuluinya.

“percuma Nac, meskipun kau sudah offlinekan statusmu. Aku masih tetap bisa melacakmu…” batin Ciel saat mengingat dirinya di tahan Nac setelah menghindari serangan Raven yang pertama.
“tidak ada yang bisa lolos dari seranga kami..” tambahnya.

”Track!!” dari peta Ciel keluar cahaya merah yang berpindah tempat. Ciel mengikuti cahaya merah itu.
“Yuuko, Nac gak katanya masih online…” ujar Misa lesu.
“tahu dari mana?”
“aku di beri tahu ayahnya.”

“kak Yuuko~” terdengar suara pangilan dari arah utara. Yuuko dan Misa mencari tahu sumber suara itu. Dan di dapat perempuan yang mengenakan jaket ungu sedang melambai-lambai.

“ai?” ucap kedua anak SMA itu serentak.
“tumben kak Yuuko dan kak Misa berada disini?” ujar perempuan berambut hitam itu.

“biasa, anak perempuan.. sering ngumpulkan?” jawab Misa mencoba menutupi sesuatu.
“hmm, ai, kak Ciel mana?” Tanya Yuuko seraya menunduk.

“gak tau, tadi sih di kamarnya sehabis pulang sekolah..” jawab Ai dengan nada senang.
Yuuko melihat ke Misa. Misa mengerti apa yang di maksud oleh Yuuko. “kamu habis dari mana? Kok kelihatannya habis shopping banyak ya?” Tanya perempuan berbaju putih dan bercelana panjang itu.

Colosseum, Battle Arena…

Ciel berlari memasuki pintu besar, *BLAM* terdengar ledakan besar dari dalam bangunan tua itu. Sesampai di tempat itu Ciel melihat banyak player berjatuhan. Di balik asap yang tebal Ciel melihat seseorang membawa pedang yang menghadap menyamping. Sesaat asap yang menutupi muka orang itu menghilang. Ciel melihat seseorang yang dikenal.

“Nac?... semua yang membantai ini…” Mata Ciel terbelalak tidak percaya apa yang di lihatnya. Banyak player-player yang jatuh tidak berdaya. Nac memandangi Ciel, seraya di sekeliling Nac keluar symbol portal.

“shall I… keep this secret for the others..?” ucapnya pelan. “Nac,what the heck with you” kata terakhir Ciel sebelum meninggalkan Ragnarok.

Tomorrow…
Akami Senior High School..

“Nac, kemarin kamu kemana aja? Aku khawatir tau!!” terdengar omelan suara perempuan dari dalam kelas Ciel.

“maaf, kemarin aku leveling sebentar…” Nac mengelak.
“bohong!!” lanjut Misa kesal.
“pagi Ciel.” Sapa Caissa seraya membuka korden jendela kelasnya.

“pagi..” ucap Ciel datar seraya melihat Nac.
Ciel berjalan dan melewati Nac yang sedang duduk. “temui aku di atap, sore ini.” “aku sibuk” jawab Nac datar.”scared?” ucap Ciel matanya melirik Nac. “cih” Nac memalingkan wajahnya.

Akami Roof…

“sup?”
“apa yang kamu lakukan kemarin?” Tanya Ciel seraya bersandar di pembatas atap.
“aku tidak melakukan apa-apa” jawab Nac seraya melihat butiran butiran air yang berjatuhan.

“lies… you kill them, you are an Criminal”
“tch, aku hanya melakukan apa yang aku ingin lakukan, tidak perlu peduli siapa mereka. Aku menginginkan kekuatan!! Kekuatan yang sempurna!!” teriak Nac kearah Ciel.

“kekuatan bukanlah segalanya Nac.” Ucap Ciel diantara hujan yang deras.
Nac berlari dan berhenti tepat di depan Ciel. “tau apa kamu!! Persetan denganmu!! Kamu selalu di perhatikan mereka!!” Nac mengengam kerah seragam Ciel. “Nac, tenang…” *BAK* Nac memukul Ciel. Ciel terjatuh dan terseret karena lantai yang licin. Ciel mencoba bangun dari jatuhnya.

“kau ingat!! Raven!! Dia begitu kuat! Aku tidak sanggup mengalahkanya! Tapi saat terakhir kamu bisa meniru skillnya dengan mudah dan membuat dia tergeletak!! Aku ingin kekuatan!! Dan dengan membunuh player-player di arena PVP!! Aku akan semakin kuat.” Lanjut Nac berlari dan menendang muka Ciel. *TRANG* tubuh Ciel menatap pembatas yang terbuat dari besi itu.

“NAC!! Jadi kemarin itu… kamu, kamu Player Killer Nac!! Kamu jahat!!” teriak Misa dari balik tembok bersama Yuuko.
“tch, kalau kamu berani, temui aku di arena pvp. Malam ini” ucap Nac seraya berjalan meninggalkan Ciel.

*sob* “kenapa… Yuuko… kenapa Nac…” *sob* sesal Misa dipelukan Yuuko. “Misa, tenangkan dirimu… nanti malam Nac akan bertarung dengan Ciel… kita lihat saja apa yang dia lakukan.” Ujar Yuuko seraya mengelus rambut Misa.

“Yu..u..ko..” rintih seseorang di pembatas. Yuuko menoleh dan mencari sumber suara itu. “Ciel?” Yuuko dan Misa berlari menuju tempat Ciel. Sesaat Yuuko melihat air berwarna merah yang mengalir terbawa hujan. Yuuko mengikuti air itu dan didapat tubuh Ciel yang tertancap paku yang merobek lenganya.
Yuuko mendekat dan memegang pundak Ciel. “Ciel? Ya ampun, kenapa bisa sampai begini?” ucap Yuuko khawatir. “maafkan Nac ya Ciel?” permintaan maaf Misa saat melihat darah yang mengalir dari tubuh Ciel. “ugh..agh” rintih Ciel saat mencoba menarik tubuhnya dari paku itu. “aku tidak bisa bergerak..” “aku butuh seseorang dari kalian untuk menariku.” Lanjut Ciel matanya mulai sayu. “Misa, tolong cari bantuan..”

“ok!! Bertahan Ciel!” Misa berlari meninggalkan Ciel dan Yuuko. “Ciel, kamu tidak keberatan jika kamu memejamkan matamu?” pinta Yuuko mukanya memerah. “kenapa?” “sudah lakukan saja” Sela Yuuko dengan nada yang malu. Ciel memejamkan matanya atas pinta Yuuko. Yuuko membuka kancing seragamnya dan melepas bajunya. Yuuko mengikatkan pakaianya ketangannya dan mencoba menarik tubuh Ciel dari paku itu. “uagh!!” teriak Ciel kesakitan saat terlepas dari paku itu, saat itu pula mata Ciel terbuka dan terkejut melihat seseorang yang dia kenal hanya mengenakan rok dan pakaian dalam.

“Yuu..ko…” ucap Ciel bingung.
“Kyaaa!! Sudah aku bilang untuk tutup mata!!” teriak Yuuko histeris. *PLAK* tanpa sadar Yuuko memukul Ciel.

“Yuuko, Ciell” pangil seseorang dari pintu keluar atap.
“lho? Mereka kemana?” Tanya Misa bingung.

“Yuuko sakit,” rintih Ciel seraya berjalan menuruni tangga lantai 2.
“ya ditahan” ucap Yuuko seraya menutupi badanya yang tidak berseragam atas.
“bukan luka di lenganku, tapi tamparanmu.” Jawab Ciel dengan mata yang datar.
“kamu sih, PERVERT!!” jelas Yuuko mengenakan pakaianya yang berlumuran darah.

“well, kamu nanti beneran akan melawan Nac?” kata Yuuko diantara derasnya hujan.
“iya.” Ciel menahan rasa perih di lengannya.
“itu tanganmu… harus di jahit kan?”
“oh, tidak usah… ini biasa kok.. well, kita berpisah di sini, see ya” ucap Ciel seraya berjalan memisah dengan Yuuko.

Moleria City…

Sankarea: Ciel, bagaimana keadaan tanganmu?

Ciel: gpp kok ^o^

Sankarea: bohong, besok aku lihat ya.

Ciel berlari menuju NPC yang berada di tengah kota Moleria.

Gladiator (NPC) : Hallo pejuang!! Apakah kamu cukup kuat? Datanglah ketempat kami!! Tempat pertempuran tiada akhir!.

Ciel: Tele me.

Gladiator itu menancapkan pedangnya ke tanah, dari dalam tanah keluar garis-garis yang terbuat dari api di bawah Ciel. Sesaat garis itu membuat symbol dan membuat tubuh Ciel menghilang.

Colosseum, Battle Arena…

Terlihat bangunan kuno nan megah di hadapan Ciel, di sana terdapat pintu besar yang di jaga oleh pangeran ber armor besar.

Ciel membuka pintu itu, dan berlari menuju ruangan tengah arena itu. Dari kejauhan Ciel melihat 2 orang yang sedang bersandar di puing-puing bangunan itu.

“Yuuko? Misa?” ucap Ciel pelan.

“Ciel!!” pangil Misa seraya melambaikan tanganya.
“Ciel, tolong, sadarkan Nac, dan maafkan dia..” rintih Misa kepada Ciel.

Ciel tersenyum arti tanda bersedia. Ciel berjalan meninggalkan kedua perempuan yang sebaya itu menuju arena. Disana ada seorang penjaga yang menghadang Ciel.

“apa tujuanmu?” Tanya penjaga itu.

“aku di tunggu seseorang, namanya Magsilent” ucap Ciel.

“oh silahkan” penjaga itu mengeluarkan sinar kuning dari tanganya dan membuka gerbang besar itu. Ciel memasuki arena itu dan melihat tempat itu begitu luas dan sepi.

“Misa, ikut aku” Yuuko menarik lengan Misa kebalik bangunan itu, Yuuko dan Misa memanjat puing-puing di sekitar bangunan itu dan berhasil masuk ke tempat arena Ciel dan Nac.

“welcome” ucap seseorang dari kejauhan.

“nac” ujar Ciel pelan melihat seseorang duduk di sisi arena.

“NAC!! Sadar!!” teriak Misa di kursi penonton.

“bagaimana bisa mereka kemari?  Bukanya penjaga itu..” Ciel mengingat cahaya kuning itu arti Ciel memasuki arena yang berbeda. “bukanya arena ini harusnya di portal, apa jangan-jangan…” batin Ciel melihat Yuuko.

“kemana kamu melihat” ucap Nac yang tiba-tiba mengayungkan pedanya tepat di belakang Ciel.

“Tempest Assault!!” Ciel berguling dan menghindar serangan Nac. Pedang Nac menghantam lantai di arena itu mengakibatkan pasir-pasir itu mengumpal.
Ciel bangkit dan melihat Nac,
 “jangan-jangan… Nac” batin Ciel tidak percaya.

To Be Continued…

0 komentar:

Posting Komentar